Syekh Hanabilah, Abu al-Fadhl al-Tamimi, menyatakan:
“Kepalaku dan kepala al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani (seorang Asy'ari) telah beristirahat di atas satu bantal yang sama selama tujuh tahun.”
Abu al-Fadhl al-Tamimi menghadiri prosesi pemakaman pada hari wafatnya al-Baqillani dengan bertelanjang kaki, bersama saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya. Ia memerintahkan agar diumumkan di hadapan iring-iringan jenazah:
“Ini adalah pembela Sunnah dan agama. Ini adalah Imam kaum Muslimin. Ini adalah orang yang menjaga Syariah dari serangan lisan para penentang. Ini adalah orang yang menulis tujuh puluh ribu halaman untuk menentang para kaum mulhid (kaum atheis).”
Beliau duduk bersama para sahabatnya selama tiga hari bertakziyah tanpa meninggalkan tempat, dan beliau secara rutin mengunjungi makamnya setiap hari Jumat di kediaman.
Imam al-Dzahabi memberikan komentarnya terkait hal ini:
“Hal ini tidak lain mencerminkan adanya ikatan kasih sayang yang mendalam antara seorang Asy'ari dan seorang Hanbali ini.”
(Tarikh al-Islam – diringkas)
__________
Pelajaran yang dapat diambil dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Persatuan di Tengah Perbedaan: Meskipun Abu al-Fadhl al-Tamimi adalah Hanbali dan al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani adalah Asy'ari, hubungan mereka tetap erat dan penuh penghormatan. Ini menunjukkan bahwa perbedaan mazhab tidak harus menjadi penghalang untuk persahabatan dan persatuan.
2. Penghormatan terhadap Ulama: Abu al-Fadhl al-Tamimi menunjukkan penghormatan besar kepada al-Baqillani. Pujian yang disampaikan saat pemakaman al-Baqillani menunjukkan betapa pentingnya kontribusi beliau dalam membela agama dan Syariah, serta menegaskan pentingnya menghormati jasa ulama.
3. Ketulusan dalam Bertakziyah: Kehadiran al-Tamimi dalam prosesi pemakaman dengan penuh penghormatan dan ketulusan mengajarkan pentingnya adab dalam bertakziyah. Ini menunjukkan bahwa ketulusan dalam menghormati seseorang yang telah meninggal adalah bagian dari etika Islam.
4. Kesetiaan Setelah Kematian: Kunjungan rutin al-Tamimi ke makam al-Baqillani mencerminkan kesetiaan dan penghormatan yang berkelanjutan. Ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik, bahkan setelah kematian seseorang.
5. Sikap Moderat Al-Dzahabi: Imam al-Dzahabi menyoroti hubungan baik antara Asy'ari dan Hanbali sebagai contoh harmoni antarmazhab. Ini menunjukkan pentingnya sikap moderat dan toleransi dalam menghadapi perbedaan pendapat.
6. Pengakuan Hanbali sebagai Mazhab Akidah: Tulisan ini juga menekankan bahwa Hanbali bukan hanya mazhab fikih, tetapi juga mazhab akidah, sejajar dengan Asy'ariyah dan Maturidiyah. Hal ini menunjukkan bahwa Hanbali memiliki peran penting dalam teologi Islam, selain dalam bidang fikih.
Sumber FB Ustadz : Ayyub Subandi