Pentingnya Ilmu Kalam Asyari-Maturidi Untuk Membentengi Aqidah

PENTINGNYA ILMU KALAM ASYARI-MATURIDI UNTUK MEMBENTENGI AQIDAH

PENTINGNYA ILMU KALAM ASYARI-MATURIDI UNTUK MEMBENTENGI AQIDAH KITA DI SAAT INI.......

Orang-orang Wahabi mengharamkan ilmu kalam (ilmu tauhid yang berdasarkan rasionalitas), mereka mencela Asyari-Maturidi karena menyamakan ilmu kalam dengan filsafat jahiliyyah. Padahal sudah banyak universitas yang membuka jurusan filsafat islam, jadi mereka bisa membedakan mana filsafat Islam dan mana filsafat jahiliyyah. Bahkan sejak jaman dahulu dengan Ilmu Kalam terbukti bisa memberantas Muktazilah, Musyabbihah, Atheis, Agnostik, Liberal, Falasifah (Jahiliyyah) dan lain-lain, sehingga para ulama menyebut ilmu kalam ini sebagai ahlus sunnah, hal ini berbeda dengan ilmu kalam yang di Muktazilah dan falasifah yg di cela oleh para ulama karena mengandung kebathilan-kebathilan, dan disinilah kebodohan semisal kelompok Wahabi yg menyamakan ilmu kalam versi Asyari-Maturidi dan versi Muktazilah atau falasifah.

Ilmu kalam itu untuk membahas ilmu tauhid (Ilmu yang meng-Esa-kan Allah), ilmu ini berlaku untuk mereka yg mengaku Islam dan selainnya baik yang beragama selain Islam atau semisal atheis, tapi tentunya yang masih mempunyai akal sehat.

Misal kita berhadapan dengan atheis yg tidak percaya Al Quran dan hadis, kita bantah dengan ilmu kalam. Ilmu kalam ini sangat rasional, sesuai dengan akal sehat dan tentu tidak bertentangan dengan Al Quran dan hadis.

Ustadz Hidayat Nur  menuliskan bahwa Imam an-Nawawi berkata dalam kitabnya Raudhah at-Thalibin:

وَأَمَّا الْعِلْمُ الْمُسَمَّى عِلْمَ الْكَلَامِ، فَلَيْسَ بِفَرْضِ عَيْنٍ، وَلَمْ يَكُنِ الصَّحَابَةُ ﵃ يَشْتَغِلُونَ بِهِ، قَالَ الْإِمَامُ: وَلَوْ بَقِيَ النَّاسُ عَلَى مَا كَانُوا عَلَيْهِ فِي صَفْوَةِ الْإِسْلَامِ لَمَا أَوْجَبْنَا التَّشَاغُلَ بِهِ، وَرُبَّمَا نَهَيْنَا عَنْهُ، فَأَمَّا الْيَوْمَ وَقَدْ ثَارَتِ الْبِدَعُ، فَلَا سَبِيلَ إِلَى تَرْكِهَا تَلْتَطِمُ، وَلَا بُدَّ مِنْ إِعْدَادِ مَا يُدْعَى بِهِ إِلَى الْمَسْلَكِ الْحَقِّ، وَتُزَالُ بِهِ الشُّبَهُ، فَصَارَ الِاشْتِغَالُ بِأَدِلَّةِ الْعُقُولِ فَرْضَ كِفَايَةٍ

"Adapun ilmu yang disebut dengan ilmu kalam, maka ia bukan ilmu fardhu 'ain dan para shahabat Nabi juga tidak menyibukkan diri dengannya. Imam al-Haramain berkata, "Andai masyarakat muslim masih dalam kemurnian Islam, tentu kami tidak mewajibkan belajar ilmu tersebut, bahkan mungkin kami melarangnya. Adapun hari ini, dimana bid'ah (akidah) telah merajalela, maka tidak ada jalan lagi membiarkan hal tersebut terus menerus mengoyak. Wajib hukumnya menyiapkan ilmu yang disebut kalam untuk meniti jalan yang haq serta menihilkan syubhat-syubhat (propaganda). Karena itu, mempelajari dalil-dalil rasionalitas (ilmu kalam) menjadi fardhu kifayah".

Selain itu Ilmiyah itu Imam  As Safaraini di dalam Lawami'ul Anwar mengatakan bahwa yang dimaksud ilmiyah adalah :

1. Inderawi yang normal

2. Khabar yg benar, yaitu : 

- Khabar mutawatir

- Khabar dari Nabi

3. Akal

Jadi ilmu yang ilmiyah dan rasional yang masuk akal juga sangat diperlukan untuk dakwah memberantas bid'ah sesat yang merajalela.

Contoh kecil di jaman ini adalah Guru Gembul yang mengatakan bahwa sesuatu yg ilmiyah dan rasional hanya bisa dicapai dengan pengalaman inderawi saja, ini harus kita tolak sesuai dengan pernyataan diatas bahwa akal yg sehat dan normalpun bisa ilmiyah dan rasional.

Semisal pembuktian wujud Tuhan dengan adanya alam semesta ini. Bila kita mempunyai Tuhan yg Maha Hebat, Maha Super, berbeda  dengan mahlukNya dan Maha Kuasa maka kita bisa membuktikan bahwa segala sesuatu itu pasti ada yang menciptakan, semisal meja, kursi, pulpen, dsb, pasti ada yang menciptkan. Alam semesta ini pasti ada yang menciptakan yaitu Allah (Tuhan). Ini hukum kasualitas yang benar dan diakui oleh semua orang, sedang mereka (atheis) yang mengatakan bahwa meja berasal dari dirinya sendiri (meja) itu tidak masuk akal dan kita abaikan saja.

Kemudian contoh bila ingin memiliki Tuhan yang Maha Kuasa dan muthlak diatas yg lain, maka Tuhan itu harus SATU, tidak boleh dua, tiga atau jumalah yang lain, semisal bila ditanyakan siapa pencipta dunia dan seisinya ??? Bila Tuhan kita ada dua dan dijawab Tuhan A, maka Tuhan B menganggur (tidak ikut menciptakan dunia), maka ini mustahil bagi kita karena mempunyai satu Tuhan yg lemah dan tidak berkuasa. Bila dijawab kedua Tuhanlah yang menciptakan, maka ini juga mustahil, karena hanya untuk menciptakan dunia dan seisinya kedua Tuhan tsb harus bekerjama. Maka TUHAN WAJIB SATU.

Bila dalam Kristen dikatakan bhwa Nabi Isa as adalah Tuhan karena Sayyidah Maryam melahirkan tanpa bapak berarti bapaknya Tuhan,, maka kita jawab berarti yang lebih pantas jadi Tuhan itu Nabi Adam, karena beliau lahir tanpa bapak dan ibu. Dan Siti Hawa punya bapak (karena terlahir dari tulung rusuk Nabi Adam) tetapi tidak punya ibu. Maka dalam menghadapi mukjizat atau karomah seperti ini kita tidak usah heran dan tidak mudah menjadikan makhluk sebagai Tuhan.

Pokoknya di dalam Aqidah Asyari-Maturidi ada sifat 20 Allah  yang secara AKAL dengan ILMIYAH dan RASIONAL bisa dibuktikan, silahkan belajar........ !!!! 😁😁😁🙏🙏

Wallaahu a'lam..... Sumber FB Ustadz : Dodi ElHasyimi

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Pentingnya Ilmu Kalam Asyari-Maturidi Untuk Membentengi Aqidah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait