Bid'ah Sesat Golongan Wahhabiyyah Mujassimah Musyabbihah
Salah satu bid'ah sesat golongan Wahhabiyyah adalah mengharamkan peringatan maulid Nabi. Mereka sangat keras dalam masalah ini, hingga ada salah seorang pendakwah mereka yang terkemuka, bernama Abu Bakr al-Jaza'iri, mengatakan:
إِنَّ الذَّبِيحَةَ الَّتِي تُذْبَحُ الإِطْعَامِ النَّاسِ فِي الْمَوْلِدِ أَحْرَمُ مِنَ الْخِنْزِيرِ.
"Sesungguhnya binatang sembelihan yang disembelih untuk menjamu orang dalam peringatan maulid lebih haram dari daging babi".
Orang-orang yang menentang Maulid Nabi ini menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi ini adalah perbuatan yang mendekati syirik atau bahkan merupakan kesyirikan. Sehingga, menurut mereka, lebih besar dosanya dari pada memakan daging babi yang hanya haram saja dan tidak mengandung unsur syirik.
Perhatikanlah ucapan kaum Wahhabiyyah mujassimah musyabbihah seperti di SS dibawah ini, ia mengatakan:
"ada yg menghalalkan utk memakan sembelihan/makanan yg dibuat bukan krn Allah tp krn maulid"
Ini sangat jelas bermakna bahwa sembelihan untuk menjamu orang dalam peringatan maulid sama seperti sembelihan untuk perbuatan kesyirikan, na'udzu billah.
Memang begitulah adanya, menurut mereka peringatan maulid Nabi adalah perkara yang munkar, haram, bahkan merupakan kesyirikan, sebagaimana yang difatwakan salah seorang pendakwah mereka yang terkemuka, bernama Shalih Fauzan al-Mujassim sebagai berikut:
أنه كثيراً ما يقع فيه منكرات ومحرمات أعظمها الشرك بالله من نداء الرسول -صلى الله عليه وسلم- والاستغاثة به، وإنشاد القصائد الشركية في مدحه كقصيدة البردة وأمثالها.
من كتاب المنبرية، لمعالي الشيخ الدكتور صالح الفوزان/ ج1
"Di dalam perayaan maulid ini banyak terjadi berbagai kemunkaran dan keharaman. Paling besarnya ialah syirik kepada Allah Ta’ala yang dilakukan dengan memanggil Rasul shallallahu ‘alaihi was salam dan beristighatsah kepada beliau serta melantunkan qashidah-qashidah yang berisikan kesyirikan dalam sanjungannya teruntuk beliau shallallahu ‘alaihi was salam seperti qashidah al-burdah dan yang semisalnya.
(Dari Kitab al-Khutab al-Minbariyah, karya Ma’alisy Shalih al-Fauzan / juz 1)
Na'udzu Billah. Sungguh sangat kotor dan buruk perkataan orang-orang semacam ini. Bagaimana mereka berani dan tidak punya rasa malu sama sekali mengatakan peringatan Maulid Nabi, yang telah disetujui oleh para ulama dan orang-orang saleh dan telah dianggap sebagai perkara baik oleh para ahli hadits dan lainnya, dengan perkataan seburuk seperti ini?! Orang-orang seperti ini benar-benar tidak tahu diri.
Peringatan maulid Nabi adalah Ijma' Fi'li (konsensus dalam bentuk perbuatan) telah ratusan tahun turun-temurun dipraktekan umat Islam, oleh para raja, para ulama; yang di antara mereka adalah Huffazh al-Hadits, Fuqaha', Zuhhad (para ulama zuhud), 'Ubbad (para ulama ahi ibadah), dan kalangan orang-orang awam, jauh sebelum munculnya sekte wahhabiyyah Mujassimah musyabbihah ini pada abad ke 12 H.
Salah satu sumber tertua yang menyebutkan diadakannya perayaan umum untuk memperingati Maulid adalah kitab "Rihlah Ibn Jubair" yang ditulis oleh Ibn Jubair yang lahir pada tahun 540 Hijriah.
قال ابن جبير (يفتح هذا الموضع المبارك فيدخله الناس كافة متبركين به في شهر ربيع الأول ويوم الاثنين منه لأنه كان شهر مولد النبي صلى الله عليه وسلم وفي اليوم المذكور ولد).
Ibnu Jubair (540 H - 614 H) mengatakan:
"Tempat yang berkah ini (tempat kelahiran Nabi ﷺ) dibuka (untuk orang ramai) kemudian orang-orang memasukinya seraya bertabarruk dengannya di bulan Rabiul Awal dan hari Senin di bulan tersebut. Di bulan dan hari inilah kelahiran Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Semua tempat-tempat yang mulia tersebut akan dibuka dan ia adalah suatu hari yang sentiasa diagungkan di Makkah".
Jadi, perayaan di bulan Rabi'ul Awal pada hari kelahiran Nabi Muhammad ﷺ adalah tradisi umat Muslim sebelum kedatangan Ibn Jubair ke Mekkah dan Madinah. Perayaan ini dilakukan oleh kaum ahlussunnah di tanah suci Allah.
Bahkan peringatan maulid Nabi tidak diharamkan oleh Ibnu Taimiyah yang merupakan Imamnya Kaum Wahhabiyyah Mujassimah Musyabbihah, bahkan ia dalam sebagian fatwanya menyebutkan bahwa maulid Nabi jika dilaksanakan dengan niat yang baik maka di dalamnya terdapat pahala.
Ibnu Taimiyah berkata:
كذلك ما يحدثه بعض الناس إما مضاهاة للنصارى في ميلاد عيسى عليه السلام، وإما محبة للنبي صلى الله عليه وسلم وتعظيمًا له، والله قد يثيبهم على هذه المحبة والاجتهاد لا على البدع
"Dan demikian pula apa yang dirintis oleh sebagian orang, baik karena untuk menyaingi orang-orang Nasrani dalam peringatan mereka bagi kelahiran 'Isa, atau karena dasar kecintaan terhadap Rasulullah dan untuk mengagungkannya; maka Allah memberikan pahala bagi mereka di atas dasar kecintaan dan kesungguhan ini, bukan di atas perkara-perkara bid'ah".
[Demikian tulisan Ibnu Taimiyah, Iqtidla' ash-Shirat al-Mustaqim karya Ibnu Taimiyah (h.294)].
Apakah orang-orang yang terhalang dari kebaikan ini merasa telah menjadi seperti al-Hafidz Ibn Hajar al- 'Asqalani, al-Hafidz as-Suyuthi atau al-Hafidz as-Sakhawi atau bahkan merasa lebih alim dari mereka?! Tidak mungkin.
Bersama siapakah golongan sesat Wahhabiyyah yang ekstrim ini ? Jelas tidak bersama golongan Ahlussunnah Wal Jama'ah, juga tidak bersama imam mereka; Ibnu Taimiyah. Dengan begitu, cacian mereka terhadap praktek peringatan maulid Nabi sesungguhnya kembali kepada diri mereka sendiri. Maka hendaklah mereka segera bertaubat dari segala kesesatan mereka.
قال الإمام أبو شامة شيخ الحافظ النووي (المتوفى سنة 665ھ): "ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده من الصدقات والمعروف، وإظهار الزينة والسرور، فإن ذلك مع ما فيه من الإحسان للفقراء مشعر بمحبة النبي وتعظيمه في قلب فاعل ذلك وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسول الله الذي أرسله رحمة للعالمين"
Al-Imam Abu Syamah salah seorang guru al-Imam an-Nawawi berkata: “Sebaik-baik bid'ah yang terjadi dizaman kami adalah segala yang dikerjakan setiap tahun bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad baik berupa shadaqah dan kebaikan-kebaikan lainnya, menampakkan kebahagiaan dan hiasan, sungguh yang demikian bila didalamnya termuat berbuat kebajikan pada orang-orang fakir berarti menampakkan perasaan suka cita, mengagungkan Nabi di hati mereka yang mengamalkannya serta wujud rasa syukur pada Allah atas anugerah menciptakan Nabi Muhammad yang telah Ia utus sebagai rahmat bagi semesta Alam”
Wallahu a'lam
قيل👇
Sumber FB : Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Riau : Aqidah Asy'ariyyah wal Maturidiyyah