Sholat Seperti Melihat Nabi ﷺ Adalah Sholatnya Madzhab

SHOLAT SEPERTI MELIHAT NABI ﷺ ADALAH SHOLATNYA MADZHAB

SHOLAT SEPERTI MELIHAT NABI ﷺ ADALAH SHOLATNYA MADZHAB

Dari semua ibadah yang diajarkan Rasulullah ﷺ hanya ibadah sholat yang oleh beliau diberi redaksi khusus "melihat", beliau bersabda:

صلوا كما رأيتموني أصلي

"Sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat"

Oleh sebab itu para sahabat ketika mengajarkan murid-muridnya (tabiin) tata cara sholat maka mereka mempraktekkan langsung tidak dengan pengajaran lewat lisan belaka, begitu juga para tabiin mereka mengambil tata cara sholat dari melihat prakteknya para sahabat sholat sebab para sahabat lah yang melihat bagaimana Rasulullah ﷺ sholat.

Sehingga di sinilah sanad itu bekerja, bahwa murid bertemu gurunya dan melihat gurunya sholat begitu seterusnya sampai Rasulullah ﷺ dan sanad ini yang dijamin ada dalam praktek madzhab fiqih bahwa para Ulama'nya bersanad tata cara sholat dari gurunya sampai Rasulullah ﷺ.

Kaidah "melihat" dalam sholat yang bersanad ini lebih kuat pondasinya dibandingkan mendengar apalagi sekedar membaca, sebab membaca suatu redaksi bisa berubah interpretasinya (pemahaman) berdasar perbedaan pembacanya di beda masa sedangkan dengan melihat meminimalisir hal itu.

Maka jika di masa kini ada yang membuat versi (madzhab/cara) sholat baru dan merasa paling sesuai seperti melihat Rasulullah ﷺ sholat lalu menulis sebuah kitab "Sifat Sholat Nabi seakan engkau melihatnya" dengan berdasar riwayat yang dibaca namun di sisi lain tidak memiliki sanad yang memungkinkan ia melihat tata cara sholat dari gurunya dan dari gurunya terus kepada baginda Rasulullah ﷺ, klaim kitab tersebut perlu dipertanyakan : "Darimana anda mengklaim seolah melihat Rasulullah ﷺ sholat padahal anda tidak melihat tapi sekedar membaca ?"

Jadi, pada masa kini kalau anda mau lihat tata cara Rasulullah ﷺ sholat maka lihatlah cara Ulama' Madzhab di masa anda sholat karena mereka melihat guru mereka sholat dan guru mereka melihat gurunya sholat begitu sampai Rasulullah ﷺ.

Wallahu'alam. 

Sumber FB Ustadz : Muhammad Salim Kholili

SHOLAT SEPERTI MELIHAT NABI

"Sifat Shalat Nabi" atau "Tata Cara Shalat Sesuai Sunnah" itu hanya sebuah judul. Hakikat isinya adalah:

"Tata cara Shalat Nabi hasil penelitian Al-Albani berdasarkan metode penelitian yang dibangunnya."

Demikian pula kalau kita buka kitab shalat dalam Matan Abi Syuja, maka hakikat isinya adalah:

"Tata cara shalat Nabi hasil penelitian Abi Syuja berdasarkan metode penelitian Imam Syafi'i."

Nah, elo mau taklid ke Al-Albani dan ngga mau taklid ke Abi Syuja atau ngga mau taklid ke Imam Syafii, itu urusan elo. Tapi menganggap bahwa cuma fikih elo yang sesuai petunjuk Nabi dan menarasikan bahwa kitab-kitab fikih madzhab itu tidak sesuai petunjuk Nabi, adalah kedunguan yang nyata!

Sumber FB Ustadz : Muhammad Laili Al-Fadhli  

Bagaimana tidak menimbulkan reaksi dan kegaduhan di tengah umat jika ouput dari madrasahnya seperti ini?

Maka terkadang tulisan panjang dengan tujuan bijak dalam mendamaikan tidak substansial untuk saat saat ini terlebih melihat bocah2 yang qalil adab sama ulama dan tidak sedikit yang lahir dari madarasah "salafy"

Dan statmen seperti ini akan mendatangkan kesimpulan :

Mayoritas Kaum muslimin selama ini sholat tidak sesuai sifat shalat Nabi

Apa gak nyeleneh jika lawazimnya seperti ini ?

Sumber FB Ustadz : Muhammad Fajri 

Gerakan Sholat yg diajarkan Syaikh Albany dalam Kitab Sifat Sholat nabi  justru tidak dipraktekkan oleh para Masyaikh Ulama Kibar Saudi Arabia.

Apalagi oleh Mayoritas Kaum Muslimin AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH diseluruh dunia.

Yang mraktekin justru kaum ghuluww dari Indonesia.

Lahaula walakuwata ilah bilah.

___

Membandingkan keilmuan Ulama Abu Syuja rahimahullah dengan karya besarnya matan Abi Syuja yang lahir di Bashroh pada tahun 433 H/1042 M 

dengan Syekh Al Albany wafat 1999 m,

dengan kitabnya sifat shalat nabi adalah kelancangan, tidak ada ulama besar pada saat ini di Saudi dan belahan dunia lainnya mengatakan demikian.

Ghuluww berlebihan

Sumber FB : Ibnu Hajar Al Hikmah

Awal hijrah tata cara shalat sama seperti umumnya kaum muslimin, lebih khusus seperti apa yang tertera dalam buku kunci ibadah.

Setelah ikut pengajian banyak yang menganjurkan untuk baca buku Sifat shalat Nabi Syaikh Al Bani rahimahullah. Memang pada saat itu buku itu sedang trend dan menjadi incaran anak anak muda hijrah.

Setelah selesai dari membaca buku tersebut cara shalat pun mulai berubah. Dari berdiri menghadap kiblat dengan sedikit mengangkang, meletakkan tangan diatas dada, sujud dengan telapak tangan terlebih dahulu, juga merapatkan tumit saat sujud.

Setiap orang yang menyelisihi cara shalat seperti diatas saya tuduh jahil dan tidak paham Sunnah (meskipun cuma dalam hati) dan mungkin itu pengaruh dari judul bukunya.

Untungnya saat itu saya tidak bergabung dalam lingkaran mereka, mendengar ceramah dan kajian ustadz2 yang berafiliasi disana hanya lewat video dan audio. Jadi sedikit lebih bebas untuk untuk menambah referensi.

Seiring waktu berjalan, ketemulah Risalah shalat Syaikh bin Baz, Riyadhus Shalihin Syaik Utsaimin, Mukhtasar Zaadul maad Syaik Muhammad bin Abdul Wahhab, Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, Shahih fiqih Sunnah Abu Malik Kamal, La jadida fi Ahkam As shalah Syaikh bakar Abu Zaid dan lainnya. Barulah paham bahwa cara shalat yang dulu ternyata udah bener, dan kebanyakannya bersumber dari pendapat Jumhur. Ya udah balik lagi ke cara shalat yang lama 😅.

Sumber FB Ustadz : Dody Kurniawan 

Kitab Sifat Sholat karya Albani Menyelisihi Sifat Sholat Nabi

📌 Kitab Sifat Sholat karya Albani Menyelisihi Sifat Sholat Nabi Muhammad 

Sedang ramai membicarakan kitab Sifat Sholat Nabi yang ditulis oleh syaikh Albani. Bahkan seseorang di FB dengan tanpa kajian mendalam sampai menyebut bahwa kita tersebut dibandingkan kitab Matan Abi Syuja' adalah ibarat langit dan bumi. Helloooo!!!

Padahal, kalau mau kita mengkaji isi kitab tersebut. Kita akan menemukan banyak kekeliruan didalamnya. Sebut saja misalnya cara bersedekap. 

Didalam kitab tersebut disebutkan bahwa cara bersedekap dalam sholat yang benar, bahkan satu-satunya yang benar adalah meletakkan tangan di dada. Padahal, cara ini (meletakkan tangan di dada) justru adalah cara yang sebenarnya dilarang oleh Nabi Muhammad SAW. 

Tidak perlu jauh-jauh membuka kitab madzhab Syafii. Silahkan buka kitab Al Jami' Li 'Ulumil Imam Ahmad juz 6 halaman 108. 

Dan, perlu diketahui bahwa Imam Ahmad -katanya- adalah panutan  Dadan Lesmana dkk. 

Jadi, Dadan dkk sekarang mau ikut siapa nih? Ikut Nabi melalui Imam Ahmad atau mau ikut Albani? 

الجامع لعلوم الإمام أحمد - الفقه 6/ 108:

وقال أبو طالب: سألت أحمد أين يضع يده إذا كان يصلي؟

قال: على السرة أو أسفل.

ونقل المزني عنه: أسفل السرة بقليل، ويكره أن يجعلهما على الصدر، وذلك لما روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه نهى عن التكفير، وهو وضع اليد على الصدر

"Abu Tholib berkata: "Aku bertanya kepada Imam Ahmad tentang dimana meletakkan tangannya ketika dia sholat?" Dia (Imam Ahmad menjawab): "Di pusar atau lebih rendah"

Imam Muzanni meriwayatkan darinya: "Dibawah pusar sedikit. Dan makruh meletakkannya di dada. Hal itu sebab apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau melarang takfir, yaitu meletakkan tangan di dada"

Nah, bagaimana sekarang? Masihkah mau memuji kitab Shifat Sholat karya Albani setinggi langit sambil menyebut kitab Matan Abi Syujak serendah bumi? 

Jangan terlalu tinggi, kalau sakit, bisa jatuh. Eh, kebalik. Kalau jatuh, bisa sakit. 😁

Sumber FB Ustadz : Saiful Anwar

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Sholat Seperti Melihat Nabi ﷺ Adalah Sholatnya Madzhab". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait