Sikap Ketika Bertemu Awam dan Orang Berilmu
Ketika aku bertemu dengan orang yang berilmu, apalagi pada bidang yang bukan bidangku, dibanding berdebat, maka aku lebih memilih bertanya pada mereka sebagaimana seorang anak kecil bertanya, atau mengkorfimasi apa yang selama ini muncul dalam pikiranku ketika membaca suatu tema dalam bidang itu secara otodidak, karena menurutku itu adalah kesempatan untuk mendapat ilmu baru. Jadi ga terbatas ilmu agama, tapi juga ilmu lainnya
Jika aku berjumpa dengan orang awam dalam bidang yang aku kuasai, maka tugasku adalah menjawab semampuku, dan aku usahakan agar dia paham, jika dia sudah paham alhamdulillah, jika dia ga paham ya diulangi lagi. Jika aku tidak bisa menjawab maka aku meminta waktu untuk murajaah, jika dia buru-buru maka aku akan mengusulkannya bertanya pada yang lebih ahli.
Adapun jika dia ngotot atau tidak mau tau, ya sudah, sabar aja, nama aja dakwah, ga ada yang perlu dipaksa, apalagi untuk awam, ga ada cerita dalam sejarah, ada pendakwah atau ulama besar dunia dalam menghadapi awam ga sabar, ya wajib sabar, nama aja awam, walaupun awamnya itu level profesor, kalau dia awam dalam agama, maka dia akan tetap awam, ga berubah
Jika dia ngotot karena menurutnya argumen tepat, dan menurutku salah, jika dia ikhlas mencari, maka suatu saat dia akan merasakan sendiri, bahwa dia ga bahagia, dan ada sesuatu yang ga berjalan dalam dia beragama, toh kalau aku salah dan aku ikhlas dalam mencari kebenaran, insyaallah aku yakin kebenaran akan memberi jalannya sendiri.
Adapun jika dia ngotot karena sombong atau ego atau karena gengsi tidak mau disalahkan, maka bukan aku yang rugi, dia sendiri yang rugi. lagian yang ga bahagia dia sendiri, yang merasa kosong hidupnya dia sendiri, yang menanggung diakhirat dia sendiri kenapa aku harus kesal? Selama dia ga jujur pada diri sendiri, ya dia akan terus begitu. Kita hanya perlu mengingatkan, selanjutnya pilihan dia.
Jadi ngapain kesel, kalau dia ikhlas, maka dia sendiri yang menyadari kalau ada hal ilmiyah bermasalah yang dia yakini. Kalau tidak maka selamanya dia akan seperti itu. Tugas kita hanya perlu mendekati dia, dan menasehati secara baik, agar dia mengurangi sedikit egonya. Sesungguhnya itu cuma pengingat, bukan yang memaksa. Harusnya sesantai itu, walaupun sekali-kali didunia maya, suka ngisengin orang awam yang ngotot ga jelas, ya maklumi lah masih muda, jiwa iseng masi ada hahaa
Sumber FB Ustadz : Fauzan Inzaghi