AGAMA DAN IMAGINASI SEKSUALITAS.
Abdulloh Faizin
Orang-orang yang dakwahnya hanya memberi tawaran estetis dengan wanita cantik bidadari yang mulus, adalah penghancur reputasi kewibawaan Islam. Merekalah para pendakwak imajinatif yang kurang pengetahuan Agama, mereka bercerita tentang Islam dengan nafsu birahinya ujung ujungnya bahwa klimaks Agamanya hanya pemenuhan syahwat belaka.
Pokok tujuan kenikmatan beragamanya hanya satu titik yakni liang nikmat gspot kewanitaan saja. Semua tema dakwah khutbah dan daurahnya adakah wanita sebagai objek mangsa sesksualitasnya. Mereka hanya bahagiia ketika menemukan kenikmatan birahinya dan mencari wanita wanita untuk melampiaskan nafsu bejatnya atas nama dan seakan menjadi bahan dakwahnya, dan pemanis Agamanya.
Ke sana kemari membuat proyek memperjual poligami atas nama ayat suci, dengan seminar berlabel sunnah sunnah yang berisi ribuan prilaku bid'ah, demi Uang dan bisnis syariat dengan membangun kenikmatan dan mengorbankan para wanita wanita yang suci dan taat beragama. Merusak keperawanan gadis gadis suci dengan menyatakan berdasarkan hadist Nabi dan memperbanyak bini-bini sebagai budak yang terkebiri.
Fenomena ini harus disampaikan dengan hati hati kepada gadis gadis suci dan para istri yang diperbudak suami, yang ikut ke sana kemari yang mengancam istri supaya bisa di madu dan juga dipoligami dan memberikan tawran surga agar bisa ditaati. Mereka harus diberi tahu tentang kabar ini supaya tidak ditipu dan dibodohi atas nama syari, dan yang paling penting semua narasi seksualitas yang mengkerdilkan Agama harus segera dihenyahkan dan dikukiti.
Sekali belajarlah kepada para Ulama Kiyai yang benar benar menjaga harkat dan martabat Agama, dengan kesucian hati mencapai tujuan dan ridlo ilahi Rabbi dengan kebahagiaan dan keselamatan lahir bathin bathin dunia akhirat dan besok kita akan bertemu dengan keindahan yang Yaha Maha Esa sebagai kenikmatan abadi jiwa dan raga yang luar biasa.
Lamongan
Penulis
Ketua Yayasan PP Al Balagh Bulutigo Laren Lamongan Jawa Timur. #salafi #wahabi #poligami
Sumber FB Ustadz : Abdulloh Faizin