Manipulasi Wahabi Didalam Kitab-kitab Ulama Islam

Manipulasi Wahabi Didalam Kitab-kitab Ulama Islam

Manipulasi (Tadlis) Wahabi didalam kitab-kitab Ulama Islam

Wahhabiyyah adalah salah satu aliran sesat paling berbahaya dalam memanipulasi kitab-kitab para ulama dan memutarbalikkan perkataan para ulama demi membela mazhab dan keyakinan mereka yang sesat. Diantara cara tadlis yang dilakukan Wahhabi adalah sebagai berikut:

Pertama: Memberi Komentar (ta'liqat) pada kitab-kitab para ulama dan menuduh perkataan para ulama sebagai syirik dan bid'ah. 

Wahhabi telah merusak buku-buku para Ulama dengan menyisipkan komentar-komentar mereka yang sesat pada kitab-kitab para ulama, sehingga mereka mengaburkan gambaran yang sebenarnya dari kitab-kitab para Ulama, ketika mereka menilai bahwa beberapa kutipan para Ulama yang telah ditetapkan dalam kitab-kitab tersebut adalah bid'ah, kesesatan, dan syirik. 

Berikut adalah beberapa contoh dari hal tersebut:

1 - Ibn Baz mengomentari kitab Fath al-Bari karya Syaikh al-Islam Amirul Mukminin al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalani, dengan menyebutkan bahwa apa yang ditetapkan oleh al-Hafizh Ibn Hajar atau yang diriwayatkannya dari para salaf dan imam-imam sebelumnya adalah syirik, bid'ah, dan menyelisihi para salaf. Ini adalah keberanian yang tidak dapat diterima dari Ibn Baz maupun dari orang lain. Siapa pun yang membaca komentarnya akan menyadari kebodohan dan keberaniannya yang berlebihan.

2 - Ibn Utsaimin mengomentari kitab Syaikh Ibn Qudamah al-Hanbali, "Lum'at al-I'tiqad," dan mencela teks-teksnya yang menetapkan mazhab tafwidh, serta menyimpangkan perkataan Syaikh Ibn Qudamah al-Hanbali dari makna yang seharusnya.

3 - Wahabi telah mencela dengan komentar-komentar mereka yang  rusak terhadap kitab Matn al-Thahawiyyah, sehingga kehilangan nilainya sebagai salah satu teks paling penting dalam akidah yang diakui oleh para imam Ahlus sunnah; hingga beberapa penuntut ilmu beranggapan bahwa Imam al-Thahawi setuju dengan pendapat Mujassimah Musyabbihah, mereka berdusta atas nama Imam al-Thahawi. Sebenarnya, telah banyak dari ulama Ahlus sunnah yang telah menjelaskan aqidah al-Thahawiyyah sebelum Wahabi dan mereka tidak memahami dari ungkapan Imam al-Thahawi seperti apa yang dipahami oleh Wahabi.

4 - Ketika Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dari ayahnya dalam kitab al-'Ilal sebagai berikut: "Aku bertanya kepadanya (Imam Ahmad) tentang seorang pria yang menyentuh mimbar Nabi dan bertabarruk dengannya serta menciumnya, dan melakukan hal yang sama pada makam, atau semacam itu, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Dia (Imam Ahmad) menjawab: "Tidak ada masalah dengan itu."

Muhaqqiq kitab al-'Ilal ini, yaitu Wasiullah bin Muhammad Abbas, mengecam hal itu dan tidak setuju dengan perkataan Imam Ahmad. Dia berkata dalam catatan kaki sebagai berikut: 

وأما جواز مس قبر النبي ﷺ والتبرك به فهذا القول غريب جدا، لم أجد أحدا نقله عن الإمام، وقال ابن تيمية في الجواب الباهر الزوار المقابر» (ص۳۱): اتفق الأئمة على أنه لا يمس قبر النبي ﷺ ولا يقبله، وهذا كله محافظة على التوحيد فإن من أصول الشرك بالله اتخاذ القبور مساجده

"Adapun kebolehan menyentuh makam Nabi ﷺ dan bertabarruk dengannya, pendapat ini sangat asing, saya tidak menemukan seorang pun yang meriwayatkannya dari Imam (Ahmad). Ibn Taimiyyah berkata dalam "al-Jawab al-Bahir al-Zuwar al-Maqabir" (hal. 31): Para imam sepakat bahwa tidak boleh menyentuh makam Nabi ﷺ atau menciumnya, dan semua ini untuk menjaga tauhid, karena salah satu pokok kesyirikan kepada Allah adalah menjadikan makam sebagai masjid".

Kemudian dia berkata: 

لم أجد أحدا نقله، وهو محققه في رواية ولده عبد الله

"Saya tidak menemukan siapa pun yang menukilnya, dan itu telah dikritik dalam riwayat putranya Abdullah".

Padahal al-Dzahabi meriwayatkannya didalam kitabnya serta para Imam lainnya. Lagi-lagi perkataan Ibn Taimiyyah yang menjadi Hakim yang memutuskan benar atau salah.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah menyatakan bahwa diperbolehkan bertawassul dengan kedudukan Nabi, sementara Wahabi menganggapnya sebagai syirik. Kebolehan tawassul ini telah dinyatakan oleh para imam Hanbali dan dicantumkan dalam kitab-kitab mereka. Bahkan Imam Ahmad dalam kitabnya yang ditulis untuk Al-Maruzi berkata: 

إِنَّهُ يَتَوَسلُ بِالنَّبِيِّ ﷺ فِي دُعَائِهِ وجزم به في المُسْتَوْعِب وَغَيْرِه 

"Hendaklah ia bertawassul kepada Nabi ﷺ dalam doanya, dan beliau menguatkan pendapat ini dalam kitab Al-Mustau'ib dan lainnya".

Dan contoh-contoh tentang hal ini sangat banyak, lebih dari yang bisa dihitung, dan ini menunjukkan seberapa jauh Wahabi memanipulasi kitab-kitab para mufassir, muhaddits, dan fuqaha, agar sesuai dengan pendapat mereka.

5 - Ketika al-Albani ditanya tentang penakwilan Imam Bukhari, al-wajah ditakwil dengan makna kekusaan dalam kitab Shahihnya, al-Albani menyatakan bahwa takwil itu adalah kebohongan meskipun teks itu ada dalam semua naskah Shahih Bukhari, kemudian al-Albani berkata tentang takwil Imam Bukhari sebagai berikut: 

[هذا ما يقوله مسلم مؤمن.... وهو عين التعطيل]

"Ini (yaitu takwil Imam Bukhari) tidak sepantasnya dikatakan seorang Muslim yang beriman...Dan itu adalah bentuk dari ta'thil (mengingkari sifat Allah)"

Kedua: Merubah teks-teks di dalam kitab-kitab para ulama. 

Wahabi telah membolehkan diri mereka untuk merubah teks-teks di dalam kitab-kitab para ulama agar sesuai dengan pendapat mereka, meskipun itu mengorbankan kejujuran dan agama. Berikut adalah beberapa contoh tentang hal itu:

1 - Faisal bin Qazzar Al-Jassem menulis bukunya: 

: الأشاعرة في ميزان أهل السنة

"Asy'ariyah dalam Timbangan Ahlus Sunnah".

Ketika dikutip teks dari Imam Abu Hanifah dalam salah satu masalah akidah, dia memanipulasi teks Imam Abu Hanifah dan berkata: 

قال رحمه الله في وصيته في التوحيد ونقر بأن الله تعالى على العرش استوى من غير أن يكون له حاجة، (#واستقر_عليه)، وهو حافظ العرش وغير العرش من غير احتياج

"Dia Imam Abu Hanifah berkata, semoga Allah merahmatinya, dalam kitab wasiatnya tentang tauhid, Kita menetapkan bahwa Allah subhanahu wata'ala 'ala al Arsy istawa tanpa membutuhkan kepadanya (#dan_bersemayam_diatasnya). Allah adalah Dzat yang menjaga Arsy dan lainnya tanpa membutuhkan kepadanya"

Kemudian dia menambah tipuannya dengan mengatakan setelahnya:

[فانظر كيف فشر الاستواء على العرش بالاستقرار عليه] 

الأشاعرة في ميزان أهل السنة الفيصل بن فزار الجاسم (ص ۱۷۱، (۱۷۲)، المبرة الخيرية لعلوم القرآن والسنة، الكويت، الطبعة الأولى ١٤٢٨ هـ ٢٠٠٧م

"Perhatikan bagaimana Imam Abu Hanifah menafsirkan istiwa atas arsy dengan istiqrar (bersemayam) di atasnya."

Ini adalah kedustaan yang jelas atas nama Imam Abu Hanifah, adapun teks yang benar dari Imam Abu Hanifah adalah sebagai berikut:

ونقر بأن الله سبحانه وتعالى على العرش استوى من غير أن يكون له حاجة إليه (#واستقرار_عليه)، وهو حافظ العرش وغير العرش من غير احتياج

"Kita menetapkan bahwa Allah subhanahu wata'ala 'ala al Arsy istawa tanpa membutuhkan kepadanya (#dan_tanpa_bersemayam_di_atasnya). Allah adalah Dzat yang menjaga Arsy dan lainnya tanpa membutuhkan kepadanya".

Teks yang dikutip Wahhabi menetapkan bahwa Allah bersemayam diatas Arsy, sesuai dengan akidah sesat mereka, sedangkan teks yang benar dari Imam Abu Hanifah adalah menafikan Allah bersemayam diatas Arsy. Ini dua perbedaan yang fatal. Kedustaan seperti inilah yang mereka katakan Manhaj salaf, salaf setan beserta pengikutnya, bukan salafus shalih.

2 - Abu Umar Hay al-Hay menulis kitab:

التمييز في بيان أن مذهب الأشاعرة ليس على مذهب السلف العزيز

Ketika menyebutkan perkataan Imam Al-Juwaini, dia menyebutnya dengan cara yang manipulatif sebagai berikut: 

[فقد تاب هذا الإمام عن العقيدة الكرامية الكلابية الأشعرية التي أصلها عقيدة جهمية، ورجع إلى العقيدة السلفية، وألف في تحقيقها رسالته المعروفة التي هي نصيحة كاملة وموعظة تامة وحكمة بالغة] 

"Imam ini telah bertaubat dari akidah Karamiyyah, Kullabiyah, Asy'ariyyah yang asalnya adalah akidah Jahmiyah, dan kembali kepada akidah Salaf, serta menulis risalahnya yang terkenal yang merupakan nasihat lengkap, nasihat sempurna, dan hikmah yang mendalam." 

Kemudian dia berkata, mengutip perkataan Imam Al-Juwaini: 

[وقد درج صحب رسول الله ﷺ (#على_ترك_التعرض_وترك_ما_فيها) وهم صفوة الإسلام]

التمييزة لأبي عمر حاي الحاي (ص۳۹، ٤٠)، ط - غراس - الكويت ١٤٢٨ هـ ٢٠٠٧م

"Telah menjadi kebiasaan para sahabat Rasulullah ﷺ untuk menghindari hal-hal yang tidak perlu dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat, padahal mereka adalah golongan terbaik dalam Islam."

Padahal teks yang benar dari Imam al-Juwaini adalah sebagai berikut:

[وقد درج صحب رسول الله ﷺ (#على_ترك_التعرض_لمعناها)

Perkataan Imam al-Juwaini Ini adalah metode tawfidh yang diakui kebenarannya oleh Asy'ariyyah, yang dianggap oleh Wahhabi bukan metode para salaf, dan karena itulah dia menipu dan menyembunyikannya, serta menghapusnya dari teks perkataan Imam al-Juwaini, sehingga memutarbalikkan ucapan sang imam untuk membela mazhab mereka yang batil.

3 - Mereka menghapus teks-teks Al-Imam Al-Shawi pada Hasyiyah ala tafsir jalalain cetakan kedua, ketika Al-Imam Al-Shawi menggambarkan bahwa Wahabi adalah sebagai Khawarij zaman ini, dan berdoa kepada Allah agar memutuskan keturunan mereka. Lihatlah betapa kurangnya kejujuran ilmiah ketika mereka menghapus apa yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka.

4- Kitab al-Adzkar karya Syaikh Islam Nawawi telah dicetak, dan telah diteliti oleh banyak orang. Di antara edisi-edisi yang telah dimanipulasi adalah yang dicetak oleh Dar Al-Huda di Riyadh pada tahun 1409 H. 

Imam Nawawi telah menulis bab berjudul: 

فصل في زيارة قبر الرسول ﷺ 

«Bab tentang Mengunjungi Makam Rasulullah ﷺ», 

Tetapi Wahhabi mengganti kata «Makam» menjadi «Masjid», sehingga judulnya menjadi: 

فصل في زيارة مسجد الرسول ﷺ

«Bab tentang Mengunjungi Masjid Rasulullah ﷺ»,

Hal ini karena menurut mereka tidak diperbolehkan melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi makam.

Jika Anda ingin lebih banyak penjelasan tentang manipulasi dan kebohongan mereka, Anda harus membaca buku yang berjudul:

كشف الخفا عن عبث الوهابية بكتب العلماء

تأليف : أ.د علي مقدادي الحاتمي

Semua ini sebagai bukti bahwa Wahhabi dalam upaya membela pendapat mereka, menghalalkan apa saja, dan menilai salah dan sesat pada siapa saja, serta mengubah teks-teks para ulama sesuai keinginan hawa nafsu mereka dan memastikan hanya pendapat mereka saja yang benar.

Wallahu a'lam.

قيل👇 

Sumber FB : Ahlus Sunnah Wali Jamaah Riau : Aqidah Asy'ariyyah wal Maturidiyyah 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Manipulasi Wahabi Didalam Kitab-kitab Ulama Islam". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait