๐ฆ๐ง๐๐ง๐จ๐ฆ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ฃ๐๐ฅ๐ ๐ฆ๐๐๐๐๐๐๐ง ๐ก๐๐๐
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Para sahabat Nabi ridwanallahu alaihim jami’an adalah kumpulan orang-orang yang telah Allah pilih untuk mendampingi perjuangan nabiNya. Mereka telah berjuang dan berkorban dengan harta dan jiwa mereka bersama Rasulullah ๏ทบ untuk menegakkan ajaran Islam dan mendakwahkannya keberbagai pelosok penjuru negeri, sehingga kita dapat merasakan nikmatnya iman dan Islam.
Sayidina Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata :
ุฅَِّู ุงَููู َูุธَุฑَ ِูู ُُْูููุจِ ุงْูุนِุจَุงุฏِ ََููุฌَุฏَ َْููุจَ ู ُุญَู َّุฏٍ ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุฎَْูุฑَ ُُْูููุจِ ุงْูุนِุจَุงุฏِ، َูุงุตْุทََูุงُู َِْูููุณِِู َูุงุจْุชَุนَุซَُู ุจِุฑِุณَุงَูุชِِู، ุซُู َّ َูุธَุฑَ ِูู ُُْูููุจِ ุงْูุนِุจَุงุฏِ ุจَุนْุฏَ َْููุจِ ู ُุญَู َّุฏٍ، ََููุฌَุฏَ ُُْูููุจَ ุฃَุตْุญَุงุจِِู ุฎَْูุฑَ ُُْูููุจِ ุงْูุนِุจَุงุฏِ َูุฌَุนََُููู ْ ُูุฒَุฑَุงุกَ َูุจِِِّูู َُููุงุชَُِْููู ุนََูู ุฏِِِْููู، َูู َุง ุฑَุฃَู ุงْูู ُุณِْูู َُْูู ุญَุณًَูุง ََُููู ุนِْูุฏَ ุงِููู ุญَุณٌَู، َูู َุง ุฑَุฃَْูุง ุณَِّูุฆًุง ََُููู ุนِْูุฏَ ุงِููู ุณَِّูุฆٌ
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad ๏ทบ adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik.
Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berjuang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad)
Namun begitulah dalam sunnatullah kehidupan ini, tidak ada sebuah nikmat kecuali pasti akan ada yang hasad. Tidaklah melekat sebuah keutamaan yang agung pada diri seseorang kecuali akan ada pihak yang berusaha merendahkan dan mengingkarinya. Hal yang sama juga terjadi dalam masalah ini.
Tak bisa dipungkiri, sepanjang sejarah ada sebagian kalangan yang tiada henti berusaha terus menerus untuk menembak jatuh otoritas para shahabat nabi terkhusus mereka yang memiliki peran yang besar dalam menjaga agama ini.
Dan diantara hal yang paling sering diserang khususnya oleh kalangan Rafidah dan liberal adalah tentang konsep yang telah disepakati oleh seluruh ulama ahlusunnah wal Jama’ah yakni tentang Adalatus Shahabah, yakni penetapan bahwa para shahabat Nabi adalah orang-orang adil, jujur dan terpilih.
Mereka mencoba mengguncang konsep yang telah kokoh menjulang ini dengan hembusan syubhat dan analisa murahan mereka. Mereka tentu tidak akan bisa menerima sama sekali, para shahabat yang menurut mereka hanya manusia biasa di tempatkan dalam posisi setinggi itu.
Ya tentu saja mereka tidak akan terima dan akan berusaha menolaknya. Bagaimana mungkin sekelompok orang yang telah menganggap para shahabat sesat bahkan telah murtad akan menerima konsep Adalatus Shahabah ?
Ya kalau untuk mereka ini, kita sudah sangat maklum, tidak akan ada banyak manfaat dan gunanya menjelaskan kepada mereka yang hatinya telah dikunci mati dengan kebencian dan kedengkian. Itu sudah menjadi semacam konsekuensi dari cara beragama mereka yang sebagian asasnya dibangun di atas permusuhan terhadap para shahabat nabi.
Tapi kepada anak-anak kemarin sore yang baru tumbuh keinginannya untuk belajar agama, atau mereka yang lagi semangat-semangatnya untuk ngaji dan melakukan hijrah, lalu ketemu dengan konten-konten yang mengangkat pemahaman merusak seperti ini, maka kepada mereka ini harus dipahamkan bahwa apa yang mereka pahami itu adalah salah dan sama sekali tak layak dipungut untuk dijadikan ilmu apalagi keyakinan.
Karena itu lewat tulisan sederhana ini, kami mencoba menghadirkan jawaban berseri atas pertanyaan tentang mengapa ada konsep ini di tengah-tengah ulama kaum muslimin dan sekaligus kami memberikan bantahan terhadap argumen pihak yang mencoba untuk menolaknya.
Dan sebenarnya, tidak ada yang baru dalam masalah ini, setiap tuduhan terhadap konsep keadilan para shahabat nabi telah ada penjelasannya, dan setiap pertanyaan terkait tentangnya ada jawabannya. Hanya karena keawaman kita beberapa konten kreator yang mencoba mengangkat masalah ini nampak seperti orang yang cerdas dan kritis serta seperti punya keahlian dan keberanian dalam mendobrak kejumudan di masyarakat.
Padahal yang mereka lakukan itu tidak lebih dari sekedar mulung dan mungut sampah-sampah pemikiran dari orang-orang yang berpenyakit akal dan hatinya. Mulung itupun masih terlalu terhormat untuk menyebut mereka. Yang lebih tepat adalah maling sampah dan kotoran. Karena mereka telah menisbahkan hasil pemikiran rusak yang mereka curi itu sebagai hasil dari buah pikiran mereka.
Bersambung...
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq