𝗛𝗮𝘆𝘆𝗶𝘇 𝗠𝗲𝗻𝘂𝗿𝘂𝘁 𝗜𝗯𝗻 𝗧𝗮𝗶𝗺𝗶𝘆𝗮𝗵 (𝗘𝗽𝗶𝘀𝗼𝗱𝗲 1)
𝐏𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐲𝐲𝐢𝐳
Pembahasan mengenai 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 akan saya paparkan dalam beberapa episode. Hal ini sebenarnya telah dijelaskan oleh Syekh Saeed Foudah dalam kitab beliau 𝗮𝗹-𝗞𝗮𝘀𝘆𝗶𝗳 𝗮𝗹-𝗦𝗵𝗼𝗴𝗵𝗶𝗿, hanya tinggal dibaca saja. Di dalam kitab tersebut, Syekh Saeed Foudah mengulas tentang definisi 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 menurut para mutakallimin dan menurut Ibn Taimiyah. Secara umum, 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 memiliki tiga makna yang dijelaskan oleh Ibn Taimiyah sendiri dalam 𝗕𝗮𝘆𝗮𝗻 𝗧𝗮𝗹𝗯𝗶𝘀 𝗮𝗹-𝗝𝗮𝗵𝗺𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵:
[Naskah asli dalam Bayan Talbis al-Jahmiyah]
قد تقدم أن الحيز قد يراد به ما يحوز الشيء وهي نهاياته وحدوده الداخلة فيه وقد يراد به الشيء الذي يكون منفصلاً عنه وهو محيط به وكلاهما أمر وجودي وليس كونه مختصّاً بالحيز بهذا المعنى أن يكون شاغلاً لحيز بل الحيز هنا إما بعضه وإما ما يلاقيه من خارج وليس في شيء من هذين كونه شاغلاً للحيز وقد يراد بالحيز ما هو تقدير المكان وهذا هو الحيز عند كثير من أهل الكلام الذين يفرقون بين الحيز والمكان والحيز على هذا أمر عدمي
(Bayan Talbis al-Jahmiyah, Jilid 4, halaman 66)
Secara umum, 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 memiliki beberapa makna:
1. Sesuatu yang meliputi benda lain, yakni ujung dan batasan (حد) benda yang berada di dalamnya.
2. Sesuatu yang meliputi benda lain namun terpisah daripadanya. Kedua makna ini menunjukkan bahwa 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 adalah perkara yang bersifat wujudi (ada secara eksistensial).
3. Takaran atau kadar sebuah tempat, dan inilah makna 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 menurut banyak ahli kalam yang membedakan antara 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙖𝙣 (tempat) dan 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯. Makna ketiga ini merupakan perkara yang bersifat '𝙖𝙙𝙖𝙢𝙮 (non-eksistensial).
Setelah kita memahami makna 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 menurut Ibn Taimiyah, yang tersisa adalah mana 𝙢𝙖𝙠𝙣𝙖 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 yang dimaksud oleh Ibn Taimiyah ketika mengisbatkan makna ini kepada Allah Ta'ala. Hal ini penting karena ukuran 𝙩𝙖𝙟𝙯𝙞𝙢 bukanlah terletak pada lafaz, melainkan pada maknanya.
Yakni, masalah pokoknya adalah, dari ketiga 𝙢𝙖𝙠𝙣𝙖 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯, mana yang digunakan oleh Ibn Taimiyah dan diistbatkan kepada Allah? Dalam hal ini, tak kesah bagaimana 𝗹𝗮𝗳𝗮𝘇 yang dipakai beliau!, tetapi yang menjadi tolok ukur adalah maknanya.
Syekh Saeed Foudah dalam 𝗮𝗹-𝗞𝗮𝘀𝘆𝗶𝗳 mengatakan bahwa Ibn Taimiyah mengisbatkan kepada Allah dua makna 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯, yaitu makna pertama dan ketiga. Namun, saya hanya akan menjelaskan makna pertama, yaitu bahwa Ibn Taimiyah mengisbatkan kepada Allah 𝙝𝙖𝙮𝙮𝙞𝙯 dengan makna 𝙝𝙪𝙙𝙪𝙙 (batasan). Hal ini secara jelas dinyatakan oleh Ibn Taimiyah dalam 𝗕𝗮𝘆𝗮𝗻 𝗧𝗮𝗹𝗯𝗶𝘀 𝗮𝗹-𝗝𝗮𝗵𝗺𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵, Jilid 3, halaman 591-592:
قد ثبت عن أئمة السلف أنهم قالوا لله حد وأن ذلك لا يعلمه غيره وأنه مباين لخلقه وفي ذلك لأهل الحديث والسنة مصنفات وهذا هو معنى التحيز عند من تكلم به من الأولين
𝘈𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢:
"Telah terbukti dari para Imam Salaf bahwa mereka mengatakan: Allah memiliki batas (𝘩𝘶𝘥𝘶𝘥), dan batas Allah tidak diketahui oleh selain-Nya. Dan Allah berbeda dengan makhluk-Nya. Para ulama hadits dan sunnah memiliki banyak karya tulis terkait masalah ini. Inilah makna 𝘵𝘢𝘩𝘢𝘺𝘺𝘶𝘻 menurut siapa pun yang berbicara tentang hal ini dari kalangan orang-orang terdahulu."
Dari sini, terlihat dengan jelas bahwa Ibn Taimiyah meyakini Allah memiliki batas (حد). Batas atau ujung ini adalah salah satu makna dari 𝘩𝘢𝘺𝘺𝘪𝘻 menurut Ibn Taimiyah. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa Allah memiliki 𝘩𝘢𝘺𝘺𝘪𝘻. Dalam bahasa Arab, hal ini bisa diungkapkan sebagai الله متحيز أو لله حيز. Adapun nushus yang dikutip oleh kaum Salafi hanya menafikan 𝗹𝗮𝗳𝗮𝘇 𝘑𝘪𝘴𝘮 dan 𝘏𝘢𝘺𝘺𝘪𝘻. Yang mana bagi orang yang pernah sedikit saja belajar Aqidah dan punya harga diri pasti mengetahui bahwa 𝗺𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗔𝗾𝗶𝗱𝗮𝗵 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗹𝗮𝗳𝗮𝘇 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗺𝗮𝗸𝗻𝗮.
𝘊𝘢𝘵𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱:
Insya Allah, jika ada kesempatan dan semangat, saya akan melanjutkan pembahasan tentang 𝘩𝘢𝘺𝘺𝘪𝘻 di episode-episode berikutnya. Yang mana sebenarnya saya agak malez karena saya paham banyak salafi yang tidak akan paham atau pura-pura tidak paham jika saya jelaskan masalah ini. Tapi inilah kewajiban seorang ulama kalam mesti terus menjelaskan walaupun apapun keadaannya.
Saya berharap, di akhir episode ini, ada setidaknya satu Salafi yang berpindah secara sukarela menjadi Ahlus Sunnah, sebagaimana yang telah mereka janjikan.
Sumber FB Ustadz : Habib Ali Baqir Ali al-Saqqaf