Ilmu Kalam Assyairah Dicela?

Ilmu Kalam Assyairah Dicela?

🔰 ILMU KALAM ASSYAIRAH DICELA?

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Bantahan terhadap: Kongres Athari Al Kaddzab dan seluruh Wahhabiyyah didunia.

Dusta dusta yang sering ditebarkan oleh kelompok mujassimah wahhabiyyah ketika mereka menolak ilmu Kalam dan membantahnya adalah mereka lantang mengatakan bahwasanya "salaf mencela ilmu Kalam" dan mereka mengklaim bahwasanya ilmu kalam yang digunakan oleh Manhaj Ahli Sunnah Wal Jamaah Assyairah hari ini adalah ilmu Kalam yang dicela oleh ulama salaf terdahulu seperti celaan yang telah dilontarkan oleh Imam Assyafi'i terhadap ilmu Kalam.

Alasannya beragam mulai dari; dapat menjadikan diri zindiq, menolak sifat Allah, dan tuduhan lainnya. Okey, terimakasih maka izinkanlah kami menjawab tuduhan ini.

Sebelumnya, saya hanya ingin katakan disini saya hanya akan lebih luas membela Imam kita semua yakni Al Imam Assyafii. Sebab, disana ada kecurangan ilmiah dan kebodohan.

1. POKOK PEMBAHASAN.

Kelompok mujassimah wahhabiyyah misalnya seperti kongres Athari kerap membawakan fatwa Al Imam Assyafii tatkala mereka membantah ilmu Kalam. Salah satunya yang dibawakan oleh mereka adalah fatwa fatwa Imam Assyafi'i yang sebagaimana berikut;

حكمى في أهل الكلام أن يضربوا بالجريد ويحملوا على الإبل، ويطاف بهم في العشائر والقبائل، وينادى عليهم: هذا جزاء من ترك الكتاب والسنة وأقبل على الكلام.

[1.1]; Hukumanku bagi para ahli kalam agar mereka dipukul dengan pelepah kurma lalu di diangkut di atas unta lalu di arak di kampung-kampung dan kabilah-kabilah, lalu diserukan atas mereka : "Inilah balasan orang yang meninggalkan al-Qur'an dan Hadits lalu menuju ilmu kalam.

Dan Ini;

ولأن يُبْتَلَى المرءُ بجميع ما نهى الله عنه خلا الشرك بالله، خير من أن يبتليه الله بالكلام

[1.2]; sungguh ditimpanya seseorang dengan semua larangan Allah selain syirik kepada Allah itu lebih baik dari pada ditimpa dengan ilmu kalam.

Dan terkahir yang kerap mereka tebarkan adalah yang ini;

ما شيئ أبغض الي من الكلام وأهله

[1.3]; Tidak ada sesuatu yang lebih aku benci ketimbang ilmu Kalam dan ahlinya.

Semua ini memang betul merupakan fatwa imam Assyafi'i. Namun, tahukah anda Imam Assyafi'i ketika berfatwa seperti itu, beliau sedang mencela ilmu kalamnnya siapa dan kelompok mana? Nah, ini yang jarang orang tahu. Mari kita bahas satu persatu secara detail;

2. IMAM ASSYAFI'I: MENCELA ILMU KALAMNNYA HAFSH AL FARAD DAN KELOMPOK AHLI BID'AH LAINNYA.

Semua celaan yang dikeluarkan oleh Imam Assyafi'i itu ditujukan kepada ahli kalam nya kelompok ahli bid'ah bukan celaan yang ditujukan kepada ilmu Kalam yang digunakan oleh Ahli Sunnah Wal Jamaah yang notabenenya digunakan oleh Manhaj Assyairah wa Maturidiyyah. Sebab, semua celaan itu lahir setelah perdebatan Imam Assyafi'i dengan ahli kalamnnya kelompok Mu'tazilah yakni Hafsh Al Farad yang mengatakan Al Quran adalah Makhluk. Mari kita buktikan;

2.1. PEMBUKTIAN ILMIAH: KONGRES ATHARI PEMOTONG RIWAYAT IMAM ASSYAFI'I DAN MEMBUANG PENJELASAN DARI IMAM AL BAIHAQI.

Kongres Athari telah melakukan kecurangan ilmiah disini yakni mereka mengutip salah satu fatwanya Imam Assyafi'i ketika beliau mencela ilmu Kalam. Isinya;

ولأن يُبْتَلَى المرءُ بجميع ما نهى الله عنه خلا الشرك بالله، خير من أن يبتليه الله بالكلام

Artinya: sungguh ditimpanya seseorang dengan semua larangan Allah selain syirik kepada Allah itu lebih baik dari pada ditimpa dengan ilmu kalam.

Padahal teks sebelumnya berisikan;

أخبرنا أبو عبد الله الحافظ، قال: أخبرني أبو الحسن محمد بن عبد الله بن محمد العمري، قال: حدثنا أبو بكر محمد بن إسحاق قال: سمعت يونس بن عبد الأعلى يقول: أتيت الشافعي بعدما كلم حفص الفرد فقال: غبت عنا يا أبا موسى، لقد اطلعت من أهل الكلام على شيء والله ما توهمته قط

Artinya: Yunus bin Abdul Al 'Ala mengatakan; Aku pernah mendatangi Assyafii setelah dia berkalam dengan Hafsh Al Farad. Lalu Assyafii mengatakan; menjauhlah dari kami hai Abu Musa, sungguh aku telah mengetahui sesuatu dari ahli kalam, Demi Allah, itu hanya waham kamu saja.

[Manaqib Assyafi'i: 1/249]

Dan ucapan Imam Assyafi'i diatas sudah dijelaskan tuntas oleh Al Imam Al Baihaqi dibawah ini;

Al Imam Abi Bakar Al Baihaqi Assyafii Al Asy'ari (W 458 H) menjelaskan maksud ucapan imam Assyafi'i diatas;

انما اراد الشافعي رحمه الله بهذا الكلام حفصا وأمثاله من اهل البدع، وهذا مراده بكل ما حكى عنه في ذم الكلام وذم أهله

Artinya: Sesungguhnya apa yang di maksud Imam Assyafi'i Rahimahullah dengan celaan ini adalah  kalamnya Si Hafsh (Al-Fard) beserta orang yang serupa denganya dari kalangan ahli bid'ah, dan inilah maksud dari semua kisah tentang beliau tatkala mencela ilmu kalam dan mencela kelompoknya.

[Manaqib Assyafi'i: 1/249]

Pengertiannya adalah;

1. Ada teks riwayat yang sengaja dibuanh oleh kongres Athari yakni yang isinya; celaan yang dikeluarkan oleh Imam Assyafi'i terhadap ilmu Kalam ternyata lahir setelah perdebatan beliau dengan Hafsh Al Farad. Artinya, semenjak ilmu Kalam lahir. Ilmu Kalam juga digunakan oleh ulama salaf untuk menjatuhkan argumentasi lawannya.

2. Celaan beliau itu ditujukan kepada ilmu kalamnnya Hafsh Al Farad bukan kepada ilmu kalamnya Ahli Sunnah Wal Jamaah.

3. Dari riwayat itu terdapat dalil bahwasanya yang dicela oleh Imam Assyafi'i adalah ilmu kalamnya kelompok Ahli bid'ah bukan ilmu kalamnya kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah. Sebab, sebelum Imam Assyafi'i berdebat dengan Hafsh Al Farad. Tidak ditemukan Imam Assyafi'i mencela ilmu Kalam.

Dalil kedua yang menunjukkan bahwasanya Imam Assyafi'i sedang mencela ilmu kalamnya Ahli Bid'ah yakni Ilmu kalamnya Hafsh Al Farad dan semisalnya bukan celaan yang ditujukan kepada ilmu kalamnya Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah riwayat berikut;

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) meriwayatkan:

أخبرنا أبو عبد الله الحافظ، قال: حدثنا عبد الله بن محمد بن حبان، قال: حدثنا محمد بن عبد الرحمن بن زياد، قال: سمعت أبا الوليد بن الجارود يقول: دخل حفص الفرد على الشافعي فكلمه، ثم خرج إلينا الشافعي فقال لنا : لأن يلقى الله العبد بذنوب مثل جبال تهامة خير له من أن يلقاه باعتقاد حرف مما عليه هذا الرجل وأصحابه. وكان يقول بخلق القرآن.

Artinya: Abal Walid bin Al Jarud mengatakan; Hafsh Al Farad mendatangi Imam Assyafi'i lalu ia berkalam dengannya (Imam Assyafi'i). Kemudian, Assyafii keluar menuju pada kami lalu ia mengatakan; Bertemu nya  seorang hamba kepada Allah dengan sebesar gunung tihamah itu lebih baik ketimbang mempercayai huruf huruf yang keluar dari laki laki ini (Hafsh Al Farad) dan para pengikutnya. Dia telah mengatakan Quran Makhluk.

[Manaqib Assyafi'i: 1/249]

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) menjelaskan riwayat diatas:

وهذه الروايات تدل على مراده بما أطلق عنه فيما تقدم وفيما لم يذكر هاهنا . وكيف يكون كلام أهل السنة والجماعة مذموماً عنده وقد تكلم فيه، وناظر من ناظره فيه، وكشف عن تمويه من ألقى إلى سمع بعض أصحابه من أهل الأهواء شيئا مما هم فيه ؟

Artinya: Riwayat ini menunjukkan atas maksud ucapan imam Assyafi'i sendiri (ia mencela ilmu Kalam nya ahli bid'ah saja) dengan apa apa yang telah dimutlakkan darinya dalam ucapannya yang telah lalu dan yang tidak disebutkan disana.

Bagaimana mungkin ilmu kalam ahlussunnah wal Jama’ah tercela menurut Imam Syafi’i, sedangkan beliau sendiri membahas ilmu kalam dan berdialoq dengan lawan dialoqnya  tentang ilmu kalam serta membongkar kepalsuan mereka kepada orang yang pernah mendapati mendengar sebagian sahabatnya dari ahli al-ahwa tentang pendapat mereka?.

[Manaqib Assyafi'i: 1/249-250]

Jadi, sudah jelas ya. Bahwasanya semua celaan imam Assyafi'i terhadap ilmu Kalam bukan tertuju pada ilmu kalamnya ahli Sunnah Wal Jamaah tetapi tertuju dan dimaksudkan kepada ilmu Kalam nya ahli bid'ah seperti yang digunakan oleh Hafsh Al Farad.

Dan Ilmu Kalam nya ahli Sunnah Wal Jamaah tidak tercela sama sekali. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Imam Al Baihaqi dan Imam Ibnu Asakir dibawah ini;

Al Imam Ibnu Asakir (W 571 H) juga menjelaskan hal ini:

والكلامُ المذموم كلام أصحاب الأهوية وما يزخرفه أرباب البدع الـمُرْدية فأما الكلام الموافق للكتاب والسنة الموضح لحقائق الأصول عند ظهور الفتنة فهو محمود عند العلماء ومن يعلمه.

Artinya: Dan ilmu kalam yang dicela ialah ilmu kalam golongan Ahwiyyah (pengikut hawa nafsu yang juga digelari sebagai Ahlul-Ahwa’) dan sesuatu yang dianggap baik oleh ahli bid’ah yang menyeleweng. Adapun ilmu kalam yang selaras dengan al-Kitab (al-Quran) dan al-Sunnah yang menjelaskan hakikat-hakikat usul ketika munculnya fitnah maka ini suatu hal yang terpuji di menurut para ulama dan orang orang  yang mengetahuinya.

[Tabyiin Kadzib Al Muftari: 2/339]

3. ILMU KALAM AHLI BID'AH DAN ILMU KALAMNNYA AHLI SUNNAH WAL JAMA'AH.

Perbedaan ilmu Kalam ahli bid'ah dengan ilmu Kalamnya ahli Sunnah Wal Jamaah adalah Ilmu kalamnya Ahli Sunnah Wal Jamaah dibangun diatas Al Quran dan Sunnah sedangkan Ilmu kalamnya Ahli Bid'ah mereka tidak berpatokan pada Al Quran dan Sunnah yang hanya berpatokan pada akal semata.

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) mengatakan:

وانما يعني - والله اعلم - كلام اهل الأهواء الذين تركوا الكتاب والسنة، وجعلوا معولهم عقولهم وأجذوا في تسوية الكتاب عليها. وحين حملت إليهم السنة بزيادة بيان لنقض أقاويلهم اتهموا رواتها وأعرضوا عنها.

فأما أهل السنة فمذهبهم في الأصول مبني على الكتاب والسنة، وإنما أخذ ما أخذ منهم في العقل إبطالا لمذهب من زعم أنه غير مستقيم على العقل. وبالله التوفيق.

Artinya: Maksud Imam Syafi'i adalah - Wallahu A'lam -, yakni Ilmu kalam dari ahli bid'ah yang meninggalkan Al-Qur'an dan Sunnah, dan menjadikan akal sebagai pegangan utama untuk meluruskan Al-Qur'an yang sesuai dengan keinginanya, dan jika disampaikan ke mereka hadits yang bertentangan dengan pendapatnya, maka mereka menuduh para perawinya dan menolaknya.

Adapun Ahlussunnah, maka madzhab mereka terbangun berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Mereka berpegang dengan akal hanya dalam rangka membantah tuduhan bahwa madzhab mereka tidak rasional. Wabillahi Taufiq.

[Manaqib Assyafi'i: 1/254]

4. IMAM ASSYAFI'I MERUPAKAN AHLI KALAMNYA AHLI SUNNAH WAL JAMA'AH.

Fakta yang terbantahkan dan yang sengaja disembunyikan oleh kelompok Mujassimah Wahhabiyyah adalah bahwasanya Imam Assyafi'i sudah lebih dahulu menguasai ilmu Kalam sebelum beliau menguasai ilmu fiqih. Imam Assyafi'i adalah ahli Kalamnya ahli Sunnah Wal Jamaah yang sejati.

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) mengatakan:

فقد كان رحمه الله يميل إليه مع معرفة به

Artinya: Imam Assyafi'i Rahimahallahu lebih dominan kepada ilmu Kalam (ketika berlawanan dengan kelompok ahli bid'ah) disertai pengetahuan tentangnya.

[Manaqib Assyafi'i: 1/252]

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) mengatakan:

وقرأت في كتاب أبي نعيم الأصبهاني حكاية عن الصاحب بن عباد أنه ذكر في كتابه بإسناده عن إسحاق أنه قال: قال لي أبي : كلّم الشافعي يوماً بعض الفقهاء؛ فدقق عليه وحقق، وطالب وضيق، فقلت له : يا أبا عبد الله، هذا لأهل الكلام، لا لأهل الحلال والحرام، فقال: أحكمنا ذاك قبل هذا.

Artinya: Aku sudah membaca di kitabnya Abu Nu'aim Al Ashbahani terdapat sebuah kisah dari Asshahib bin 'Abbad bahwa dia menyebutkan dalam kitabnya beserta sanadnya dari Ishaq, sesungguhnya dia berkata: Ayahku pernah berkata kepadaku bahwa suatu hari Imam Assyafi'i berbicara dengan sebagian fuqaha dan beliau berbicara dengan rinci dan mendetail, menuntut serta mempersempit pembahasan. Lalu aku (ayahanda Assahib) berkata: Wahai Abu Abdillah, ini cara ahli kalam, bukan ahli halal dan haram (ahli fiqh). Kemudian imam Assyafi'i berkata; Aku lebih dulu menguasai itu (ilmu kalam), sebelum hal ini (ilmu fiqih).

[Manaqib Assyafi'i: 1/251]

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) mengatakan:

وفي حكاية المزني عن الشافعي رحمه الله دلالة على أنه كان قد تعلم الكلام وبالغ فيه ثم استحب ترك المناظرة فيه عند الاستغناء عنها.

Artinya: Dan telah dikisahkan oleh Imam Al Muzani dari Assyafii Rahimahullah sebuah bukti bahwa beliau mempelajari ilmu kalam dengan sungguh-sungguh, kemudian beliau menganjurkan agar meninggalkan perdebatan dengan hal itu tatkala tidak diperlukan.

[Manaqib Assyafi'i: 1/252]

Al Imam Ibnu Asakir (W 571 H) mengatakan:

وقد كان الشافعي يحسنه ويفهمه وقد تكلم مع غير واحد ممن ابتدع وأقام الجحة عليه حتى انقطع

Artinya: Sesungguhnya Imam Syafi’i menguasai dengan baik dan memahami ilmu kalam ini, dan beliau juga membahas atau berbicara dengan ilmu kalam dengan beberapa orang daripada golongan yang telah melakukan bid’ah dan beliau telah dapat mengalahkan hujah atas ahli bid’ah tersebut sehingga putus.

[Tabyiin Kadzib Al Muftari: 2/339]

Jadi, kalau ada yang bilang bahwasanya Imam Assyafi'i mencela ilmu Kalam nya ahli Sunnah Wal Jamaah Assyairah wa Maturidiyyah saat ini atau dia mengatakan bahwa imam Assyafi'i bukan ahli Kalam. Maka, orang itu sudah dipastikan jahil sejarah.

5. KAPAN DAN APA GUNANYA ILMU KALAM DISISI AHLI SUNNAH WAL JAMA'AH.

Ilmu Kalam digunakan ketika sedang berhadapan dengan kelompok ahli bid'ah untuk menjaga kemurnian aqidah ahli Sunnah Wal Jamaah, seperti kelompok ahli bid'ah;

- Mu'tazilah.

- Musyabbihah.

- Mujassimah.

- Multazimah.

- Hisyamiyyah.

- Hasywiyyah.

- Karromiyah.

- Wahhabiyyah.

- Ismailiyyah.

- Jahmiyyah.

- Mu'attilah.

- Syi'ah dan lain sebagainya.

Sebab, dari kelompok kelompok itu aqidah suci ahli Sunnah Wal Jamaah mulai terkotori. Mereka lah yang membawa bid'ah dalam aqidah. Seperti; Allah bertempat, Allah berjisim, Allah memiliki sifat hissiyah (fisikal), Allah serupa dengan makhluknya, Allah berjasad, Allah memiliki anggota badan dan bid'ah bid'ah lainnya.

Ilmu kalam sangat penting dan berpotensi besar untuk menjatuhkan pemahaman kelompok sesat tersebut.

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) mengatakan:

وحين أظهروا بدعهم، وذكروا ما اغتر به أهل الضعف من شبههم - أجابوهم وكشفوا عنها بما هو حجة عليهم عندهم، كما فعل الشافعي فيما حكينا عنه؛ لوجوب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وما في ترك إنكار المنكر والسكوت عليه من الفساد والتعدي. وكانوا في القديم إنما يعرفون بالكلام أهل الأهواء. فأما أهل السنة والجماعة فمعو لهم فيما يعتقدون الكتاب والسنة، فكانوا لا يتسمون بتسميتهم.

Artinya: Ketika kelompok ahli bid'ah telah menampakkan bid'ah mereka dan mereka menyebutkan perkara yang dapat menipu orang lemah (awam) dari syubhat mereka. Maka, ahli Sunnah Wal Jamaah menjawab mereka dan membongkar kedok mereka dengan ilmu Kalam yang sebagai hujjah atas mereka. Sebagaimana yang telah Assyafii lakukan dalam apa apa yang sudah kami kisahkan. Karena, wajib menegakkan amar makruf dan nahi mungkar dan apa apa yang diingkari oleh para pengingkar dan berdiam atasnya merupakan kerusakan dan kecerobohan. Mereka (Ahli Kalam dari ahli Sunnah Wal Jamaah) merekalah yang tahu tentang ilmu kalamnya ahli Bid'ah. Adapun Ahli Sunnah Wal Jamaah. Maka, ilmu Kalam itu dapat membantu mereka dalam memahami I'tiqad Al Quran dan Sunnah. Sehingga, mereka tidak dinamakan dengan nama mereka (ahli Kalam dari kalangan ahli bid'ah).

[Manaqib Assyafi'i: 1/253-254]

Al Imam Al Ghazali (W 505 H) mengatakan:

وإنما مقصوده حفظ عقيدة أهل السنة وحراستها عن تشويش أهل البدعة

Artinya: Sesungguhnya tujuan ilmu Kalam adalahenjaha aqidah ahli agar tetap ahli Sunnah dan menjaga dari ganguan ahli bid'ah.

[Al Munqidhu Min Addhalal: 85]

Kesimpulannya adalah;

1. Imam Assyafi'i hanya mencela ilmu kalamnya Ahli Bid'ah saja bukan mencela ilmu kalamnya Ahli Sunnah Wal Jamaah.

2. Imam Assyafi'i merupakan ahli Kalam nya ahli Sunnah Wal Jamaah.

3. Ahli Sunnah Wal Jamaah menggunakan ilmu Kalam sebagai bentuk pertahanan dan penjagaan terhadap aqidah ahli Sunnah Wal Jamaah itu sendiri bukan bermaksud lainnya.

Selesai

© ID Cyber aswaja.

NB: Dilarang untuk merubah sumber yang telah diterbitkan tanpa adanya izin resmi dari tim ID Cyber aswaja dan penulis tanpa terkecuali.

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ilmu Kalam Assyairah Dicela?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait