IBNU TAYMIYAH MENGETAHUI CATATAN LAUH MAHFUDZ?
Anda boleh percaya atau tidak, tapi Ibnu Qayyim bercerita bahwa gurunya itu pernah memastikan suatu kejadian yang belum terjadi dengan menyatakan bahwa itu sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Lumrahnya, tidak boleh memastikan sesuatu yang belum terjadi kecuali bila mengucap insyaAllah dalam rangka menggantungkannya pada kehendak Allah sebab hanya Allah yang dapat memastikan sesuatu terjadi betulan di masa depan atau tidak (QS. al-Kahfi: 23). Tapi karena Ibnu Taymiyah sudah meyakini bahwa itu yang tertulis di Lauh Mahfudz, maka beliau menolak untuk mengatakan insyaAllah dalam rangka menggantungkannya pada kehendak Allah lagi.
Ceritanya begini:
ولقد شاهدتُ مِن فراسة شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله أمورًا عجيبة، وما لم أشاهده منها أعظم وأعظم، ووقائعُ فراسته تستدعي سِفرًا ضخمًا.: أخبر أصحابَه بدخول التتار الشامَ سنةَ تسعٍ وتسعين وستمائة، وأن جيوش المسلمين تُكسر، وأن دمشق لا يكون بها قتل عام ولا سبيٌ عام، وأن كلَبَ الجيش وحدَّته في الأموال، وهذا قبل أن يهمَّ التتار بالحركة. ثم أخبر الناس والأمراء سنة اثنتين وسبعمائة لَمَّا تحرَّك التتار وقصدوا الشام، أن الدائرة والهزيمة عليهم، وأن الظفر والنصر للمسلمين،
وأقسَم على ذلك أكثر من سبعين يمينًا، فيقال له: قل إن شاء الله، فيقول: إن شاء الله تحقيقًا لا تعليقًا، وسمِعتُه يقول ذلك، قال: فلما أكثروا عليَّ، قلت: لا تُكثِروا، كتب الله تعالى في اللوح المحفوظ أنهم مهزومون في هذه الكرَّة، وأن النصر لجيوش الإسلام، قال: وأطمعت بعضَ الأمراء والعسكر حلاوةُ النصر قبل خروجهم إلى لقاء العدو.
"Dan sungguh, aku telah menyaksikan dari ketajaman firasat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah hal-hal yang menakjubkan. Bahkan, apa yang tidak aku saksikan darinya lebih besar dan lebih luar biasa lagi. Kisah-kisah tentang firasatnya memerlukan sebuah kitab yang tebal; Beliau memberitahu para sahabatnya tentang masuknya pasukan Tatar ke negeri Syam pada tahun 699 H, bahwa pasukan kaum muslimin akan dikalahkan, bahwa di Damaskus tidak akan terjadi pembunuhan besar-besaran maupun perbudakan massal, dan bahwa kerakusan serta kebengisan pasukan itu akan tertumpu pada harta benda. Semua itu beliau sampaikan sebelum pasukan Tatar mulai bergerak. Kemudian, beliau mengabarkan kepada masyarakat dan para pemimpin pada tahun 702 H ketika pasukan Tatar mulai bergerak dan menuju negeri Syam, bahwa kekalahan dan kehancuran akan menimpa mereka, sedangkan kemenangan dan kejayaan akan berpihak kepada kaum muslimin.
Beliau BERSUMPAH atas hal tersebut lebih dari TUJUH PULUH KALI sumpah. Ketika dikatakan kepadanya, ‘Katakan insya Allah,’ beliau menjawab, ‘Insya Allah tapi sebagai penegasan, bukan penggantungan.’ Aku mendengar sendiri beliau mengatakan itu. Beliau berkata, ‘Ketika mereka terus memaksaku, aku katakan: Jangan mendesak lagi! ALLAH TA'ALA TELAH MENULISKAN DI LAUH MAHFUDZ bahwa mereka akan kalah dalam pertempuran kali ini, dan kemenangan akan menjadi milik pasukan Islam.’ Beliau bahkan menanamkan rasa manisnya kemenangan pada sebagian pemimpin dan pasukan sebelum mereka keluar untuk menghadapi musuh." (Ibnu Qayyim, Madarij as-Salikin).
Kisah karamah ini sangat fantastis.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad