Ajaran Nur Muhammad Dari Mana Asalnya?

Ajaran Nur Muhammad Dari Mana Asalnya?

๐—”๐—๐—”๐—ฅ๐—”๐—ก ๐—ก๐—จ๐—ฅ ๐— ๐—จ๐—›๐—”๐— ๐— ๐—”๐—— ๐——๐—”๐—ฅ๐—œ ๐— ๐—”๐—ก๐—” ๐—”๐—ฆ๐—”๐—Ÿ๐—ก๐—ฌ๐—” ?

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

Di tulisan kali ini kami menfocuskan bahasan untuk menjawab tentang klaim dari ajaran Nur Muhammad yang populer didengungkan oleh kalangan yang telah kami kelompokkan di tulisan sebelumnya menjadi tiga bagian kelompok :

1.Yang berpendapat Nur Muhammad makhluk yang awal

2. Yang berpendapat Nur Muhammad asal dari segala sesuatu

3.Yang berpendapat Nur Muhammad qadim dan mengandung unsur ketuhanan

Bantahan kami pun bukan bersifat gebyah uyah alias pukul rata menyamakan semua pendapat yang ada itu dengan satu status hukum. Untuk kelompok pendapat satu dan dua, kami anggap sebagai pemikiran yang secara umum keliru atau minimalnya syadz (menyendiri), atau marjuh karena membangun masalah aqidah di atas dalil-dalil yang bermasalah. 

Sedangkan untuk pendapat ketiga, kami mendatangkan bantahannya dari para ulama karena kami yakini sebagai bentuk kesesatan berfikir yang wajib untuk diluruskan.

Dan sebenarnya kelompok ketiga inilah yang menjadi target utama kami. Mereka yang telah meresahkan umat dengan membangun pemahaman aqidah di atas dalil-dalil yang sangat bermasalah. Tapi seakan itu kokoh karena mereka menyandarkan klaim-klaim ajarannya kepada ulama yang membicarakan masalah Nur Muhammad ini di kitab mereka.

Kita awali terlebih dahulu tulisan ini dengan membahas tentang soalan : Makhluk apakah yang pertama kali diciptakan oleh Allah ta’ala ?

๐— ๐—ฎ๐—ธ๐—ต๐—น๐˜‚๐—ธ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐˜๐—ฎ๐—บ๐—ฎ ๐—ธ๐—ฎ๐—น๐—ถ ๐—ฑ๐—ถ๐—ฐ๐—ถ๐—ฝ๐˜๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต 

Tak dipungkiri para ulama telah berbeda pendapat dan berdebat sangat hangat tentang siapa makhluk yang pertama kali Allah ciptakan. Ada yang menyatakan bahwa makhluk yang awal mula diciptakan itu adalah air, lalu Arsy lalu setelahnya  qalam atau pena, sedangkan yang lain berpendapat berbeda lagi bahkan sebaliknya, berikut rinciannya.[1]

๐Ÿญ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐˜๐—ฎ๐—บ๐—ฎ ๐—ฑ๐—ถ๐—ฐ๐—ถ๐—ฝ๐˜๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ 

Sebagian ulama lainnya seperti  Ibnu Abbas, al Imam Ibnu Jarir ath Thabari dan Ibnu Jauzi berpendapat bahwa pena adalah makhluk pertama yang diciptakan.[2]

Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma berkata :

ุฅู† ‌ุฃูˆู„ ‌ู…ุง ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ุงู„ู‚ู„ู…

“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan oleh Allah azza wajalla adalah pena.”[3]

Berkata al Imam Thabari rahimahullah :

ุฅู† ‌ุฃูˆู„ ‌ู…ุง ‌ุฎู„ู‚ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู‚ู„ู… ูู‚ุงู„ ู„ู‡: ุงูƒุชุจ ูุฌุฑู‰ ููŠ ุชู„ูƒ ุงู„ุณุงุนุฉ ุจู…ุง ู‡ูˆ ูƒุงุฆู†

“Yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Lalu Dia berfirman kepadanya : ‘Tulislah ! Maka sejak saat itu terciptalah segala sesuatu.”[4]

Pendapat ini dsandarkan kepada riwayat ‘Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ๏ทบ bersabda :

ุฅู† ุฃูˆู„ ู…ุง ุฎู„ู‚ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู‚ู„ู…

“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah Al Qalam.” (HR. Tirmidzi)

๐Ÿฎ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—น ๐—ฑ๐—ถ๐—ฐ๐—ถ๐—ฝ๐˜๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—น ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฎ๐—ถ๐—ฟ

Sebagian ulama berpendapat bahwa air adalah makhluk yang pertama kali diciptakan. Berkata al imam Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Katsir :

 ๏ปญ๏ป—๏บŽ๏ป ๏บ๏บง๏บฎ๏ปญ๏ปฅ  ๏บ‘๏ปž ๏บง๏ป ๏ป– ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช ๏ป‹๏บฐ ๏ปญ๏บŸ๏ปž ๏บ๏ปŸ๏ปค๏บŽ๏บ€ ๏ป—๏บ’๏ปž ๏บ๏ปŸ๏ปŒ๏บฎ๏บต ๏บญ๏ปญ๏บ๏ปฉ ๏บ๏ปŸ๏บด๏บช๏ปฑ  ๏ป‹๏ปฆ ๏บƒ๏บ‘๏ปฒ ๏ปฃ๏บŽ๏ปŸ๏ปš  ๏ปญ๏ป‹๏ปฆ ๏บƒ๏บ‘๏ปฒ ๏บป๏บŽ๏ปŸ๏บข  ๏ป‹๏ปฆ ๏บ๏บ‘๏ปฆ ๏ป‹๏บ’๏บŽ๏บฑ  ๏ปญ๏ป‹๏ปฆ ๏ปฃ๏บฎ๏บ“  ๏ป‹๏ปฆ ๏บ๏บ‘๏ปฆ ๏ปฃ๏บด๏ปŒ๏ปฎ๏บฉ  ๏ปญ๏ป‹๏ปฆ ๏ปง๏บŽ๏บฑ ๏ปฃ๏ปฆ ๏บƒ๏บป๏บค๏บŽ๏บ ๏บญ๏บณ๏ปฎ๏ป ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช ๏บป๏ป ๏ปฐ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช ๏ป‹๏ป ๏ปด๏ปช ๏ปญ๏บณ๏ป ๏ปข ๏ป—๏บŽ๏ปŸ๏ปฎ๏บ  ๏บ‡๏ปฅ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช ๏ป›๏บŽ๏ปฅ ๏ป‹๏บฎ๏บท๏ปช ๏ป‹๏ป ๏ปฐ ๏บ๏ปŸ๏ปค๏บŽ๏บ€  ๏ปญ๏ปŸ๏ปข ๏ปณ๏บจ๏ป ๏ป– ๏บท๏ปด๏บŒ๏บŽ ๏ป๏ปด๏บฎ ๏ปฃ๏บŽ ๏บง๏ป ๏ป– ๏ป—๏บ’๏ปž ๏บ๏ปŸ๏ปค๏บŽ๏บ€

“Dan sebagian golongan yang lain berpendapat : Bahkan Allah menciptakan air sebelum 'arsy. Telah diriwayatkan dari al Sidiy dari Abi Malik, dan dari Aby Shalih dari Ibnu 'Abbas, dan dari Murrah dari Ibnu Mas'ud, dan dari beberapa orang shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mereka berkata : ‘Bahwa 'arsy Allah berada di atas air, dan Allah tidak menciptakan sesuatu selain dari apa yang Dia ciptakan sebelum air.”[5]

Pendapat ini disandarkan kepada banyak dalam yang terdapat dalam al Qur’an dan juga hadits-hadits shahih, diantaranya :

ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„َّุฐِูŠ ุฎَู„َู‚ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ุฃَุฑْุถَ ูِูŠ ุณِุชَّุฉِ ุฃَูŠَّุงู…ٍ ูˆَูƒَุงู†َ ุนَุฑْุดُู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…َุงุก ู„ِูŠَุจْู„ُูˆَูƒُู…ْ ุฃَูŠُّูƒُู…ْ ุฃَุญْุณَู†ُ ุนَู…َู„ุงً

“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.“ (QS. Hud : 7)

Ayat di atas jelas menyebutkan sebelum penciptaan langit dan bumi, ternyata ada mahluk yang sudah diciptakan Allah Ta’ala terlebih dahulu , yakni ‘arsy dan air. Lalu ini dipertegas dengan hadits berikut ini :


ูƒَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَู„َู…ْ ูŠَูƒُู†ْ ุดَูŠْุกٌ ุบَูŠْุฑُู‡ُ ูˆَูƒَุงู†َ ุนَุฑْุดُู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…َุงุกِ ูˆَูƒَุชَุจَ ูِูŠ ุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ูƒُู„َّ ุดَูŠْุกٍ ูˆَุฎَู„َู‚َ ุงู„ุณَّู…َูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถَ

“Dialah Allah yang tidak ada sesuatupun selain Dia, sedangkan ‘arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di dalam adz-Dzikir segala sesuatu (yang akan terjadi,) lalu Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Bukhari)

Lalu tentang air yang ia diciptakan lebih dulu dari Arsy adalah hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang berbunyi :

ุฃَู†َّ ุงู„ْู…َุงุกَ ุฎُู„ِู‚َ ู‚َุจْู„َ ุงู„ْุนَุฑْุดِ

“Sesungguhnya air diciptakan sebelum ‘arsy” (HR. Ahmad danTirmidzi)

Lalu tentang pena atau qalam yang ia termasuk disebutkan sebagai makhluk yang awal diciptakan termaktub dalam sebuah hadits :

ุนَู†ْ ุนُุจَุงุฏَุฉَ ุจْู†ِ ุงู„ุตَّุงู…ِุชِ ู‚َุงู„َ ุณَู…ِุนْุชُ ุงู„ู†َّุจِูŠَ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠَู‚ُูˆْู„ُ ุฃَูˆَّู„ُ ู…َุง ุฎَู„َู‚َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุชุจุงุฑูƒ ูˆุชุนุงู„ู‰ ุงู„ْู‚َู„َู…ُ ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ ู„َู‡ُ ุงูƒْุชُุจْ ู‚َุงู„َ ูˆَู…َุง ุฃَูƒْุชُุจُ ู‚َุงู„َ ูَุงูƒْุชُุจْ ู…َุง ูŠَูƒُูˆْู†ُ ูˆَ ِู…َุง ู‡ُูˆَ ูƒَุงุฆِู†ٌ ุฅِู„َู‰ ุฃَู†ْ ุชَู‚ُูˆْู…َ ุงู„ุณَّุงุนَุฉُ

Dari Ubadah bin as-Shamit, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ‘Makhluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah al-qalam (pena), lalu Dia berkata kepada pena tersebut, ‘Tulislah.’ Pena berkata, ‘Apa yang aku tulis?’ Allah berkata, ‘Tulislah apa yang akan terjadi dan apa yang telah terjadi hingga hari Kiamat.” (HR. Ahmad)

Al Imam Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah ketika menjelaskan dan mengkompromikan hadits-hadits di atas beliau berkata :

‌ู…ุนู†ุงู‡ ‌ุฃู†ู‡ ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ู…ุงุก ‌ุณุงุจู‚ุง ‌ุซู… ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ุนุฑุด ‌ุนู„ู‰ ‌ุงู„ู…ุงุก ูˆู‚ุฏ ูˆู‚ุน ููŠ ู‚ุตุฉ ู†ุงูุน ุจู† ุฒูŠุฏ ุงู„ุญู…ูŠุฑูŠ ุจู„ูุธ ูƒุงู† ุนุฑุดู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุงุก ุซู… ุฎู„ู‚ ุงู„ู‚ู„ู… ูู‚ุงู„ ุงูƒุชุจ ู…ุง ู‡ูˆ ูƒุงุฆู† ุซู… ุฎู„ู‚ ุงู„ุณู…ุงูˆุงุช ูˆุงู„ุฃุฑุถ ูˆู…ุง ููŠู‡ู† ูุตุฑุญ ุจุชุฑุชูŠุจ ุงู„ู…ุฎู„ูˆู‚ุงุช ุจุนุฏ ุงู„ู…ุงุก ูˆุงู„ุนุฑุด

“Maknanya adalah bahwa Allah menciptakan air terlebih dahulu, lalu menciptakan ‘arsy di atas air. Dalam kisah Nafi’ bin Zaid Al Himyari dengan lafadz “ArsyNya di atas Air, baru kemudian Dia menciptakan al qalam (pena takdir). Lalu Allah berkata : ‘Tulislah segala yang akan terjadi.’

Lalu Allah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Di sini disebutkan secara gamblang urutan penciptaan para makhluk adalah setelah air dan Arsy.

ูˆุฃู…ุง ู…ุง ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆุตุญุญู‡ ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุนุจุงุฏุฉ ุจู† ุงู„ุตุงู…ุช ู…ุฑููˆุนุง ุฃูˆู„ ู…ุง ุฎู„ู‚ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู‚ู„ู… ุซู… ู‚ุงู„ ุงูƒุชุจ ูุฌุฑู‰ ุจู…ุง ู‡ูˆ ูƒุงุฆู† ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ููŠุฌู…ุน ุจูŠู†ู‡ ูˆุจูŠู† ู…ุง ู‚ุจู„ู‡ ุจุฃู† ุฃูˆู„ูŠุฉ ุงู„ู‚ู„ู… ุจุงู„ู†ุณุจุฉ ุฅู„ู‰ ู…ุง ุนุฏุง ุงู„ู…ุงุก ูˆุงู„ุนุฑุด ุฃูˆ ุจุงู„ู†ุณุจุฉ ุฅู„ู‰ ู…ุง ู…ู†ู‡ ุตุฏุฑ ู…ู† ุงู„ูƒุชุงุจุฉ ุฃูŠ ุฃู†ู‡ ู‚ูŠู„ ู„ู‡ ุงูƒุชุจ ุฃูˆู„ ู…ุง ุฎู„ู‚

Adapun apa yang diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan selain keduanya dari hadits yang diriwayatkan oleh Ubadah bin Ash-Shamit secara marfu’: “Pertama kali Allah menciptakan pena  (qalam). Kemudian Allah berkata : ‘Tulislah segala yang akan terjadi sampai hari kiamat”.

Maka hadits ini harus dikompromikan dengan hadits sebelumnya, bahwa yang dimaksud “Pena merupakan makhluk pertama kali” di sini, adalah disandarkan kepada selain air dan ‘arsy. Atau, disandarkan kepada penulisan yang akan muncul darinya. Artinya, sesungguhnya dikatakan kepada pena : “Tulislah (makhluk) apa yang akan diciptakan pertama kali.”[6]

๐Ÿฏ. ๐—ฌ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—น ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—”๐—ฟ๐˜€๐˜†

Al imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa  pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama adalah yang mengatakan Arsynya Allah adalah makhluk pertama yang diciptakan. Beliau berkata :

๏ปญ๏บ๏ปŸ๏บฌ๏ปฑ ๏ป‹๏ป ๏ปด๏ปช ๏บ๏ปŸ๏บ ๏ปค๏ปฌ๏ปฎ๏บญ ๏ป“๏ปด๏ปค๏บŽ ๏ปง๏ป˜๏ป ๏ปช ๏บ๏ปŸ๏บค๏บŽ๏ป“๏ป† ๏บƒ๏บ‘๏ปฎ ๏บ๏ปŸ๏ปŒ๏ปผ๏บ€ ๏บ๏ปŸ๏ปฌ๏ปค๏บฌ๏บ๏ปง๏ปฒ ๏ปญ๏ป๏ปด๏บฎ๏ปฉ ๏บƒ๏ปฅ ๏บ๏ปŸ๏ปŒ๏บฎ๏บต ๏ปฃ๏บจ๏ป ๏ปฎ๏ป• ๏ป—๏บ’๏ปž ๏บซ๏ปŸ๏ปš .

“Dan ini adalah pendaapt mayoritas ulama sebagaimana yang dinukil oleh al hafidz Abu ‘Ala al Hamdani dan selain beliau bahwa Arsynya Allah diciptakan sebelum yang lainnya.”[7]

Dalil yang digunakan oleh pendapat ini selain hadits riwayat Ahmad yang telah disebutkan, adalah hadits Marfu’ riwayat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu’anhuma :

ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ูƒุชุจ ู…ู‚ุงุฏูŠุฑ ุงู„ุฎู„ุงุฆู‚ ู‚ุจู„ ุฃู† ูŠุฎู„ู‚ ุงู„ุณู…ูˆุงุช ูˆุงู„ุฃุฑุถ ุจุฎู…ุณูŠู† ุฃู„ู ุณู†ุฉ ูˆุนุฑุดู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุงุก

“Sesungguhnya Allah telah menuliskan taqdir seluruh makhluk sebelum diciptakannya langit dan bumi dengan jarak 50.000 tahun.” (HR. Muslim)

Meski kemudian pendapat ini mendapat sanggahan yang lumayan tajam dari ulama lain, semisal yang dinyatakan oleh imam at Thabari rahimahullah dalam tafsirnya.

๐Ÿฐ.  ๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ๐˜ ๐—น๐—ฎ๐—ถ๐—ป๐—ป๐˜†๐—ฎ

 Pendapat yang masyhur hanya berkisar perbedaan mana yang lebih dulu antara tiga hal yaitu asry, air dan pena. Meski jika kita lacak penjelasan dalam masalah ini ada yang mengatakan bahwa yang pertama kali diciptakan bukan Arsy, bukan air dan juga bukan pena tapi diciptakannya cahaya untuk siang dan kegelapan untuk malam  sebagaimana ini pendapat Ibnu Ishaq.[8]

๐™‡๐™–๐™ก๐™ช ๐™–๐™™๐™–๐™ ๐™–๐™ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™—๐™š๐™ง๐™ฅ๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฉ ๐™‰๐™ช๐™ง ๐™ˆ๐™ช๐™๐™–๐™ข๐™ข๐™–๐™™ ๐™จ๐™š๐™—๐™–๐™œ๐™–๐™ž ๐™ข๐™–๐™ ๐™๐™ก๐™ช๐™  ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฉ๐™–๐™ข๐™– ๐™ ๐™–๐™ก๐™ž ๐˜ผ๐™ก๐™ก๐™–๐™ ๐™˜๐™ž๐™ฅ๐™ฉ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ?

Sejauh penelusuran kami tidak ada satupun ulama dari kalangan madzhab yang empat atau dari berbagai madrasah Aqidah atau pun ahli sejarah di abad awal Islam ataupun pertengahan yang secara tegas menyatakan berpendapat bahwa makhluk yang pertama diciptakan adalah Nur Muhammad. Adanya mereka hanya menukil pendapat atau menyampaikan riwayat seperti hadits Jabir tentang masalah ini.

Hal ini sebagaimana misalnya yang dinyatakan oleh Syaikh Thahir bin Muthahir al Maqdisi rahimahullah berikut ini :

ูˆุณู…ุนุช ุจุนุถ ุงู„ุดูŠุนุฉ ูŠุฒุนู…ูˆู† ุฃู† ‌ุฃูˆู„ ‌ู…ุง ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ู„ู‡ ‌ู†ูˆุฑ ‌ู…ุญู…ّุฏ ูˆุนู„ูŠّ ูˆูŠุฑูˆูˆู† ููŠู‡ ุฑูˆุงูŠุฉ

“Aku pernah mendengar adanya sebagian Syiah mereka mengira bahwa sesungguhnya makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah  adalah Nur Muhammad dan Ali, dan mereka menyatakan adanya riwayat tersebut.”[9]

Al imam Ibnu Haj al Maliki rahimahullah berkata :

ูˆููŠู‡ ุฃูŠุถุง ุฃู† ‌ุฃูˆู„ ‌ู…ุง ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ู„ู‡ ‌ู†ูˆุฑ ‌ู…ุญู…ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…  ูุฃู‚ุจู„ ุฐู„ูƒ ุงู„ู†ูˆุฑ ูŠุชุฑุฏุฏ ูˆูŠุณุฌุฏ ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ูู‚ุณู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู„ู‰ ุฃุฑุจุนุฉ ุฃุฌุฒุงุก. ูุฎู„ู‚ ู…ู† ุงู„ุฌุฒุก ุงู„ุฃูˆู„ ุงู„ุนุฑุด. ูˆู…ู† ุงู„ุซุงู†ูŠ ุงู„ู‚ู„ู…. ูˆู…ู† ุงู„ุซุงู„ุซ ุงู„ู„ูˆุญ ุซู… ู‚ุงู„ ู„ู„ู‚ู„ู…

“Dan di sini juga ada pendapat bahwa Allah pertama kami menciptakan Nur Muhammad shallallahu’alaihi wasallam. Lalu Nur itu menghadap kepada Allah dan bersujud di hadapan Allah azza wajalla. Lalu Allah membagikan cahaya itu menjadi empat bagian : dari Bagian pertama menjadi Arsy, dari yang kedua menjadi pena, dari yang ketiga menjadi Lauh mahfudz dan yang keempat menjadi pena.”[10]

Al imam Ali Qari rahimahullah berkata :

‌ุฃูˆู„ ‌ู…ุง ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู‚ู„ู…… ุนู† ู…ุญู…ุฏ ุจู† ุฅุณุญุงู‚ ุฃู†ู‡ ู‚ุงู„: ‌ุฃูˆู„ ‌ู…ุง ‌ุฎู„ู‚ ‌ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุงู„ู†ูˆุฑ ูˆุงู„ุธู„ู…ุฉ… ูˆู‚ูŠู„: ุฃูˆ ู…ุง ุฎู„ู‚ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ‌ู†ูˆุฑ ‌ู…ุญู…ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู….

“Yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena, dari Ibnu Ishaq bahwa dia mengatakan yang pertama kali diciptakan adalah cahaya dan kegelapan. Dan ada yang mengatakan : Yang pertama kali diciptakan adalah Nur Muhammad…”[11]

Demikian juga hal yang sama disebutkan dalam kitab tafsir dan kitab lainnya. Para ulama dari abad pertengahan Hijriyah hanya menukilkan akan hal ini, barulah kemudian belakangan beberapa karya tulis tentang Nur Muhammad ini bermunculan seperti karya Yusuf an Nabhani, al Ajluni dan lainnya.

Dan insyaallah di tulisan berikutnya kita akan membahas lebih lanjut tentang posisi bahasan tentang Nur Muhammad ini. Diantaranya : (1) Siapa saja yang memegang pendapat ini, (2) Apa dasar pendapatnya, (3) Apakah ia termasuk bagian permasalahan Aqidah atau bukan. 

(4) Apakah konsep Aqidah yang dibangun di atas keyakinan Nur Muhammad yang hari ini berkembang di masyarakat sesuai dengan aqidah ahlusunnah wal Jama’ah ? Dan pertanyaan semisal lainnya.

Bersambung….

_____________

[1] Bidayah wa Nihayah (1/8)

[2] Al Bidayah wan Nihayah, 1/9)

[3] Tafsir Mujahid hal. 668, Tarikh al Baghdadi (10/81)

[4] Tarikh ath Thabari (1/32)

[5] Bidayah wa Nihayah (1/14)

[6] Fath al Bari (6/289)

[7] Bidayah wa Nihayah (1/14)

[8] Al Kamil fi ath Tarikh (1/18)

[9] Al Bada wa Tarikh (1/150)

[10] Al Madkhal li Ibni Haj (2/32)

[11] Umdatul Qari (15/109) 

Alhamdulillah tulisan kami tentang Nur Muhammad ditanggapi beberapa pihak, diantaranya oleh ustadz Nurudin hafidzahullah, tanggapan saya : Ini justru yang paling saya sukai.

Apa yang beliau sampaikan sangat berfaidah, dan bagi antum ini kesempatan istifadah, jangan malah biasakan kubu²an. Ini lagi bagi² ilmu bukan mau pemilu. Bahkan kami tegaskan : Tidak halal mengambil pendapat yang saya sampaikan, sampai anda membandingkan apa yang beliau ajarkan..

Baca juga kajian tentang Nur Muhammad Berikut:

Yang Pro tentang Nur Muhammad :

Yang Kontra tentang Nur Muhammad : 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ajaran Nur Muhammad Dari Mana Asalnya?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait