Dalil dan Kumpulan Fatwa Ulama Atas Kebolehannya Merayakan Maulid Nabi

Dalil dan Kumpulan Fatwa Ulama Atas Kebolehannya Merayakan Maulid Nabi

🔰 DALIL DAN KUMPULAN FATWA ULAMA ATAS KEBOLEHANNYA MERAYAKAN  MAULID NABI.

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Date: Serial Maulid Nabi Muhammad.

Note: Bukti tersedia dalam gambar.

Sesi: Dalil dan Fatwa Ulama.

Season: 01.

Untuk postingan serial maulid kali ini kami sengaja menaruh di antrian pertama "dalil dan fatwa fatwa ulama yang mendukung serta membolehkan perayaan maulid nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam". Kami sengaja melakukan ini berdasarkan beberapa sebab berikut;

• Sebagai bentuk bantahan kepada para wahhabi yang gemar membid'ahkan dan mengharamkan perayaan maulid berdasarkan fatwa ulama mereka sendiri. Seperti membawakan fatwa: Syaikh Al Albani, Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh bin Baz, Syaikh Soleh Fauzan dan sebagainya.

• Sebagai bentuk hujjah dan argumentasi ahli sunnah wal jama'ah yang melakukan maulid nabi.

• Memusnahkan tradisi tabdi' (membid'ahkan), mensyirikkan atau bahkan sampai mengkafirkan yang kerap dilakukan oleh para wahhabi.

Dari beberapa sebab tersebut lah kami berspekulasi serta membulatkan keputusan untuk meletakkan postingan ini di posisi pertama serta memberikan hukum hukum singkat soal ini guna untuk menyelesaikan polemik soal maulid nabi ini.

A. DALIL ATAS KEBOLEHANNYA MAULID NABI.

1. HUKUM MELAKUKAN MAULID NABI.

Kami sudah bersepakat bahwa perayaan maulid nabi Muhammad yang ada saat ini merupakan perkara bid'ah tapi bagian dari bid'ah Hasanah bukan bid'ah yang tercela dan hukumnya Sunnah jika dikerjakan dan tidak masalah jika ditinggalkan. Sebab, isi perayaan maulid hanya sebagimana berikut:

Imam Jalaluddin Asshuyuthi (W 911 H) berkata:

والجواب : عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية الأخبار الواردة في مبدأ أمر النبي ﷺ وما وقع في مولده من الآيات ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك هو من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي ﷺ وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف

Artinya: Jawabnya: menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia.

[Al-Hawy Lil Fatawiy: 1/181-182]

Jika ditambah dengan perkara perkara syar'i lainnya maka juga boleh.

Al Imam Ibnu Hajar Al Haitsami (W 974 H) mengatakan:

والحاصل أن البدعة الحسنة متفق على ندبها وعمل المولد اجتماع الناس له كذلك أى بدعة حسنة

Artinya: Kesimpulannya adalah bahwasanya bid'ah Hasanah telah disepakati atas keanjurannya dan melakukan maulid di perkumpulan manusia begitu juga (bid'ah) artinya bid'ah Hasanah.

[Insanul 'Uyun Fii Sirah Al Aminiin Al Ma'mun Lil Halabi: 115]

Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali (W 795 H) mengatakan:

البدعة بدعتان : بدعة محمودة ، وبدعة مذمومة ؛ فما وافق السنة فهو محمود ، وما خالف السنة فهو مذموم

Artinya: Imam Assyafi'i (W 204 H) mengatakan: Bid'ah itu ada dua: Bid'ah yang terpuji dan bid'ah yang tercela. Jadi, perkara yang bersesuaian dengan sunnah maka ia bid'ah yang terpuji dan perkara yang menyelisihi Sunnah maka ia bid'ah yang tercela.

[Jaami'ul Ulum Wa Al Hikam: 2/787]

Al Imam Assyairazi (W 476 H) mengatakan:

والندب ما يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه.

Artinya: Nadbun (Sunnah) adalah sesuatu yang dipahalai atas pelaku nya dan tidak disiksa atas meninggalkannya.

[Attabsirah Fii Ushul Fiqh: 21]

Al Imam Muhammad bin Yusuf Assolihii Assyami (W 942 H) berkata:

فالبدعة الحسنة متفق على جواز فعلها والاستحباب لها ورجاء الثواب لمن خسنت نيته فيها، وهي كل مبتدع موافق لقواعد الشريعة غير مخالف لشيء منها ولا يلزم من فعله محذور شرعي.

Artinya: Maka bid'ah Hasanah sudah disepakati atas kebolehan melakukannya, dianjurkan melakukannya dan sembari mengharapkan pahala bagi orang orang yang memperbaiki niatnya dalam bid'ah Hasanah. Ialah setiap yang baru diadakan yang sejalan dengan Qoidah syari'at tanpa menyelisihi sesuatu dari syari'at.

[Subulul-Hudaa Wa Arrasyad: 1/365]

2. EKSISTENSI NAMA MAULID.

Para wahhabi kerap menganggap dosa, haram, syirik, bid'ah dolalah, sesat dan sebagainya ketika telinga mereka mendengar kata maulid nabi. Padahal, hukum tidak terletak pada nama namun pada eksistensi isinya.

Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali (W 795 H) menjelaskan perkataan Al Imam Assyafii diatas;

وأما البدعة المحمودة فما وافق السنة ، يعني ما كان لها أصل من السنة ترجع إليه ، وإنما هي بدعة لغة لا شرعا لموافقتها السنة

Artinya: Adapun bid'ah yang terpuji adalah apa apa yang bersesuaian dengan sunnah. Maksudnya perkara yang memiliki asal dari Sunnah yang dirujuk padannya dan ia adalah hanya bid'ah secara bahasa saja tapi tidak secara syar'i karena Sunnah bersesuaian padannya.

[Jaami'ul Ulum Wa Al Hikam: 2/787]

Jadi, yang akan dihukumi nantinya adalah isinya bukan namanya.

3. DALIL MAULID.

Intisari melakukan perayaan maulid nabi adalah untuk meneladani nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam. Baik melalui kisah kisahnya, perjuangannya, kecintaannya pada ummat dan lain lainnya. Disamping itu guna untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia guna untuk meninggikan agamanya disisi seluruh ummat manusia didunia. Sebab, Rasulullah merupakan Rahmat bagi seluruh alam, ia merupakan karunia Allah dan suri tauladan terbaik dan masih banyak lagi.

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya: Tidaklah aku mengutusmu terkecuali menjadi Rahmat untuk semesta alam.

[Surah Al Anbiya' ayat 107]

Rasulullah bersabda:

إنما أنا رحمة مهداة

Artinya: Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan.

[Al Mustadrak: 1/35]

Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً

Artinya: Sesungguhnya aku di utus sebagai Rahmat.

[Faidhul Qadir: 2/710]

Rasulullah bersabda:

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ : لَقيتُ النَّبِيِّي في بعض طريق الْمَدِينَةِ ، فَقَالَ : أَنَا مُحَمَّدٌ ، وَأَنَا أَحْمَدُ ، وَأَنَا نَبِيُّ الرَّحْمَةِ

Artinya: Dari Hudzaifah, beliau berkata: Aku pernah berjumpa dengan nabi di sebuah jalan Madinah. Maka, beliau berkata: Aku adalah Muhammad, Aku adalah Ahmad dan aku adalah nabinya Rahmat.

[Syarhus Sunnah Lilbaghawi: 13/213]

Dalam hadits sahih di ceritakan:

وعن أَبي سعيد الخُدْريِّ قَالَ: خَرج معاوِيَة عَنْهُ علَى حَلْقَةٍ في المسْجِدِ، فَقَالَ: مَا أَجْلَسكُمْ؟ قالُوا: جلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّه. قَالَ: آللَّهِ مَا أَجْلَسكُم إِلاَّ ذَاكَ؟ قالوا: مَا أَجْلَسنَا إِلاَّ ذَاكَ، قَالَ: أَما إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُم تُهْمةً لَكُم وَمَا كانَ أَحدٌ بمنْزِلَتي مِنْ رسُولِ اللَّهِ ﷺ أقلَّ عنْهُ حَدِيثًا مِنِّي: إِنَّ رسُول اللَّهِ ﷺ خرَج علَى حَلْقَةٍ مِن أَصحابِه فَقَالَ: مَا أَجْلَسكُمْ؟ قالوا: جلَسْنَا نَذكُرُ اللَّه، ونحْمدُهُ علَى ماهَدَانَا لِلإِسْلامِ، ومنَّ بِهِ عليْنا. قَال: آللَّهِ مَا أَجْلَسكُمْ إِلاَّ ذَاكَ؟ قالوا: واللَّه مَا أَجْلَسنا إِلاَّ ذَاكَ. قالَ: أَما إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهمةً لكُمْ، ولِكنَّهُ أَتانِي جبرِيلُ فَأَخْبرني أَنَّ اللَّه يُباهِي بِكُمُ الملائكَةَ .

Artinya: Dari Abu Sa'id Al Hudri berkata; Mu'awiyah keluar dari sebuah halaqah di dalam masjid, lalu bertanya, Apakah yang membuat kalian duduk?, Mereka menjawab, Demi Allah, Kami duduk untuk mengingat Allah Azzawajalla. Dia bertanya: Apakah hanya itu sebab kalian duduk? Mereka menjawab: Ya, hanya itu. Mu'awiyah berkata; Maaf, saya meminta kalian bersumpah bukan karena saya ragu terhadap kalian, dan bukan pula karena kedudukanku disisi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam lantas selainku lebih sedikit hadisnya daripadaku. Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah mendatangi sebuah halaqah sahabatnya, Lalu bertanya: Apakah yang membuat kalian duduk? mereka menjawab: Kami duduk untuk berdzikir kepada Allah Azzawajalla dan kami memuji-Nya karena petunjuk-Nya kepada Islam dan Dia telah mengaruniai kami dengan engkau.

Beliau bersabda: Demi Allah, tidakkah kalian duduk selain karena dorongan itu? Mereka menjawab: Demi Allah, kami tidak melakukannya kecuali karena hal itu. Beliau bersabda: Ketahuilah bahwasanya saya meminta sumpah kalian bukan karena saya ragu terhadap kalian hanya Jibril Alaihissalam pernah datang kepadaku, lalu mengabariku sesungguhnya Allah Azzawajalla membanggakan kalian di hadapan para Malaikat karena perkumpulan kalian.

[Minnatul-Mun'im Fii Syarhi Sahih Muslim, Juz: 4, Halaman: 243]

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

[Surah Yunus ayat 58]

Ibnu Abbas mengatakan:

فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم

Artinya: Karunia Allah adalah ilmu dan rahmatnya adalah Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam.

[Addurul Mantsur Fii Tafsir Al Ma'tsur Lissuyuti: 3/554]

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

[Surah Al Ahzab ayat : 11]

Dan keteladanan Rasulullah yang dapat kita petik adalah Rasulullah sendirilah yang memulai merayakan hari kelahirannya.

Ketika Rasulullah dinyatakan "mengapa ia selalu berpuasa dihari Senin". Maka beliau menjawab;

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Artinya: Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Quran kepadaku pada hari tersebut.

[Sahih Muslim: 3/168]

Dalil dalil yang kami sebutkan diatas merupakan dalil yang umum digunakan ketika banyak orang yang membantah kehadiran maulid nabi dan untuk perinciannya akan kami jelaskan di beberapa postingan yang akan datang.

Dan sebelum beralih kepada sesi B kami informasikan bahwa acara maulid nabi yang berisikan kebatilan, kemungkaran, kemaksiatan dan sebagainya. Maka, kami berlepas diri dari nya dan akan kami jelaskan di sesi yang akan datang.

B. FATWA ULAMA ATAS KEBOLEHANNYA MERAYAKAN MAULID.

1. Al Imam Ibnul Jauzi Al Hanbali (W 597 H).

Al Imam Ibnul Jauzi Al Hanbali (W 597 H) berpandangan bahwa orang orang yang melakukan maulid nabi maka orang tersebut akan diberikan pengamanan serta  mendapatkan kegembiraan.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Al Imam Assayyid Al Habib Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Makki, beliau mengatakan:

قال ابن الجوزي: ومما جرب : أن من عمل المولد كان أماناً له في ذلك العام، وبشرى عاجلة بنيل المرام.

Artinya: Al Imam Ibnul Jauzi Al Hanbali (W 597 H) mengatakan: Sebagian dari kemujarraban (maulid): Barang siapa yang melakukan/merayakan maulid maka ia aman di tahun tersebut dan cepat mendapatkan kegembiraan serta tercapai keinginan dan tujuan

[Addakha'ir Al Muhammadiyah: 65]

Dan Al Imam Al Halabi Al Misri Assyafii (W 1044 H) juga menuliskan apa yang dikatakan oleh Al Imam Ibnul Jauzi tersebut. Tapi dengan redaksi yang sedikit berbeda;

من خواصه انه امان فى ذلك العام،وبشري عاجلة بنيل البغية والمرام.

Artinya: Barang siapa yg mengkhususkan bulan kelahiran nabi dengan merayakan maulid. Maka dia akan mendapatkan keamanan di tahun tersebut dan akan mendapatkan kegembiraan yg segera serta tercapai keinginan dan tujuan.

[Insanul 'Uyun Fii Sirah Al Aminiin Al Ma'mun: 115]

2. Al Imam Ibnul Jaziri Assyafii (W 660 H) mengatakan:

فإذا كان أبو لهب الكافر الذي نزل القرآن بذمه جوزي في النار بفرحه ليلة مولد النبي صلى اله عليه وسلم به فما حال المسلم الموحد من أمة النبي صلى الله عليه وسلم يسر بمولده ويبذل ما تصل إليه قدرته في محبته صلى الله عليه وسلم، لعمري إنما يكون جزاؤه من الله الكريم أن يدخله بفضله جنات النعيم.

Artinya: Apabila seorang Abu Lahab saja yang telah kafir yang diturunkan ayat al-Qur'an untuk mencelanya masih diberi ganjaran kebaikan didalam neraka disebabkan kegembiraannya pada malam Maulid Nabi Sallahu Alaihi Wasallam. Maka lantas bagaimana dengan seorang Muslim yang mentauhidkan Allah, yang merupakan umat dari Nabi  yang senang dengan kelahiran beliau dan menafkahkan apa yang dia mampu demi kecintaannya kepada Nabi. Demi Allah, sesungguhnya yang pantas bagi mereka berupa balasan dari Allah yang Maha Pemurah adalah memasukkan mereka dengan keutamaannya kedalam surga yang penuh kenikmatan.

[Annafakhat Assyadziliyyah Lil Hamzawi: 46]

3. Al Imam Abu Syamah Syaikhun Nawawi (W 665 H).

Kemudian yang menganjurkan perayaan maulid nabi adalah gurunya yakni Al Imam Annawawi Assyafii (W 676 H) dengan jujur beliau mengungkapkan sebagimana yang dituliskan oleh Al Imam Al Halabi Al Misri Assyafii (W 1044 H) berikut:

قال الامام أبو شامة شيخ الامام النووى ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده صلى الله عليه وسلم من الصدقات والمعروف واظهار الزينة والسرورمان ذلك مع ما فيه من الاحساب للفقراء مشعر بمحبته صلى الله عليه وسلم وتعظيمه في قلب فاعل ذات وشكر الله على ما من به من ايجاد رسوله صلى الله عليه وسلم الذي ارسله رحمة للعالمين.

Artinya: Al Imam Abu Syamah Syaikhun Nawawi (W 665 H) mengatakan: Dan sebaik-baiknya bid'ah di zaman kita ini adalah kegiatan tahunan yang dilakukan pada setiap hari kelahiran Nabi Muhammad. Kegiatan yang diisi dengan sadaqah, amal-amal kebaikan, menampakkan hiasan dan bersuka-cita (selain termasuk berbuat baik kepada orang miskin) adalah wujud kecintaan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad. Hal ini juga termasuk bentuk syukur kita kepada Allah atas diciptakannya Nabi Muhammad sebagai rahmat kepada semesta.

[Insanul 'Uyun Fii Sirah Al Aminiin Al Ma'mun: 115]

Dan kami juga sepakat bahwa perayaan maulid yang ada hari ini merupakan bid'ah tapi terkategori sebagai bid'ah Hasanah. Artinya, yang melakukannya tidaklah sesat dan berdosa.

4. Syaikh Ibnu Taimiyah Al Hanbali (W 728 H).

Salah satu ulama rujukan para salafi wahhabi adalah Syaikh Ibnu Taimiyah. Namun, dalam hal ini fatwa Ibnu Taimiyah bertolak belakang dengan apa yang wahhabi yakini. Sehingga, fatwa ini tidak pernah di lontarkan oleh mereka. Karena, Ibnu Taimiyah mendukung perayaan maulid berdasarkan dua asalan: Asalkan tujuan nya baik dan mengagungkan nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam.

Syaikh Ibnu Taimiyah Al Hanbali (W 728 H) mengatakan:

فتعظيم المولد واتخاذه موسما قد يفعله بعض الناس ويكون له فيه أجر عظيم لحسن قصده وتعيظمه لرسول الله صلى الله عليه وآله وسلم

Artinya: Mengagungkan hari kelahiran nabi Muhammad  dan menjadikannya sebagai perayaan musiman terkadang dilakukan sebagian orang, maka ia mendapat balasan pahala yang besar karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah Saw.

[Iqtidha' Assirath Al Mustaqim: 1/621-622]

5. Kemudian didalam madzhab Maliki juga sama menyatakan kebolehannya maulid. Al Imam Ibnul Haj Al Maliki (W 737 H) mengatakan:

فكان يجب أن يزاد فيه من العبادات والخير شكرا للمولى سبحانه وتعالى على ما أو لانا من هذه النعم العظيمة...لكن أشار عليه الصلاة والسلام إلى فضيلة هذا الشهر العظيم بقوله عليه الصلاة والسلام للسائل الذي سأله عن صوم يوم الاثنين فقال له عليه الصلاة والسلام ذلك يوم ولدت فيه قتشريف هذا اليوم متضمن التشريف هذا الشهر الذي ولد فيه . فينبغي أن نحترمه حق الاحترام ونفضله بما فضل الله به الأشهر الفاضلة وهذا منها لقوله عليه الصلاة والسلام أنا سيد ولد آدم و لاخر) ولقوله عليه الصلاة والسلام ( آدم ومن دونه تحت لوائى انتهى . وفضيلة الازمنة والأمكنة بما خصها الله تعالى به من العبادات التي تفعل فيها لما قد علم أن الأمكنة والأزمنة لا تتشرف لذاتها وانما يحصل لها التشريف بما خصت به من المعانى. فانظر رحمنا الله واياك الى ما خص الله تعالى به هذا الشهر الشريف و يوم الاثنين - ألا ترى أن صوم هذا اليوم فيه فضل عظيم لأنه صلى الله عليه وسلم ولد فيه . فعلى هذا فينبغى اذا دخل هذا الشهر الكريم أن يكرم و يعظم ويحترم الاحترام اللائق به وذلك بالاتباع له صلى الله عليه وسلم في كونه عليه الصلاة والسلام كان يخص الأوقات الفاضلة بزيادة فعل البر فيها وكثرة الخيرات.

Artinya: Wajib seseorang untuk menambah ibadah ibadah dan kebaikan dihari Senin pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal sebagai bentuk syukur kepada Allah Subhanahu Wa Taala atas karunia nya yang telah diberikan olehnya dan paling besar nikmat tersebut adalah kelahiran nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam.

Akan tetapi Rasulullah Alaihi Asshalatu Wa Assalamu telah memberikan isyarat pada kemuliaan bulan yang agung ini dengan sabdanya pada orang yang bertanya pada beliau tentang berpuasa pada hari Senin. Maka, beliau menjawab dihari itu aku lahirkan. Sehingga terkumpul sudah kemuliaan hari ini (Senin) menjadi kemuliaan juga pada bulan dilahirkannya beliau ini. Oleh karenanya, sepantasnya kita menghormati dengan senyatanya penghormatan dan kita memuliakan dengan apa apa yang telah Allah muliakan pada bulan yang mulia dan ini juga karena sabdanya nabi Alaihi Asshalatu Wa Assalamu: Aku adalah Sayyid nya anak Adam dan selainnya dan karena sabdanya: Anak Adam dan orang orang selainnya ada di bawah bendera ku. Selesai.

Dan keutamaan zaman/waktu dan tempat dengan apa apa yang telah Allah taala khususkan padanya yakni dari melakukan ibadah ibadah. Sungguh telah diketahui bahwasanya tempat dan waktu tidaklah mulia dengan dzatnya sendiri melainkan kemuliaan itu ada karenanya (nabi Muhammad) sebab kekhususan pada dirinya dari segi makna. Lihat lah semoga Allah merahmati kita dan berhati hatilah engkau pada apa apa yang telah Allah taala khususkan sebabnya (nabi) yakni bulan yang mulia dan hari Senin ini. Apakah engkau tidak melihat bahwasanya berpuasa dihari ini (Senin) mengandung keutamaan yang agung karena sesungguhnya Sallahu Alaihi Wasallam dilahirkan diwaktu ini. Atas karena inilah seyogyanya seseorang ketika masuk bulan yang mulia ini ia memuliakan, mengagungkan dan memberikan penghormatan dengan penghormatan yang layak padanya dan itu juga karena ittiba/mengikuti Sallahu Alaihi Wasallam karena posisi nabi telah dikhususkan pada waktu waktu yang utama yakni dengan meningkatkan melakukan kebaikan dan memperbanyak kebijakan.

[Al Madkhal: 2/2-3]

Catatan: teks: يوم الاثنين الثاني عشر في ربيع الاول dan teks واعظمها ميلاد المصطفى صلى الله عليه وسلم sudah dibuang oleh wahhabiyyah dalam gambar.

6. Al Imam Al Yafi'i Al Yamani (W 758 H) mengatakan:

وقال الإمام اليافعي اليمنى: من جمع المولد النبي ﷺ إخواناً وهيأ طعاماً وأخلى مكاناً وعمل إحساناً وصار سبباً لقراءة مولد الرسول بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم.

Artinya: Barangsiapa yang mengumpulkan para saudara saudaranya pada Maulid Nabi Sallahu Alaihi Wasallam, menyajikan makanan, beramal yang baik dan menjadikannya untuk pembacaan Maulid Arrasul. Maka Allah akan membangkitkan ia pada hari Kiamat bersama orang orang yang jujur, para syuhada, orang orang soleh dan ia akan ada di dalam surga Anna'im.

[Hasyiah Ianatut Thaalibin: 3/604]

7. Al Imam Al Hafidz Abi Zur'ah Abdurrahim Al 'Iraqi (W 826 H) mengatakan:

ان اتخاذ الوليمة واطعام الطعام مستحب في كل وقت،فكيف اذا انضم الي ذلك الفرح والسرور بظهور نور النبى صلى الله في هذا الشهر الشريف،ولا يلزم من كونه بدعة من كونه مكروها،فكم من بدعة مستحبة بل قد تكون واجبة.

Artinya: Bahwasanya mengadakan acara dan jamuan makanan adalah kesunnahan di sepanjang waktu. Lalu apalagi jika tergabung nya rasa gembira dan senang tersebut terkumpul disaat lahirnya nur nabi nabi Sallahu Alaihi Wasallam dibulan yang mulia ini (rabiul awal) dan bukan sebuah hal yang dikatakan bid'ah yang tercela. Sudah berapa banyak hal yang bid'ah mustahab (dianjurkan) justru terkadang merupakan bid'ah yang wajib.

[Al Jawahirul Bihar Lil Yusuf Annabhani: 3/393]

8. Al Imam Ibnu Nasiruddin Addimasyqi (W 842 H) mengatakan:

إذا كان هذا كافرا جاء ذمه بتبت يداه في الجحيم مخلدا أتي أنه في يوم الاثنين دائما يُخفف عنه للسرور بأحمــدا فما الظن بالعبد الذي طول عمره

بأحمد مسروراً ومات موحدا

Artinya: Jika orang kafir ini (Abu Lahab) yang jelas telah dikecam, celaka kedua tangannya di dalam neraka dengan kekal abadi. Diriwayatkan bahwa setiap hari senin selalu, azabnya diringankan karena merasa senang dengan Muhammad. Maka bagaimana dengan seorang hamba yang sepanjang umurnya gembira dengan kelahiran Muhammad dan mati dalam keadaan bertauhid.

[Addakha'ir Al Muhammadiyah: 106]

9. Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani (W 856 H) mengatakan:

وقد سئل شيخ الإسلام حافظ العصر أبو الفضل أحمد بن حجر عن عمل المولد فأجاب بما نصه : أصل عمل المولد بدعة لم تنقل عن أحد من السلف الصالح من القرون الثلاثة ولكنها مع ذلك قد اشتملت على محاسن وضدها، فمن تحرى في عملها المحاسن وتجنب ضدها كان بدعة حسنة وإلا فلا

Artinya: Sungguh Syaikhul Islam Hafidzul Ashr Abul Fadhl Ahmad bin Hajar pernah ditanya tentang melakukan maulid, maka beliau menjawab dengan nashnya: Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid'ah, tidak terdapat riwayat dari seorang pun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan sebaliknya. Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan- kebaikan dan menghindari hal-hal yang tidak baik, maka maulid itu adalah bid'ah hasanah. Dan siapa yang tidak menghindari hal-hal yang tidak baik, berarti bukan bid'ah hasanah.

[Al-Hawy Lil Fatawiy Lissuyuti: 1/188]

10. Al Imam Syamsuddin Assakhawi (W 902 H) mengatakan:

لم يفعله السلف في القرن الثلاثة وانما حدث بعد،ثم لا يزال اهل الاسلام من سائر الاقطار والمدن يعملون المولد ويتصدقون في لياليه بأنواع الصدقات ويعتنون بقراءة مولده الكريم،ويظهر عليهم من بركاته كل فضل عميم.

Artinya: Maulid tidak pernah dilakukan oleh para salaf dalam abad ke 3, adapun ia ada sesudahnya. Penduduk Islam senantiasa disetiap penjuru dunia melaksanakan peringatan acara maulid nabi saw,diiringi dengan amalan shodaqoh, serta membaca daripada siroh kehidupan nabi yang senantiasa akan tampak keberkahan bagi mereka dengan rahmat dari allah yang merata.

[Insanul 'Uyun Fii Sirah Al Aminiin Al Ma'mun Lil Halabi: 115]

11. Al Imam Jalaluddin Asshuyuthi (W 911 H) berkata:

والجواب : عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية الأخبار الواردة في مبدأ أمر النبي ﷺ وما وقع في مولده من الآيات ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك هو من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي ﷺ وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف

Artinya: Jawabnya: menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia.

[Al-Hawy Lil Fatawiy: 1/181-182]

12. Al Imam Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani (W 923 H) mengatakan:

ولا زال أهل الإسلام يحتفلون بشهر مولده عليه السلام ويعملون الولائم، ويتصدقون في لياليه بأنواع الصدقات، ويظهرون السرور، ويزيدون في المبرات. ويعتنون بقراءة مولده الكريم، ويظهر عليهم من بركاته كل فضل عميم. ومما جرب من خواصه أنه أمان في ذلك العام، وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام، فرحم الله امرءا اتخذ ليالي شهر مولده المبارك أعيادا، ليكون أشد علة على من في قلبه مرض وأعيا داء.

Artinya: Ahli Islam tiada henti hentinya mereka merayakan di bulan kelahirannya Alaihi Wasalam, mereka melakukan acara acara (walimah), mereka bersedekah pada malam harinya dengan beragam macam sedekah, mereka menampakkan kebahagiaan, mereka meningkatkan kebaikan kebaikan, mereka membacakan maulid nabi dan yang senantiasa akan tampak keberkahan bagi mereka dengan rahmat dari allah yang merata. Barang siapa yg mengkhususkan bulan kelahiran nabi dengan merayakan maulid. Maka dia akan mendapatkan keamanan di tahun tersebut dan akan mendapatkan kegembiraan yg segera serta tercapai keinginan dan tujuan. Sehingga, Allah memberikan rahmat pada seseorang yang menjadikan malam bulannya kelahiran nabi sebagai hari raya. Sehingga menjadi lebih sulit bagi seseorang yang mempunyai penyakit di hatinya dan sedang yang sakit

[Al Mawahib Al Laddunniyyah: 1/148-149]

Maksud beliau adalah yang memiliki penyakit didalam hatinya aka sulit menerima semua kenyataan agungnya maulid sehingga ia mereka tersakiti dan sebagainya.

13. Al Imam Ibnu Hajar Al Haitsami (W 974 H) mengatakan:

والحاصل أن البدعة الحسنة متفق على ندبها وعمل المولد اجتماع الناس له كذلك أى بدعة حسنة

Artinya: Kesimpulannya adalah bahwasanya bid'ah Hasanah telah disepakati atas keanjurannya dan melakukan maulid di perkumpulan manusia begitu juga (bid'ah) artinya bid'ah Hasanah.

[Insanul 'Uyun Fii Sirah Al Aminiin Al Ma'mun Lil Halabi: 115]

14. Al Imam Azzurqani (W 1122 H) mengatakan:

والحاصل إن عمل المولد بدعة، لكنه اشتمل على محاسن وضدها، فمن تحرى المحاسن واجتنب ضدها كانت بدعته حسنة، ومن لا فلا.

Artinya: Kesimpulannya sesungguhnya kegiatan maulid adalah bid'ah, akan tetapinya maulid bisa mencakup kebaikan atau sebaliknya. Maka barangsiapa yang mengerjakan (maulid) kepada kebaikan dan menjauhi kebalikannya maka bid'ah maulid adalah Hasanah dan orang yang melakukan sebaliknya maka bukan bid'ah Hasanah.

[Syarah Al Allamah Azzarqaani: 1/263]

15. Al Imam Ibnu 'Abidin (W 1252 H) mengatakan:

اعلم ان من البدع المحمودة عمل المولد الشريف من الشهر الذي ولد فيه صلى الله عليه وسلم ... فالاجتماع لسماع قصة صاحب المعجزات عليه افضل الصلوات واكمل التحيات من اعظم القربات لما يشتمل عليه من المعجزات وكثرة الصلوات

Artinya: Ketahuilah bahwasanya termasuk bid'ah yg terpuji adalah mengamalkan maulid pada bulan kelahiran nabi Sallahu Alaihi Wasallam. Maka berkumpul untuk mendengarkan siroh nabi saw adalah amalan yg mendekatkan diri kepada Allah karena didalamnya terkandung banyak daripada sholawat kepada nabi.

[Al I'lam Bi Fatawa Aimmatil Islam: 136-141]

16. Al Imam Al Haj Mahmud bin Sulaiman Attijani (W 1388 H) mengungkapkan:

اعلم أن من البدع المحمودة عمل المولد الشريف في الشهر الذي ولد فيه عليه الصلاة والسلام.

Artinya: Ketahuilah, bahwasanya bagian dari bid'ah yang terpuji adalah amalan maulid yang mulia di bukan dilahirkan nya ia Alaihi Asshalatu Wa Assalamu.

[Al Manhalul Asfa Fii Ziyaratil Mustafa: 138]

Kesimpulannya adalah:

1. Maulid nabi yang ada hari ini merupakan bid'ah tapi dikategorikan sebagai bid'ah Hasanah karena didukung oleh dalil dalil syar'i.

2. Ulama sejak zaman dahulu tidak ada yang mengingkari maulid nabi sebab isinya sesuai dengan Sunnah dan ada rujukannya.

3. Hukum maulid nabi bukan terletak pada namanya tapi pada isinya.

4. Acara maulid nabi yang menyelisihi Sunnah sehingga didalamnya terdapat kemungkaran, kemaksiatan dan sebagainya. Maka, kami berlepas tangan darinya.

Allahu A'lam.

Selesai

© ID Cyber aswaja.

NB: Dilarang untuk merubah sumber yang telah diterbitkan tanpa adanya izin resmi dari tim ID Cyber aswaja dan penulis tanpa terkecuali.

Baca juga kajian tentang Maulid berikut :

  1. Ulama Yang Mengomentari Maulid Nabi
  2. Dalil tentang Merayakan Maulid Dapat Datangkan Syafaat Nabi
  3. Mensyukuri Nikmat Diutusnya Nabi Muhammad SAW
  4. Maulid Nabi dan Tenggelamnya Firaun
  5. Pandangan Para Huffadz Atas Kebolehan Perayaan Maulid Nabi ﷺ

Sumber FB Ustadz : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Dalil dan Kumpulan Fatwa Ulama Atas Kebolehannya Merayakan Maulid Nabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait