๐ก๐๐๐ ๐๐ง ๐ฌ๐๐ก๐ ๐๐๐ฆ๐๐ฅ ๐๐ง๐๐ฆ ๐๐๐๐๐๐๐ฅ๐๐ก๐ก๐ฌ๐
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
ُْูู ุจَِูุถِْู ุงَِّููู َูุจِุฑَุญْู َุชِِู َูุจِุฐََِٰูู ََْْููููุฑَุญُูุง َُูู ุฎَْูุฑٌ ู ِู َّุง َูุฌْู َุนَُูู
“Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmatNya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Ibnu Abbas radhiayallahu ’anhuma ketika menafsirkan ayat tersebut berkata : “Yang dimaksud dengan karunia dari Allah adalah ilmu agama, dan yang dimaksud dengan rahmatNya adalah Nabi shalallahu’alaihi wassalam.”[1]
Al imam Ibnu Rajab al Hanbali rahimahullah berkata :
ูุฅّู ุฃุนุธู ูุนู ุงููู ุนูู ูุฐู ุงูุฃู ّุฉ ุฅุธูุงุฑ ู ุญู ุฏ ุตّูู ุงููู ุนููู ูุณّูู ููู ูุจุนุซุชู ูุฅุฑุณุงูู ุฅูููู
“Sesungguhnya dari sebesar-besarnya nikmat Allah atas umat ini adalah kelahiran Nabi shalallahu’alaihi wassalam dan diutusnya beliau dengan membawa risalah kepada mereka.”[2]
Al imam Suyuthi rahimahullah berkata :
ูุฃู ูุนู ุฉ ุฃุนุธู ู ู ุงููุนู ุฉ ุจุจุฑูุฒ ูุฐุง ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุงูุฐู ูู ูุจู ุงูุฑุญู ุฉ ูู ุฐูู ุงูููู
“Adakah kiranya nikmat yang lebih besar dari dilahirkannya Nabi shalallahu’alaihi wassalam sang pembawa kasih sayang pada hari tersebut ?”[3]
Baqi bin Mukhlid rahimahullah berkata :
ุฃู ุฅุจููุณ ุฑู ุฃุฑุจุน ุฑูุงุช ุฑูุฉ ุญูู ูุนู ูุฑูุฉ ุญูู ุฃูุจุท ูุฑูุฉ ุญูู ุจุนุซ ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูุฑูุฉ ุญูู ุฃูุฒูุช ูุงุชุญุฉ ุงููุชุงุจ
"Sesungguhnya Iblis menjerit sambil menangis pada empat kejadian : Ketika dilaknat oleh Allah, ketika diusir, ketika diutusnya Nabi Muhammad, dan ketika diturunkan surah al Fatihah."[4]
Syaikh Wahbah Zuhaili rahimahullah berkata :
ููุงู ู ู ุฃุนุธู ุงููุนู ุนูู ุงูู ุคู ููู: ุจุนุซุฉ ุงููุจู ุงูู ุตุทูู ุตููุงุช ุงููู ูุณูุงู ู ุนููู، ุฅุฐ ุฃุฑุณูู ุฑุจู ุฑุญู ุฉ ููุนุงูู ูู
“Dan adalah termasuk nikmat yang paling agung yang diberikan kepada orang-orang yang beriman adalah diutusnya Nabi shalallahu’alaihi wassalam, karena beliau diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam.”[5]
Wallahu a’lam
_____________
[1] Zadul Masir (2/336)
[2] Latahif al Ma’arif hal. 173
[3] Al Hawi lil Fatawa (1/229)
[4] Akamul Marjan hal. 234
[5] Tafsir al Wasith (1/257)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq