Pemikiran liar disosmed, obatnya "bukan" dengan sosmed
Pemikiran yang berkembang di medsos ini terlalu liar, dan obat utama untuk penyakit ini bukan fokus di medsos juga, tapi fokus di dunia nyata, penyebaran ilmu didunia nyata, walau tidak luas, tapi punya efek jangka panjang, karena disana ada perkenalan pribadi, ini menambah kepercayaan, sehingga jika ada kabar angin kepada penyampai ilmu, akan lebih sulit pengaruhnya, karena sudah kenal secara pribadi, jadi tau apa yang mungkin atau tidak, dari segi ikatan emosional lebih kuat, bahkan tak jarang jadi seperti keluarga.
Ketika kepercayaan itu ada, ilmu akan lebih mudah sampai dan diterima, dan kita cenderung lebih menghargai ilmu, karena kita bisa lihat secara langsunh betapa berharganya ilmu, betapa sulit mendapatkannya, saat kita tau ilmu didapat seperti itu, maka kita ga akan berbicara sembarangan, dan cenderung ingin memanfaatkan waktu pertemuan dengan ahli ilmu untuk mendapatkan bagian dari hal berharga itu sebanyak-banyaknya
Ditambah adanya interaksi lebih dalam sebuah pertemuan, jadi didalamnya itu ada penjelasan, pertanyaan, hal-hal ribet bisa dijelaskan lebih bagus dan baik melalui tatap muka. Dan yang paling penting, adanya keberkahan pertemuan, karena cahaya ilmu itu didapat dengan talaqqy, adanya usaha untuk datang ke tempat ilmu, adanya pengorbanan waktu atau harta, adanya adab ilmu, adanya ketersambungan nur dalam sebuah pertemuan, dan keutamaan lainnya yang hanya bisa didapat melalui pertemuan langsung, yang membuat ilmu itu jauh lebih berkah, jalsah ala rukab istilahnya.
Ditambah adanya penghormatan terhadap orang berilmu, karena didunia nyata orang akan cenderung lebih menjaga kesopanan, lihatlah betapa banyak orang didunia maya ini begitu berani komentar sembarangan pada orang yang berilmu, dimana kalau jumpa didunia nyata bahkan untuk natapnya saja ga berani, haibah ilmu akan lebih terjaga dalam pertemuan, dengan begitu ilmu akan lebih dihormati dan lebih mudah masuk. Tentu ada banyak hal lain yang ga mungkin disebut semua.
Tentu saya mengatakan ini, bukan berarti menafikan solusi medsos, ada hal-hal yang ga bisa dilakukan didunia nyata tapi bisa dilakukan dimedsos, bahkan saya sediri juga memanfaatkan medsos untuk sharing-sharing hal-hal kecil, hanya saja energi kita jangan dihabiskan disitu, apalagi berharap perubahan hal besar dalam agama dari situ, sulit dibayangkan, bukan tanpa alasan, karena agama itu bukan hanya memberikan informasi/maklumat, tapi juga mewariskan ahwal dan membentuk karakter, baik karakter ilmiyah atau karakter sikap, dan itu ga bisa dibayangkan bisa dilakukan kecuali dengan pantauan langsung.
Ada perbedaan antara mengatakan jangan bermedsos dan jangan fokus dimedsos, yang saya maksud tentu saja yang kedua, tidak fokus dimedsos untuk menyelesaikan hal besar, dimana medsos hanya dipakai sebagai suplemen tambahan, bukan obat utama, lihatlah yang paling sulit terpengaruh di medsos ini adalah orang yang pondasinya sudah kuat didunia nyata pada orang yang tepat.
Seandainya nabi saw mengecat sandalnya berwarna merah, maka percayalah, kita akan melihat seluruh jalanan kota madinah dipenuhi bekas jejak sendal berwarna merah, karena hampir tidak ada jalanan kota makkah yang tidak dilewati Rasulullah saw untuk menyampaikan risalahnya, beliau menemui hampir seluruh penduduk makkah. Begitulah ilmu disampaikan. Begitulah nabi saw mengubah manusia
Dan terakhir, siapakah yang akhirnya mendapat gelar sebagai sahabat Rasulullah saw? Mereka adalah orang-orang beriman yang bertemu dengan Rasulullah saw, walau diantara mereka ada yang menempuh jarak ribuan kilometer untuk bertemu dengannya, bahkan ada yang cuma satu kali, tapi kemuliaan dari pengorbanan mereka itulah yang membuat mereka digelar sahabat, hidup mereka berubah.
Maka dari itu Jangan remehkan sebuah pengorbanan dan perjalanan mencapai ilmu. Pertemuan dengan orang yang tepat beberapa kali itu, kadang cukup untuk modal seumur hidup dalam berislam. Nah, peletakan pondasi inilah yang harus diperhatikan, dimana baik pikiran atau amal, butuh pertemuan dan perhatian khusus agar dia menjadi lebih baik. Bukankah benar jika dikatakan, obat utama segala kegilaan pemikiran disosmed itu, diajarkan oleh orang yang telat didunia nyata?
Sumber FB Ustadz : Fauzan Inzaghi