Polemik Paham Nur Muhammad

Polemik Paham Nur Muhammad

Dunia maya sekarang dihebohkan lagi dengan polemik nur muhammad. Saya share tulisan lama, kesimpulannya Nur Muhammad itu adalah makhluk dan ia hadits bukan qodim.

Yang mengatakan qodim berarti ia sudah keluar pakem ahlussunah. Paham yang mengatakan qodim adalah paham orang zindiq yang wajib untuk dijauhi. Wal 'iyazu billah.

Polemik paham Nur Muhammad.

وعن ميسرة الفجرقال: قلت: يا رسول الله متي كنت نبيا؟ قال:"كنت نبيا وآدم بين الروح والجسد " رواه الامام احمد والطبراني والحاكم وصححه وقال الحافظ الهيثمي في رجال احمد والطبراني: رجالهما رجال الصحيح. 

Artinya: " Ya Rasulullah, kapan engkau diangkat menjadi Nabi ? Ketika Adam AS masih diantara  ruh dan jasad." (Hadis Shohih).

Inilah diantara hadis yang melatar belakangi pembahasan Nur Muhammad. Kitab Qhosidah Barzanji karya As-Sayyid Ja'far juga menyebutkan tentang hal itu dalam salah satu bait syairnya yang berbunyi “Ushalli wa usallimu ‘alan nuril maushufi bit taqaddumi wal awwaliyyah.” Konsep ini mengundang diskusi tanpa kata putus antara yang pro dan kontra.

Konsep Nur Muhammad ini kerap memicu polemik dan perdebatan yang sengit di tengah umat Islam. Sebagian orang menolaknya karena konsep ini karena dianggap bertentangan dengan konsep penciptaan manusia dalam Al-Qur’an. Sebagian orang lainnya menolak karena konsep terpengaruh oleh doktrin salah satu sekte menyimpang dalam Islam, yaitu Syiah.

Adapun sebagian kelompok lainnya menolak karena konsep ini dianggap membuka lebar pemikiran yang menyimpang yang dianggap berlebihan dan melewati batas. Sebagian orang Islam lainnya menolak konsep Nur Muhammad ini karena membuka jalan pada paham wahdatul wujud (bersatunya tuhan dengan makhluk) seperti yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Sedangkan sebagian lagi menolak pijakan konsep Nur Muhammad ini melalui kritik hadits.

Ini kutipan bagian dari qashidah Barzanzi yang secara terang-terangan mendukung konsep Nur Muhammad.

أصلي وأسلم على النور الموصوف بالتقدم والأوليه

Artinya, “Aku mengucap shalawat dan salam untuk cahaya yang bersifat terdahulu dan awal”.

Ditengah polemik yang berkepanjangan itu. Syekh Nawawi, ulama Indonesia yang keilmuanya diakui oleh dunia Islam mencoba menguraikan persoalan Nur Muhammad dengan sangat sederhana dan mudah dipahami, sehingga polemik itu dapat terjawab dan bisa dipahami dengan mudah, sehingga tidak menjadi mumet dan ruwet. Beliau menjelaskan konsep tersebut dari sudut pandang aqidah Ahlusunnah wal Jamaah.

Menurutnya, konsep Nur Muhammad tidak sulit untuk dipahami dan tidak perlu dibikin repot. Status Nur Muhammad bukan qadim sebagaimana keqadiman sifat Allah. Nur Muhammad adalah makhluk yang pertama kali Allah ciptakan sebelum Dia menciptakan makhluk lainnya.

قوله (أصلي) أي أطلب صلاة الله أي رحمته (وأسلم) أي أطلب سلام الله أي تحيته (على) صاحب (النور الموصوف بالتقدم) على كل مخلوق (والأوليه) أي كونه أولا بالنسبة لسائر المخلوقات

Artinya, “(Aku mengucap shalawat) aku memohon shalawatullah, yaitu rahmat Allah (dan) aku memohon (salam) Allah, yaitu penghormatan-Nya (untuk) yang empunya (cahaya yang bersifat terdahulu) sebelum segala makhluk (dan awal) yang entitasnya lebih awal dalam kaitannya dengan semua makhluk,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Madarijus Shu‘ud ila Iktisa’il Burud, [Surabaya, Syirkah Ahmad bin Sa‘ad bin Nabhan wa Auladuh)

Dengan keterangan Syekh Nawawi Banten ini, kepercayaan kelompok Ahlussunnah wal Jamaah tidak menjadi cacat, ternoda, terkontaminasi, tersesat, atau bergeser dari aqidah ahlussunnah karena mempercayai konsep Nur Muhammad.

Kepercayaan kelompok Ahlussunah  wal Jamaah kepada Nur Muhammad tidak akan menyebabkan terjatuh lubang tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk), tajsim (Allah mempunyai tubuh), atau ittihad dan hulul bermuara kepada kepada paham wahdatul wujud. Dengan pengertian yang telah diuraikan oleh Syekh Nawawi Banten, kelompok Ahlussunnah wal Jamaah yang sering membaca Qashidah Barzanji tetap konsisten pada logika tanzih (transendental) yang membedakan zat Allah dan Nur Muhammad.

Keberadaan Nur Muhammad  sebagai makhluk pertama Allah merupakan sebuah anugerah luar biasa dari Allah. Keberadaan Nur Muhammad merupakan hak prerogatif Allah yang tidak dapat diganggu gugat dan  di intervensi dan pengaruh oleh siapa dan apa pun.

Syekh Nawawi juga menyebutkan riwayat yang lain dari sahabat Jabir RA tentang konsep Nur Muhammad ini.

كما في حديث جابر أنه سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أول ما خلقه الله تعالى قال إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك فجعل ذلك النور يدور بالقدرة حيث شاء الله ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا إنس ولا جن ولا أرض ولا سماء ولا شمس ولا قمر وعلى هذا فالنور جوهر لا عرض 

Artinya, “Sebagaimana tersebut dalam hadits riwayat sahabat Jabir RA bahwa ketika ditanya perihal makhluk pertama yang diciptakan Allah, Rasulullah SAW menjawab, ‘Sungguh, Allah menciptakan nur nabimu sebelum segala sesuatu.’ Allah menjadikan nur itu beredar dengan kuasa Allah sesuai kehendak-Nya. Saat itu belum ada lauh, qalam, surga, neraka, malaikat, manusia, jin, bumi, langit, matahari, dan bulan. Atas dasar ini, nur itu adalah substansi, bukan aksiden,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Madarijus Shu‘ud ila Iktisa’il Burud, [Surabaya, Syirkah Ahmad bin Sa‘ad bin Nabhan wa Auladuh)".

Namun apapun itu, polemik Nur Muhammad ini tentu akan tetap ada baik antara yang pro kontra. Yang kita harapkan adalah kedewasaan dan saling menghargai dalam menyingkapi perbedaan sebuah pemahaman tanpa ujuk-ujuk dengan syak wasangkanya sendiri menghakimi sebuah konsep itu sesat dan menyimpang. Karena itu hanya akan memicu polemik dan debat kusir yang tidak ada sudahnya. 

Wallahu a'lam. 

Baca juga kajian tentang Nur Muhammad Berikut:

Yang Pro tentang Nur Muhammad :

Yang Kontra tentang Nur Muhammad : 

Sumber FB Ustadz : Sidi Abdul Halim

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Polemik Paham Nur Muhammad". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait