Fatwa Cacat Manhaj Wahhabi Soal Maulid Nabi

FATWA CACAT MANHAJ WAHHABI SOAL MAULID NABI

🔰 FATWA CACAT MANHAJ WAHHABI SOAL MAULID NABI.

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Date: Serial Maulid Nabi Muhammad.

Note: Bantahan dalam gambar.

Sesi: Pujian pada nabi.

Season: 07.

Salah satu upaya spesies makhluk wahhabiyyah untuk mengharamkan perayaan maulid nabi adalah mereka mengatakan "ada kerusakan dalam maulid" dengan berdalil Hadist dibawah ini;

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ.

Artinya: Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah: Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).

A. MEKANISME HADIST.

Hadist diatas adalah dalil larangan kepada seseorang yang memuji orang lain secara berlebihan sampai melewati batas pemujian sehingga jatuh kedalam kebatilan dan berkemungkinan besar jatuh kedalam kekafiran. Seperti orang orang Nasrani. Karena, mereka melewati batas memuji nabi isaa sampai sampai mereka menuhankan Isa, mengatakan Isa anak Allah dan mengatakan bahwa Isa bagian dari sepertiga Allah. Beginilah pujian yang batil.

Sedangkan didalam maulid pujian pujian yang di lantunan tidaklah bertujuan demikian. Jadi, sangat jauh sekali antara otak dan lutut jika dalil diatas dijadikan hujjah larangan pujian pada nabi dalam maulid.

Pertanyaan kami adalah; Sejak kapan para penyelenggara maulid nabi itu mereka sampai menyembah nabi Muhammad? Atau mereka sampai menjadikan nabi Muhammad sebagai anak Tuhan? atau mengatakan nabi adalah bagian dari sepertiga Allah Subhanahu Wa Taala? Kalau tidak ada berarti fatwa Wahhabi berdasarkan hadist diatas adalah kecacatan dan kepincangan dalil yang nyata.

B. PENJELASAN TENTANG HADIST DIATAS.

Penjelasan tentang hadits diatas sudah kami rangkum sebagaimana berikut;

Al Imam Ibnu Battal (W 449 H) menjelaskan hadits diatas:

لا تصفوني بما ليس لي من الصفات تلتمسون بذلك مدحي ، كما وصفت النصارى عيسى بما لم يكن فيه ، فنسبوه إلى أنه ابن الله ، فكفروا بذلك وضلوا.

Artinya: Janganlah kalian menyifati diriku dengan perkara yang tidak ada pada diriku yakni dari sifat sifat yang menjerumuskan kalian sebab pujian itu ketika memujiku. Seperti kaum Nasrani yang menyifati Isa dengan perkara yang tidak ada pada Isa lalu mereka menisbatkan Isa sebagai anak Allah. Maka, mereka kafir sebab pujian tersebut dan mereka sesat.

[Syarah Sahih Al Bukhari Libni Battal: 9/245]

Al Imam Ibnul Jauzi Al Hanbali (W 597 H) mengatakan:

قوله : « لا تطروني, الإطراء : الإفراط في المدح، وأراد لا تمدحوني بالباطل.

Artinya: Sabdanya nabi: Janganlah kalian berlebihan memujiku. Ithra' adalah berlebihan dalam memuji dan yang di maksud nabi adalah janganlah kalian memujiku dengan kebatilan.

[Gharibul Hadist: 1/30]

Al Imam Ibnu Attiin Assafaqasi (W 611 H) mengatakan:

معنى قوله لا تطروني لا تمدحوني كمدح النصارى، حتى غلا بعضهم في عيسى، فجعله إلها مع الله، وبعضهم ادعى أنه هو الله، وبعضهم ابن الله، ثم أردف النهي بقوله : أنا عبد الله.

Artinya: Makna ucapannya nabi: Janganlah kalian berlebihan memujiku. Maksudnya Janganlah kalian memujiku seperti pujian orang Nasrani sampai sebagian mereka ghulluw pada Isa lalu menjadikan nya sebagai tuhan berserta Allah. Sebagain mereka (Nasrani) mengklaim bahwasanya isa adalah Allah. Klaim sebagian mereka adalah Isa merupakan anak Allah. Kemudian nabi menambah pelarangan nya dengan mengatakan: Aku adalah Hamba Allah.

[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 13/126]

Al Imam Sulaiman Assharsari Al Hanbali (W 716 H) menjelaskan:

ولهذا قال نبينا ﷺ : لا تطروني كما أطرت النصارى عيسى بن مريم , يعني حيث اتخذوه إلها

Artinya: Karena inilah Nabi kita Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam mengatakan; Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Yakni sekiranya mereka menjadikan Isa sebagai tuhan.

[Al Intisharat Al Islamiyyah: 1/400]

Al Imam Attiibi (W 743 H) menjelaskan:

الإطراء مجاوزة الحد في المدح والكذب فيه . حس»: وذلك أن النصارى أفرطوا في مدح عيسى عليه السلام، وإطرائه بالباطل، وجعلوه ولداً لله تعالى. فمنعهم النبي ﷺ أن يطروه بالباطل.

Artinya: Ithra' adalah melewati batas dalam memuji dan berdusta mengenai nya. Itulah orang Nasrani, mereka berlebihan memuji Isa Alaihi Assalamu dan berlebihan nya mereka adalah batil dan mereka menjadikan Isa sebagai anak Allah taala. Maka, Nabi Sallahu Alaihi Wasallam mencegah mereka pada berlebihan nya mereka sebab batil.

[Syarah Attiibi Ala Misykah Al Mashabih: 9/162]

Al Imam Badruddin Al Aini (W 885 H) mengatakan:

قوله : «كما أطرت النصارى، أي : في دعواهم في عيسى بالإلهية وغير ذلك.

Artinya: Sabdanya nabi; Sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan. Maksudnya; Dalam pernyataan mereka mengenai Isa sebagai tuhan dan selainnya.

[Umdatul Qari Syarah Sahih Al Bukhari: 11/199]

Al Imam Jalaluddin Assuyuti (W 911 H) mengatakan:

( لا تطروني ) : بضم أوله ، والإطراء : المدح بالباطل

( كما أطرت النصارى ابن مريم ) : في دعوى الإلهية له وغير ذلك

Artinya: Janganlah kalian berlebihan memujiku; Dibaca dommah pada awalannya. Dan ithra' adalah memuji dengan kebatilan. Sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan: Dalam menyatakan tuhan pada Isa dan selainnya.

[Attausih Syarah Al Jami' Assahih: 2224]

Al Imam Mulla Ali Al Qari Al Hanafi (W 1041 H) mengatakan:

وذلك أن النصارى أفرطوا في مدح عيسى عليه السلام وإطرائه بالباطل وجعلوه ولد الله تعالى، فمنعهم النبي ﷺ أن يطروه بالباطل.

Artinya: Dan itu dikarenakan sesungguhnya orang Nasrani mereka berlebihan dalam memuji Isa Alaihi Assalamu dan mereka melewati batas dengan kebatilan dan mereka menjadikan Isa sebagai anak Allah taala. Maka, nabi mencegah mereka pada berlebihan nya mereka dengan kebatilan.

[Mirqatul Mafaatih: 9/120]

Al Imam Azzurqani (W 1122 H) mengatakan:

وقد قال عليه الصلاة والسلام: لا تطروني بضم أوله وسكون الطاء، والإطراء المدح بالباطل، أي: لا تتجاوز الحد في مدحي، بأن تقولوا ما لا يليق بي، كما أطرت النصارى ابن مريم، وفي رواية عيسى ابن مريم، حيث كذبوا وقالوا: إله وابن الله، وأحد ثلاثة وغير ذلك من افكهم، إنما أنا عبد، فقولوا عبد الله ورسوله ولا تقولوا ما قالته النصارى، فأثبت لنفسه ما هو ثابت له من العبودية والرسالة، وأسلم لله ما هو له لا لسواه.

Artinya: Sungguh Rasulullah Alaihi Asshalatu Wa Assalamu telah bersabda: Janganlah kalian berlebihan memujiku. Dibaca Dommah huruf awalnya dan huruf tha'-nya sukun. Dan Ithra' adalah memuji dengan kebatilan. Maksudnya; janganlah kalian melewati batas dalam memujiku dengan perkataan kalian pada apa apa yang tidak layak padaku. Seperti berlebihan nya orang Nasrani memuji Isa putra Maryam dan mengenai riwayat hidup Isa putra Maryam. Sekiranya mereka telah berdusta dan mereka mengatakan: Isa adalah tuhan, anak Allah atau salah satu dari yang tiga dan selainnya dari sangkaan mereka. Sesungguhnya aku (Muhammad) hanyalah seorang hamba. Maka, katakanlah oleh kalian: Abdullah wa Rasuluhu (Hamba Allah dan utusannya) dan janganlah kalian berkata seperti perkataan nya orang Nasrani. Lalu, Rasulullah menetapkan dirinya pada apa apa yang telah dia tetapkan dari peribadatan dan risalah.

[Syarah Al Mawahib Alladdunniyah: 6/42]

Al Imam Muhammad Ibnu Zakra (W 1144 H) mengatakan:

والمعنى: لا تجاوزوا الحد في مدحي بغير الواقع فيجركم ذلك إلى الكفر كما جر النصارى إليه لما تجاوزوا الحد في مدح عيسى الله بغير الواقع واتخذوه إلها.

Artinya: Pengertiannya; Janganlah kalian melewati batas dalam memujiku dengan bukan seperti kenyataannya. Lalu mereka tergelincir pada kekafiran seperti tergelincirnya kaum Nasrani tentang Isa. ) Ketika orang Nasrani mereka melewati batas dalam memuji Isa dengan bukan seperti kenyataannya, mereka menjadikan Isa sebagai tuhan.

[Syarah Annasihah Al Kafiyah: 2/91]

Al Imam Al Jamal Assyafii (W 1204 H) mengatakan:

كما أطرت النصارى عيسى ابن مريم عليهما الصلاة والسلام، وذلك أنهم أفرطوا في مدحه، وجاوزوا الحد فيه إلى أن جعلوه ولد الله تعالى، فمنعهم النبي ﷺ أن يصفوه بالباطل.

Artinya: Sebagaimana berlebihan nya orang Nasrani memuji Isa putra Maryam Alaihimaa Asshalatu Wa Assalamu. Hal itu dikarenakan mereka berlebihan dalam memuji Isa dan mereka melewati batas tentang Isa sampai mereka menjadikan Isa sebagai anak Allah taala. Maka, Nabi mencegah mereka menyifati nya dengan kebatilan.

[Al Mawahib Al Muhammadiyyah: 2/276]

Al Imam Ibnu 'Ajiibah Al Hasani (W 1224 H) mengatakan:

فافترقت النصارى في كفرهم ثلاث فرق منهم فرقة قالوا هو ولد الله تعالى عن قولهم. ومنهم من قال: اتصل اللاهوت بالناسوت، أي اتصل وصف الألوهية بذات عيسى ومنهم من قال: إن الله ثالث ثلاثة: الله ومريم وعيسى.

Artinya: Kaum Nasrani pada kekafiran mereka terpecah menjadi tiga kelompok; (1). Mereka mengatakan Isa adalah anak Allah taala. (2). Mereka mengatakan; Sifat tuhan ada pada dzat Isa. (3). Mereka mengatakan: Sesungguhnya Allah adalah sepertiga dari tiga (Trinitas) : Allah, Maryam dan Isa.

[Al Umdah Fii Syarhi Burdah: 118]

Al Imam Assyarqawi Assyafii (W 1227 H) menjelaskan:

عن عمر بن الخطاب (رضي الله تعالى عنه أنه قال سمعت رسول الله ﷺ يقول : لا تطروني بضم التاء وسكون الطاء المهملة من الإطراء وهو المدح، أي لا تمدحوني بالباطل أو لا تجاوزوا الحد في مدحي (كما أطرت النصارى عيسى ابن مريم) في ادعائهم إلهيته وغيرها.

Artinya: Dari Umar bin Al Khattab Radiyallahu taala Anhu, bahwasanya beliau berkata, aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Janganlah kalian berlebihan memujiku. Dibaca dommah huruf ta'nya dan sukun huruf tha'-nya diambil dari kosa kata Ithra' yang artinya pujian. Maksudnya; Janganlah kalian memujiku dengan kebatilan atau janganlah kalian melewati batas dalam memujiku. Sebagaimana berlebih lebihnya kaum Nasrani memuji Isa putra Maryam. Dalam pernyataan mereka pada ketuhanan nya Isa dan selainnya.

[Fathul Mubdi: 3/71]

C. PENUTUP.

Sebagai penutup pada sesi kali ini. Maka, perkenankan lah kami untuk menjabarkan pujian seorang murid pada gurunya tercinta.

Al Imam Ibnu Katsir (W 774 H) menuliskan sebuah pujian seorang murid yang sangat mengagumi gurunya. Murid itu bernama Al Imam Kalamuddin Ibnu Azzamlakani (W 727 H) dan gurunya bernama Ibnu Taimiyah Al Harrani (W 728 H). Si murid karena saking kagumnya pada Ibnu Taimiyah maka dia mengatakan begini. Ibnu Katsir menuliskan:

ووجدت بخط ابن الزملكاني أنه قال: اجتمعت فيه شروط الاجتهاد على وجهها، وأن له اليد الطولي في حسن التصنيف وجودة العبارة والترتيب والتقسيم والتدين، وكتب على تصنيف له هذه الأبيات

ماذا يقول الواصفون له وصفاته جلت عن الحصر

هو حجة لله قاهرة  هو بيننا أعجوبة الدهر

هو آية في الخلق ظاهرة  أنوارها أربت على الفجر

وهذا الثناء عليه، وكان عمره يومئذ نحو الثلاثين سنة

Artinya: Aku (Ibnu Katsir) menemukan catatan nya Ibnu Azzamlakani bahwasanya beliau pernah berkata: Terkumpul sudah syarat syarat ijtihad didalam diri Ibnu Taimiyah tepat diatas wajahnya, dia (Ibnu Taimiyah) memiliki kreativitas dalam memperindah karya karyanya, menampilkan ibarot, susunan, pembagian dan penjelasan. Dan dia (Ibnu Azzamlakani) menuliskan bait ini atas karya Ibnu Taimiyah itu;

" Dapatkah mereka melukiskan sifat-sifat Ibnu Taimiyyah - Sedangkan sifat-sifatnya yang terpuji telah melampaui batas. Dia adalah hujjah Allah yang kokoh - Dan merupakan keajaiban masa diantara kami. Dia adalah ayat yang terang bagi makhluk - Cahayanya mengalahkan sinar matahari ".

Ini adalah pujian untuknya (Ibnu Taimiyah) padahal umurnya kala itu masih sekitar 30 tahunan.

[Bidayah Wa Annihayah: 13/135]

Apakah ini ghulluw? 🤔

Selesai

© ID Cyber aswaja.

NB: Dilarang untuk merubah sumber yang telah diterbitkan tanpa adanya izin resmi dari tim ID Cyber aswaja dan penulis tanpa terkecuali. 

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Fatwa Cacat Manhaj Wahhabi Soal Maulid Nabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait