Fenomena klaim kebenaran absolut dalam beragama, terutama di kalangan kelompok tertentu yang merasa hanya mereka yang benar2 mengikuti sunnah dan menganggap kelompok lain sebagai ahlul bid'ah, memang menjadi persoalan yang memprihatinkan. Sikap seperti ini menunjukkan kurangnya kedewasaan dalam beragama dan memahami perbedaan pandangan dalam Islam.
Beberapa alasan munculnya fenomena ini antara lain:
1. Pemahaman yang Kaku terhadap Sunnah: Sebagian kelompok cenderung memahami sunnah dengan cara yang sempit dan kaku, serta mengabaikan konteks sejarah dan kondisi yang melingkupi. Mereka mungkin kurang memahami bahwa sunnah juga memiliki variasi yang diakui dalam tradisi Islam, terutama melalui ijtihad para ulama yang memiliki metode dan pendekatan yang berbeda.
2. Kurangnya Toleransi terhadap Perbedaan Pandangan: Dalam sejarah Islam, perbedaan pendapat atau khilafiyah adalah hal yang lumrah, dan ulama dari berbagai madzhab sering kali memiliki pandangan yang berbeda namun tetap saling menghormati. Sikap mencap kelompok lain sebagai ahlul bid'ah karena perbedaan pandangan memperlihatkan kurangnya pemahaman terhadap konsep perbedaan yang diakui dalam Islam.
3. Kurangnya Pemahaman terhadap Bid'ah: Istilah bid'ah sering kali disalahpahami dan digunakan dengan cara yang serampangan. Bid'ah tidak selalu berarti menyimpang dari ajaran agama, karena ada konsep bid'ah hasanah (bid'ah yang baik) yang diperkenalkan oleh banyak ulama, termasuk Imam Syafi'i. Bid'ah yang tercela hanyalah yang benar-benar bertentangan dengan dasar-dasar agama.
4. Sikap Eksklusif dan Fanatisme Kelompok: Beberapa kelompok mengembangkan fanatisme yang kuat, meyakini bahwa hanya mereka yang memiliki kebenaran. Ini menimbulkan sikap eksklusif yang berbahaya, di mana mereka menutup diri dari dialog dan kritik, serta melihat kelompok lain sebagai ancaman terhadap pemahaman agama mereka.
5. Minimnya Ilmu dan Sikap Tabayyun: Sikap terburu-buru dalam menghakimi tanpa tabayyun (verifikasi) atau mempelajari pendapat dan argumen pihak lain dengan adil sering kali menjadi penyebab munculnya tuduhan bid'ah. Ilmu yang dangkal dan kurangnya akses kepada sumber-sumber yang mendalam membuat beberapa orang cepat menghakimi sesuatu sebagai bid'ah tanpa pemahaman yang cukup.
6. Perlunya Kedewasaan dalam Beragama
Islam mengajarkan untuk bersikap bijak, adil, dan toleran terhadap perbedaan pendapat. Ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Abu Hanifah memberikan contoh bahwa perbedaan ijtihad adalah rahmat bagi umat. Kedewasaan dalam beragama menuntut kita untuk memahami bahwa tidak ada satu kelompok pun yang berhak mengklaim monopoli kebenaran.
Lebih penting lagi, ajaran Islam mengutamakan akhlak, kasih sayang, dan persatuan di antara umat. Menghargai perbedaan, bersikap terbuka terhadap dialog, serta memahami bahwa perbedaan pandangan adalah bagian dari dinamika intelektual dalam Islam, adalah hal yang seharusnya ditekankan.
Fenomena klaim kebenaran ini justru melemahkan persatuan umat dan menciptakan perpecahan yang tidak perlu. Dalam menghadapi perbedaan, sikap yang lebih dewasa dan moderat sangat diperlukan untuk menjaga keharmonisan dan saling menghormati di antara sesama Muslim.
Sumber FB Ustadz : Pardi Syahri