Dosa Besar Menghina Ulama Terdahulu

DOSA BESAR MENGHINA ULAMA TERDAHULU

DOSA BESAR MENGHINA ULAMA TERDAHULU DAN DAMPAK BURUK SAMPAI ANAK TURUNNYA

Suatu kelompok pernah dengan kritikan terbuka yg bersifat negatif terhadap imam² mujtahid, barisan ilmuwan masa silam dan cendekiawan Islam, yg seharusnya dihormati atas segala ikhtiar dakwah keilmuan mereka.

Kritikan terbuka tersebut dipelopori oleh beberapa individu dan kemudiannya didukung oleh kelompok tertentu, bukan saja mengkritik imam² Mujtahid madzhab bahkan disertai kata² cercaan yg kotor dan tidak beradab.

Kebiadaban Tanpa Etika Keilmuan 

Ini adalah satu bentuk kebiadapan paling tinggi yg dilakukan oleh segelintir kelompok tersebut yg gemar membid'ahkan perbuatan amaliah orang lain, gemar memasukkan amalan² umat Islam mayoritas ke dalam laku syirik dan seolah hanya pandangan mereka saja yg merasa 'paling benar'. Jika mereka ahli ilmu, tentu memiliki adab dan etika keilmuan serta rasa tawadhu' sebagai orang Islam, juga tidak akan pernah merendahkan ulama² salafus sholih sebelumnya.

Mengingat Kebaikan Pendahulu

Mereka seakan lupa dengan pesan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, agar kita mengingat jasa, peran dan kebaikan orang² terdahulu berikut ini :

اذْكُرُوا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِيهِمْ

"Ingatlah kebaikan² orang yg telah meninggalkan kalian dan tutupilah kejelekan mereka". (HR. Imam At-Tirmidzi rahimahullah wafat 892 M di Tirmidz Uzbekistan).

Al-Imam Abu Ja'far Ath-Thahawi Al-Hanafi rahimahullah (wafat 933 M,  Kairo, Mesir) mengatakan :

وَعُلَمَاءُ السَّلَفِ مِنَ السَّابِقِينَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ التَّابِعِينَ أَهْلِ الْخَيْرِ وَالْأَثَرِ وَأَهْلِ الْفِقْهِ وَالنَّظَرِ لَا يُذْكَرُونَ إِلَّا بِالْجَمِيلِ، وَمَنْ ذَكَرَهُمْ بِسُوءٍ فهو على غير السبيل.

“Para ulama salaf terdahulu (para sahabat) dan yg sesudah mereka daripada kalangan tabi’in yg mereka selalu menjunjung kebaikan, ahli hadis, ahli fiqh dan aqidah, mereka tidak disebutkan melainkan dengan kebaikan dan sesiapa yg menyebut mereka dengan keburukan, maka dia bukan berada pada jalan orang yg beriman". (Kitab Matn Al-Aqidah Ath-Thohawiyyah Bayan Aqidah Ahli As-Sunnah Wal Jamaah; Beirut : Dar Ibn Hazm, 1995, 30).

Dosa Besar 

Para ulama terdahulu adalah orang² Sholih dan beriman, serta mengabiskan hampir usianya untuk ilmu. Mereka seakan lupa dengan pesan Allah subhanahu wa ta'ala bahwa tindakan mereka termasuk perbuatan dosa :

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ

“Sesungguhnya orang yg berdosa adalah mereka yg dahulunya di dunia menertawakan orang² yg beriman”. (QS. Al-Muthaffifin : 29). 

Dalam Kitab Ithafus Sadatil Muttaqin Syarah Ihya' Ulumiddin karta Al-Hafidh Al-Imam As-Sayyid Muhammad Murtadha Az-Zabidi Al-Hanafi Al-Maturidi Al-Mishri rahimahullah (wafat 1790 M di Kairo Mesir), disebutkan :

أعظم الذنوب من ظلم من لم يعرفه ولم يره من المتقدمين مثل أن يتكلم فيمن سلف من أهل الدين وأئمة زين المتقين.

"Dosa terbesar adalah orang yg dhalim pada orang di masa lalu yg tidak dia kenal dan lihat. Seperti membicarakan keburukan para salaf dari kalangan ahli agama dan pada imam dari orang yg bertaqwa".

Yang lebih dikhawatirkan lagi adalah sikap kita tersebut berdampak buruk kelak pada anak keturunan kita. Dalam kitab Risalah Badi'ah Fit Tashawwuf karya Syaikh Abdullah bin Abu Bakar Al-Idrus rahimahullah (wafat 5 Oktober 1452 M di Zanbal Tarim Hadramaut) :

عليك بحفظ لسانك عن كل مؤمن ومسلم وخصوصا الصالحين، فإن غيبة المسلم تهلك قلبك، وغيبة الصالحين تصل إلى ذريتك بعدك.

"Jagalah lisanmu dari menggunjing setiap orang mukmin dan muslim terutama orang² shalih. Sesungguhnya menggunjing orang muslim dapat merusak hatimu. Sedangkan menggunjing  orang² shalih dampak buruknya akan sampai kepada anak keturunanmu".

Melanggar Sunnah Nabi

Selain itu, orang yg menghina ulama atau orang alim, baik ulama terdahulu ataupun sekarang, sesungguhnya telah melanggar sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, menurut Imam Ibnu Abdil Barr Al-Maliki rahimahullah (wafat 1071 M di Spanyol) dalam Kitab Jami’ Bayanil Ilmi Wa Fadlihi dengan menukil pesan dari Al-Imam Al-Hafidh Al-Muhaddits Al-Faqih Thawus Bin Kaisan Al-Yamani Al-Jundi rahimahullah (wafat 25 April 725 M di Muzdalifah Makkah) : “Termasuk sunnah yaitu menghormati orang alim”.

Sunnah memang bukan hal yg diwajibkan, tetapi jika sebuah sunnah diputarbalikkan atau dilanggar maka hal tersebut termasuk perbuatan dosa. Hukum menghina ulama Islam haram, sebab termasuk perbuatan yg melanggar sunnah Rasul. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidak membenarkan perbuatan tersebut sejak jaman terdahulu.

Matinya Qolbu

Imam Abu Al-Qasim Al-Hafidz Tsiqatuddin Ali bin Abi Muhammad Al-Husain bin Hibatullah bin Abdullah bin Al-Husain Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i Al-Asy'ari atau Imam Ibnu Asakir rahimahullah (wafat 25 Januari 1176 M, Damaskus, Suriah)

وكل من أطلق لسانه في العلماء بالثلب، بلاه الله عز وجل قبل موته بموت القلب؛

“Barang siapa yg menghina para ulama, Allah Subhanahu wa ta'ala akan mengujinya sebelum mati dengan matinya hati".

Kita sebagai umat Islam dilarang mencela kepada sesama muslim, terlebih kepada pewaris Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Janganlah merendahkan para ulama yg berjuang dalam menegakkan keilmuan dan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar. Meskipun kita tidak memuliakan mereka sebagai orang yg telah dinaikkan derajatnya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, minimalnya tidak menghina baik dengan berghibah dan lainnya.

Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat !!

Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik 

#sarinyala #ngajirutin #salafussolih #madzhab #sufi #majelisilmu #nu #santrinjoso #tebuireng #aswaja #fiqih #ngajionline #live #santri #ayongaji #pbnu #lembagadakwahnu #pwnujatim #pcnugresik #nugres #viral #pondokpesantren #kyai #nuonline #hadits #nuonlinejatim #nahdlatululama #santrionline #kontendakwah 

Sumber FB : Sarinyala.id

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Dosa Besar Menghina Ulama Terdahulu". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait