Betulkah Menghidangkan Makanan adalah Bid'ah Ketika Berduka?

BETULKAH MENGHIDANGKAN MAKANAN ADALAH BID'AH KETIKA BERDUKA ?

BETULKAH MENGHIDANGKAN MAKANAN ADALAH BID'AH KETIKA BERDUKA ??

๐Ÿ‘‰ Tulisan penuh syubhat dari akun Pengetahuan Muslim, yg bahkan sudah banyak dibahas ulama, masih saja ada yg menyebarkan syubhat ini, seperti tulisannya yg diberi judul 

"Bid'ahnya Menghidangkan Makanan Ketika Berduka..." 

✅ Yang betul bukan bidah, tp yang shahih adalah "SUNNAHNYA MENGHIDANGKAN MAKANAN DENGAN NIAT SEDEKAH ATAS NAMA MAYIT SAAT BERDUKA .."

๐Ÿ‘‰ karna jelas hadis shahih menjelaskan

 ุนู† ุนุงุฆุดุฉ ุฃู† ุฑุฌู„ุง ุฃุชู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูู‚ุงู„ ุซู… ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฅู† ุฃู…ูŠ ุงูุชู„ุชุช ู†ูุณู‡ุง ูˆู„ู… ุชูˆุต ูˆุฃุธู†ู‡ุง ู„ูˆ ุชูƒู„ู…ุช ุชุตุฏู‚ุช ุฃูู„ู‡ุง ุฃุฌุฑ ุฅู† ุชุตุฏู‚ุช ุนู†ู‡ุง ู‚ุงู„ ู†ุนู…

“Dari Aisyah Ra. bahwa sungguh telah datang seorang lelaki pada Nabi Saw. seraya berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh ibuku telah meninggal mendadak sebelum berwasiat, kukira bila ia sempat bicara mestilah ia akan bersedekah, bolehkah aku bersedekah atas namanya?” Rasul Saw. menjawab: “Boleh”. (Shahih Muslim hadits no.1004).

ูˆููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฃู† ุงู„ุตุฏู‚ุฉ ุนู† ุงู„ู…ูŠุช ุชู†ูุน ุงู„ู…ูŠุช ูˆูŠุตู„ู‡ ุซูˆุงุจู‡ุง ูˆู‡ูˆ ูƒุฐู„ูƒ ุจุงุฌู…ุงุน ุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆูƒุฐุง ุฃุฌู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ูˆุตูˆู„ ุงู„ุฏุนุงุก

“Dan dalam hadits ini (hadits riwayat Shahih Muslim di atas) menjelaskan bahwa shadaqah untuk mayit bermanfaat bagi mayit, dan pahalanya disampaikan pada mayyit, demikian pula menurut Ijma’ (sepakat) para ulama, dan demikian pula mereka bersepakat atas sampainya doa-doa.” (Syarh Imam an-Nawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 halaman 90).

๐Ÿ‘‰ Maka bila keluarga rumah duka menyediakan makanan dengan maksud bersedekah maka hal itu sunnah, apalagi bila diniatkan pahala sedekahnya untuk mayyit, demikian kebanyakan orang-orang yang kematian, mereka menjamu tamu-tamu dengan sedekah yang pahalanya untuk si mayyit, maka hal ini sunnah bukan bidah sebagaimana syubhat Wahabi yang menyesatkan ummat

_________

❌ Akun pengetahuan muslim selanjutnya menuliskan dalam postnya:

Asy-Syaikh Prof. Dr. Wahbah bin Musthafa Az Zuhailiy rahimahullah berkata :

"Amalan membuat makanan dan mengumpulkan orang-orang atasnya yang dilakukan oleh keluarga mayit adalah Bid'ah yang bukan Hasanah."

✅ Yang shahih :

๐Ÿ‘‰ Pernyataan diatas jelas itu ngawur dan grusan grusuh, jelas dengan pernyataanya yg mengatakan "mengumpulkan orang yg dilakukan keluarga mayit adalah bidah yg bukan Hasanah", artinya menurutnya adalah sesat, lantas apakah dengan mengumpulkan orang dengan tujuan sedekah dengan  atas nama mayit berdasar hadis diatas ๐Ÿ‘† jadi sesat dan berdosa ? Tentu tidak, Inilah bukti syubhat besar dan kebodohan Wahabi selama ini

๐Ÿ‘‰ Tentang “ijtima’ ila ahlil mayyit” disebutkan:

ูˆุฃู…ุง ุตู†ุนุฉ ุงู„ุทุนุงู… ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ู…ูŠุช ุฅุฐุง ูƒุงู† ู„ู„ูู‚ุฑุงุก ูู„ุง ุจุฃุณ ุจู‡ ู„ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุจู„ ุฏุนูˆุฉ ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ุงู„ุชูŠ ู…ุงุช ุฒูˆุฌู‡ุง ูƒู…ุง ููŠ ุณู†ู† ุฃุจูŠ ุฏุงูˆุฏ ูˆุฃู…ุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ู„ู„ุฃุบู†ูŠุงุก ูˆุงู„ุงุถูŠุงู ูู…ู†ูˆุน ูˆู…ูƒุฑูˆู‡ ู„ุญุฏูŠุซ ุฃุญู…ุฏ ูˆุงุจู† ู…ุงุฌุฉ

“Namun bila membuat makanan dari keluarga mayyit, bila untuk para fuqara maka diperbolehkan, karena Nabi Saw. menerima undangan wanita yang wafat suaminya sebagaimana diriwayatkan pada Sunan Abi dawud. Namun bila untuk orang-orang kaya dan perjamuan maka terlarang dan makruh sebagaimana hadits riwayat Ahmad dan Ibn Majah.” (Syarh Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 116).

๐Ÿ‘‰ Maka jelas dalam hal ini bukan bidah yg sesat sebagaimana pernyataan Wahabi 

________

❌ Akun pengetahuan muslim selanjutnya menuliskan dalam postnya:

Al-Imam Abu Bakar Ath-Thurtusi rahimahullah berkata :

"Ma'tam itu adalah berkumpulnya pertemanan (setelah kematian di rumah keluarga mayit) hal ini adalah bid'ah yang munkar, yang tidak dinukil sedikitpun, demikian pula berkumpul setelahnya (pada hari kematian) hari ke 2, 3, 7, sebulan, setahun, maka setelah itu merupakan musibah." 

[Al-Hawadits wal Bida', hal. 130]

✅ Yang shahih :

๐Ÿ‘‰ Yang dilarang itu ma'tam atau berkumpul dengan meratapi, inilah yg dimaksud dan dilarang oleh para ulama, karna tradisi jahiliah zaman dahulu adalah ketika ada yg meninggal, maka berkumpulah dan meratapi bersama, dan ini dilarang Sebagaimana hadis nabi 

ุงุซู†ุชุงู† ููŠ ุงู„ู†ุงุณ ู‡ู…ุง ุจู‡ู… ูƒูุฑ ุงู„ุทุนู† ููŠ ุงู„ู†ุณุจ ูˆุงู„ู†ูŠุงุญุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ูŠุช

“Dua perkara yang dapat membuat manusia kufur: Mencela keturunan dan meratapi mayit (an-niyahah).” (HR. Muslim no. 67).

๐Ÿ‘‰ Namun jika berkumpul, dengan niat membaca Al Qur'an, mengadakan majlis dzikir, Yaitu berkumpulnya sejumlah orang untuk berdoa atau bermunajat kepada Allah Swt. dengan cara membaca kalimat-kalimat thayyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tasbih, Asma’ul husna, shalawat dan lain-lain. Ini tidaklah dilarang sama sekali.

✅ Dijelaskan dalam Tuhfat al-Ahwadziy:

ุญุฏูŠุซ ุนุงุตู… ุจู† ูƒู„ูŠุจ ุงู„ุฐูŠ ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ููŠ ุณู†ู†ู‡ ุจุณู†ุฏ ุตุญูŠุญ ุนู†ู‡ ุนู† ุฃุจูŠู‡ ุนู† ุฑุฌู„ ู…ู† ุงู„ุฃู†ุตุงุฑ ู‚ุงู„ ุฎุฑุฌู†ุง ู…ุน ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ููŠ ุฌู†ุงุฒุฉ ูุฑุฃูŠุช ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆู‡ูˆ ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุจุฑ ูŠูˆุตูŠ ู„ุญุงูุฑุง ุฃูˆุณุน ู…ู† ู‚ุจู„ ุฑุฌู„ูŠู‡ ุฃูˆุณุน ู…ู† ู‚ุจู„ ุฑุฃุณู‡ ูู„ู…ุง ุฑุฌุน ุงุณุชู‚ุจู„ู‡ ุฏุงุนูŠ ุงู…ุฑุฃุชู‡ ูุฃุฌุงุจ ูˆู†ุญู† ู…ุนู‡ ูุฌูŠุก ุจุงู„ุทุนุงู… ููˆุถุน ูŠุฏู‡ ุซู… ูˆุถุน ุงู„ู‚ูˆู… ูุฃูƒู„ูˆุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ ููŠ ุฏู„ุงุฆู„ ุงู„ู†ุจูˆุฉ ู‡ูƒุฐุง ููŠ ุงู„ู…ุดูƒุงุฉ ููŠ ุจุงุจ ุงู„ู…ุนุฌุฒุงุช ูู‚ูˆู„ู‡ ูู„ู…ุง ุฑุฌุน ุงุณุชู‚ุจู„ู‡ ุฏุงุนูŠ ุงู…ุฑุฃุชู‡ ุงู„ุฎ ู†ุต ุตุฑูŠุญ ููŠ ุฃู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃุฌุงุจ ุฏุนูˆุฉ ุฃู‡ู„ ุงู„ุจูŠุช ูˆุงุฌุชู…ุน ู‡ูˆ ูˆุฃุตุญุงุจู‡ ุจุนุฏ ุฏูู†ู‡ ูˆุฃูƒู„ูˆุง

“Hadits riwayat Ashim bin Kulaib Ra. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya dengan sanad shahih, dari ayahnya, dari seorang lelaki Anshar, berkata: “Kami keluar bersama Rasul Saw. dalam suatu penguburan jenazah, lalu kulihat Rasul Saw. memerintahkan pada penggali kubur untuk memperlebar dari arah kaki dan dari arah kepala. Ketika selesai maka datanglah seorang utusan istri almarhum, mengundang Nabi Saw. untuk bertandang ke rumahnya. Lalu Rasul Saw. menerima undangannya dan kami bersamanya, lalu dihidangkan makanan, lalu Rasul Saw. menaruh tangannya di makanan itu. Kami pun menaruh tangan kami di makanan itu lalu kesemuanya pun makan.” (HR. Abu Dawud dan Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah). 

๐Ÿ‘‰Demikian pula diriwayatkan dalam al-Misykat di Bab Mukjizat, dikatakan bahwa ketika beliau Saw. akan pulang maka datanglah utusan istri almarhum. Dan hal ini merupakan nash yang jelas bahwa Rasulullah Saw. mendatangi undangan keluarga duka, dan berkumpul bersama sahabat beliau Saw. setelah penguburan dan makan.” (Tuhfat al-Ahwadziy juz 4 halaman 67).

๐Ÿ‘‰Lalu mana dalilnya yang mengharamkan berkumpul untuk berzikir dan makan di rumah duka? Sedangkan itu nabi lakukan ?

_____________

❌ Akun pengetahuan muslim selanjutnya menuliskan dalam postnya:

Dalam kitab Al-Mu'tamad fil Fiqhis Syafi'i (1/649) disebutkan :

"Sebagian perkara dibuat-buat oleh manusia, yaitu perkara bid'ah yang terlarang, wajib untuk dihindari dan dijauhi, diantaranya membawa karangan bunga saat mengantarkan jenazah, ini termasuk bid'ah yang diharamkan, karena tasyabbuh dengan orang-orang kafir, disamping membuang-buang harta dan bentuk bermewah-mewahan yang terlarang..

Dan diantara bid'ah juga adalah membuat bangunan di dalam atau di atas kuburan, berkabung atas kematian mayyit, serta keluarga mayyit sibuk membuat makanan lalu mengumpulkan orang-orang setelah kematian, baik setelah 7 HARI atau 40 HARI, padahal YANG SUNNAH hendaknya kerabat dan tetangga mayyitlah yang MENGANTARKAN MAKANAN KEPADA KELUARGA MAYYIT, untuk kebutuhan sehari semalam mereka...."

✅ Yang shahih :

๐Ÿ‘‰ Jelas dikatakan yg dilarang adalah tasyabuh dengan orang kafir, adakah membaca zikir, tahlil dan niat sedekah adalah tasyabuh ??

๐Ÿ‘‰ Adakah nabi yg makan dirumah duka dan berkumpul adalah tasyabuh? 

๐Ÿ‘‰ Dan disitu dijelaskan yg dilarang adalah yg bermewah mewah, artinya mubazir membuang buang harta untuk kesenangan, meratapi dll, ini dilarang, sedangkan memberi makan tamu oleh keluarga duka dengan niat sedekah maka ini Sunnah

๐Ÿ‘‰ Jika bermewah dengan maksud menjamu tamu, bukan meratapi dan bersenang2 jelas hukumnya mubah 

✅shohibul Mughniy menjelaskan:

ูˆุฅู† ุฏุนุช ุงู„ุญุงุฌุฉ ุฅู„ู‰ ุฐู„ูƒ ุฌุงุฒ ูุฅู†ู‡ ุฑุจู…ุง ุฌุงุกู‡ู… ู…ู† ูŠุญุถุฑ ู…ูŠุชู‡ู… ู…ู† ุงู„ู‚ุฑู‰ ูˆุงู„ุฃู…ุงูƒู† ุงู„ุจุนูŠุฏุฉ ูˆูŠุจูŠุช ุนู†ุฏู‡ู… ูˆู„ุง ูŠู…ูƒู†ู‡ู… ุฅู„ุง ุฃู† ูŠุถูŠููˆู‡

“Bila mereka melakukannya karena ada sebab atau hajat, maka hal itu diperbolehkan, karena barangkali diantara yang hadir mayyit, mereka ada yang berdatangan dari pedesaan, dan tempat tempat ygan jauh, dan menginap di rumah mereka, maka tak bisa tidak terkecuali mereka mesti dijamu.” (Al-Mughniy juz 2 halaman 215).

๐Ÿ‘‰ Yang diaramkan dalam madzhab Syafi'i adalah Ittikhadzuddhiyafah (mengadakan jamuan besar),  karena hal itu “Syara’a lissurur”, yaitu jamuan makan untuk kegembiraan, bukan untuk kematian. 

๐Ÿ‘‰Nah… adat orang jahiliyah masa lalu mereka menjamu tamu-tamu dengan jamuan besar bila ada yang mati di antara mereka, ada yang menyembelih kerbau, ada yang menyembelih kambing, ada yang menyembelih kerbau di atas kuburan si mayyit. Hal semacam itu yang diharamkan oleh Imam Syafi’i, dan Imam Syafi’i mengatakan makruh apabila keluarga duka membuat hidangan-hidangan (bukan haram).

๐Ÿ‘‰ Terkait mengkhususkan hari seperti hari ke 3,7,40 dan 100, ini sama sekali tidaklah terlarang, mengkhususkan hari itu boleh dalam Islam asal bukan mengkhususkan untuk keburukan 

✅ hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:

ุนَู†ْ ุงุจْู†ِ ุนُู…َุฑَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…َุง ู‚َุงู„َ ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠَุฃْุชِูŠ ู…َุณْุฌِุฏَ ู‚ُุจَุงุกٍ ูƒُู„َّ ุณَุจْุชٍ ู…َุงุดِูŠًุง ูˆَุฑَุงูƒِุจًุง ูˆَูƒَุงู†َ ุนَุจْุฏُ ุงู„ู„ู‡ِ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ูŠَูْุนَู„ُู‡ُ. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ

“Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mendatangi Masjid Quba’ setap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.” Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu juga selalu melakukannya.

(HR. al-Bukhari, [1193]).

๐Ÿ‘‰ al-Hafizh Ibnu Hajar al Asqolani rahimahullah berkata:

ูˆููŠ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ุนู„ู‰ ุงุฎุชู„ุงู ุทุฑู‚ู‡ ุฏู„ุงู„ุฉ ุนู„ู‰ ุฌูˆุงุฒ ุชุฎุตูŠุต ุจุนุถ ุงู„ุฃูŠุงู… ุจุจุนุถ ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุงู„ุตุงู„ุญู‡ ูˆุงู„ู…ุฏุงูˆู…ู‡ ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ูˆููŠู‡ ุฃู† ุงู„ู†ู‡ูŠ ุนู† ุดุฏ ุงู„ุฑุญุงู„ ู„ุบูŠุฑ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุงู„ุซู„ุงุซู‡ ู„ูŠุณ ุนู„ู‰ ุงู„ุชุญุฑูŠู…

“Hadits ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal saleh dan melakukannya secara rutin. Hadits ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.”

(Al-Hafizh Ibnu Hajar, Fath al-Bari, juz 3 hlm 69).

Allahu a'lam 

Sumber FB : Aqidah Salaf

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Betulkah Menghidangkan Makanan adalah Bid'ah Ketika Berduka?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait