Tafshil Sunnah/Mubah/Wajib Mencari Nafkah
ذهب الفقهاء إلى أن الاكتساب فرض على المحتاج إليه إذا كان قادرا عليه، لأنه به يقوم المكلف بما وجب عليه من التكاليف المالية، من الإنفاق على النفس والزوجة والأولاد الصغار، والأبوين المعسرين، والجهاد في سبيل الله وغير ذلك.
Para pakar fikih sepakat bahwa mencari nafkah adalah kewajiban bagi seseorang yang membutuhkannya jika ia mampu melakukannya. Hal ini disebabkan karena dengan nafkah tersebut seseorang dapat memenuhi kewajiban finansialnya, seperti memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, istri, anak-anak kecil, kedua orang tua yang kesulitan, berjihad fi sabilillah, dan lainnya.
ويفصل ابن مفلح الحنبلي حكم الاكتساب بحسب أحوال المكتسب، وخلاصة كلامه: يسن التكسب مع توفر الكفاية للمكتسب، قال المروزي: سمعت رجلا يقول لأبي عبد الله أحمد بن حنبل: إني في كفاية، قال الإمام أحمد: الزم السوق تصل به رحمك، وتعد به على نفسك.
Ibnu Muflih al-Hanbali memerinci hukum mencari nafkah berdasarkan kondisi orang yang mencari nafkah tersebut, kesimpulan pendapat beliau:
1. Disunnahkan mencari nafkah meski ia telah memiliki kecukupan.
- Sebagaimana disebutkan oleh Al-Marwazi, ia berkata: "Aku mendengar seseorang berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal: Saya telah memiliki kecukupan.
Imam Ahmad menjawab: "Tetaplah bekerja di pasar, karena dengan itu kamu dapat menyambung tali silaturahmi dan mencukupi dirimu sendiri."
ويباح التكسب لزيادة المال والجاه والترفه والتنعم والتوسعة على العيال، مع سلامة الدين والعرض والمروءة وبراءة الذمة.
2. Dibolehkan (mubah) mencari nafkah untuk menambah harta, meningkatkan status sosial, menikmati kemewahan, atau memberikan kelapangan kepada keluarga, asalkan:
- Tetap menjaga Agama dan kehormatan.
- Menjaga muruah.
- Barâ-atudz dzimmah (Tidak ada beban tanggungan atau hak orang lain yang terganggu).
ويجب التكسب على من لا قوت له ولمن تلزمه نفقته، وعلى من عليه دين أو نذر طاعة أو كفارة . وقد فصل الفقهاء ذلك في أبواب النفقة.
3. Wajib mencari nafkah bagi:
- Orang yang tidak memiliki kebutuhan pokok
- Orang yang berkewajiban menafkahi pihak lain
- Orang yang memiliki utang, nadzar ketaatan, atau kewajiban membayar kafarat.
Para pakar fikih telah menjelaskan perincian ini dalam bab nafkah.
ويرى الماوردي - الشافعي - في كتابه أدب الدنيا
والدين: أن طلب المرء من الكسب قدر كفايته، والتماسه منه وفق حاجته هو أحمد أحوال الطالبين، وأعدل مراتب القاصدين.
Sementara itu, Al-Mawardi al-Syafi'i dalam kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din menyatakan:
Mencari nafkah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, sesuai dengan tingkat keperluan, merupakan kondisi terbaik bagi pencari nafkah dan bentuk paling adil dalam usaha yang dilakukan seseorang.
الموسوعة الفقهية الكويتية