MAKSUD "DZIKIR ITU PANAS"
Salah satu adab berdzikir adalah tidak minum baik di tengah maupun setelah selesai berdzikir:
وَيَنْبَغِيْ أَنْ لَا يَشْرَبَ الْمَاءَ عَقِبَهُ أَوْ أَثْنَائَهُ لِأَنَّ لِلذِّكْرِ حَرَارَةً تَجْلِبُ الْأَنْوَارَ وَالتَّجَلِيَّاتِ وَالْوَارِدَاتِ وَشُرْبُ الْمَاءِ يُطْفِئُ تِلْكَ الْحَرَارَةَ
Sebaiknya (orang yang berdzikir) tidak minum setelah atau di tengah² berdzikir. Karena sesungguhnya dzikir memiliki sifat panas yang dapat menarik cahaya, manifestasi (kekuasaan) Allah, (petunjuk) yang datang saat itu.
Sehingga minum air dapat memadamkan panas itu” (Sayid Abu Bakr, Kifayatul Atqiya, hal. 107).
Artinya panas yg disebabkan dzikir itu dapat melelehkan kotoran² yang menempel pada dinding² hati, sebagaimana api melelehkan karat yang menempel pada besi.
Jadi panas yg disebabkan dzikir itu aslinya bagus, hanya saja kalau terlalu panas tubuh manusia tidak kuat, sehingga kadang ada orang yg gila karena kebanyakan wiridan.
Diantara yg dawuh para guru; untuk memadamkan rasa panas itu agar tidak 'kebablasan', adalah memperbanyak baca shalawat selepas berdzikir.
Sumber FB Ustadz : Gus Dewa Menjawab