Ibnul Qayyim Boleh, Tapi Kuburiyun Tidak Boleh!

Ibnul Qayyim Boleh, Tapi Kuburiyun Tidak Boleh!

Ibnul Qayyim boleh, tapi Kuburiyun tidak boleh!

Ibnul Qayyim, murid Ibnu Taimiyah, menulis syair yang berisi kerinduannya kepada gurunya:

Andai ditanya, “Apa yang kamu rindukan?” Pasti ia menjawab, “Aku rindu berziarah kepadamu walau dengan kelopak mataku (bukan dengan berjalan kaki). Demi Allah, andai waktu mengizinkanku berdekatan denganmu dan andai aku menempati lokasi yang dekat denganmu, pasti aku akan tempelkan pipiku dengan tanah (kuburan) karena rasa syukur dan pasti aku akan celaki mataku dengan tanahmu (tanah kuburan).”

Ibnul Utsaimin (Wahabi) berkomentar:

“Ini sangat berlebihan. Mungkin ia (Ibnul Qayyim) mengutip perkataan orang lain. Tapi menurut saya -Allah yang lebih tahu-, bait-bait syair itu adalah perkataannya sendiri. Andai benar ia yang mengatakannya, maka kami memohon kepada Allah agar memaafkannya. Sebab ini sangat berlebihan dan tidak diizinkan oleh Syariat. Tapi ini termasuk sikap berlebihan yang dilakukan oleh penyair-penyair. Syair yang berisi kalimat hiperbolik dianggap sebagai pemanis dan penyedap syair. Tapi ini bukan berarti membenarkan tindakan para pemuja kuburan yang datang ke kuburan lalu menempelkan pipi-pipi mereka di kuburan, karena Ibnul Qayyim mengatakan: ‘Aku akan tempelkan pipiku dengan tanah (kuburan) karena rasa syukur’, sedangkan para pemuja kuburan itu menempelkan pipi-pipi mereka karena pengagungan dan beribadah (?!).” (Ibnul Utsaimin, Syarhun Nuniyah, 3/616-617)

Jadi, Ibnul Qayyim tidak apa-apa, tapi Kuburiyun apa-apa. 

Coba kalau standar itu diterapkan juga untuk Syair Qasidah Burdah. Jangan langsung disyirikkan, tapi ditakwil seperti takwil untuk Syair Nuniyah Ibnul Qayyim di atas.

Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ibnul Qayyim Boleh, Tapi Kuburiyun Tidak Boleh!". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait