Wajah Memutih Berkat Shalawat

Wajah Memutih Berkat Shalawat

WAJAH MEMUTIH BERKAT SOLAWAT

(Istighosah dengan Rasulullah SAW)

Imam Abul Laits As Samarqandi (wafat tahun 373 H) dalam kitabnya berjudul “Tanbihul Ghafilin” meriwayatkan:

Suatu hari, Sufyan al-Tsauri sedang melakukan Tawaf di Baitullah. Tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki yang selalu bersholawat, setiap melangkahkan kaki ia selalu membaca sholawat kepada Nabi SAW.

Sufyan bertanya kepadanya, "Maaf tuan, anda telah meninggalkan tasbih, tahlil dan hanya membaca sholawat kepada SAW saja. Apa alasan anda?"

"Siapa kamu?" Tanya laki-laki itu 

"Saya Sufyan al-Tsauri."

Laki-laki itu mengatakan, "Seandainya bukan karena kamu orang asing, aku tidak akan memberitahukan kepadamu kondisi dan rahasiaku."

Kemudian ia mulai menceritakan kejadiannya:

Saat itu aku keluar bersama ayahku untuk menunaikan haji ke Baitullah. Ketika sampai di sebuah perkampungan, ayahku sakit. Aku mencoba mengobatinya. Ketika malam tiba dan aku berada di dekat kepalanya, tiba-tiba ayahku meninggal dunia dan wajahnya menghitam.

Aku mengucapkan: inna lillahi wa inna ilahi rojiun.

Aku mengambil kain sarung lalu kututupkan ke atas wajahnya. Setelah itu aku pun tertidur karena kantuk.

Tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki yang sangat tampan. Belum pernah aku melihat laki-laki yang wajahnya setampan, bajunya sebersih dan aromanya sewangi orang itu. Dia berjalan mendekati ayahaku lalu menyingkap kain dari wajahnya. Tiba-tiba wajah ayahku berubah menjadi putih.

Ketika orang itu hendak pergi, aku memegangi bajunya sambil bertanya, "Wahai hamba Allah, siapakah anda? Anda telah menolong ayah saya di tempat asing seperti ini."

Laki-laki itu menjawab, "Anda tidak tahu siapa aku? Aku adalah Muhammad bin Abdillah (Rasulullah SAW), penyampai Al-Quran. Ayahmu dulu banyak melakukan dosa, tapi ia sering bersholawat kepadaku. Saat meninggal dunia, ia meminta tolong (istighosah) kepadaku dan Aku adalah penolong (ghiyas) bagi siapa saja yang sering bersholawat kepadaku."

Setelah itu aku terbangun dan ternyata wajah ayahku telah berubah menjadi putih."

(Sumber: "Tanbihul Ghafilin", Imam Abul Laits as-Samarqandi, h.410.)

Pelajaran dari kisah di atas:

1. Istighosah dengan Rasulullah SAW sudah menjadi kebiasaan umat Islam sejak dahulu dan para ulama tidak mengingkarinya, kemudian baru muncul aliran Wahabi di muka bumi ini dan mulai mengingkarinya.

2. Sholawat bisa menjadi sebab terampunkannya dosa.

Semoga Allah mengampuni semua dosa kita dan menutup hidup kita dengan husnul khotimah. Amin.

Teks asli:

كَانَ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ بَيْنَمَا هُوَ يَطُوفُ، إِذْ رَأَى رَجُلًا لَا يَرْفَعُ قَدَمًا، وَلَا يَضَعُ قَدَمًا، إِلَّا وَهُوَ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قُلْتُ لَهُ: يَا هَذَا إِنَّكَ قَدْ تَرَكْتَ التَّسْبِيحَ وَالتَّهْلِيلَ، وَأَقْبَلْتَ بِالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ عِنْدَكَ فِي هَذَا شَيْءٌ؟ 

قَالَ: مَنْ أَنْتَ عَافَاكَ اللَّهُ؟ فَقُلْتُ: أَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ.

قَالَ: لَوْلَا أَنَّكَ غَرِيبٌ مِنْ أَهْلِ زَمَانِكَ، مَا أَخْبَرْتُكَ عَنْ حَالِي، وَلَا أَطْلَعْتُكَ عَلَى سِرِّي.

ثُمَّ قَالَ لِي: خَرَجْتُ وَوَالِدِي حَاجًّا إِلَى بَيْتِ اللَّهِ الْحَرَامِ، حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي بَعْضِ الْمَنَازِلِ، مَرِضَ وَالِدِي فَقُمْتُ لِأُعَالِجَهُ، فَبَيْنَمَا أَنَا ذَاتَ لَيْلَةٍ عِنْدَ رَأْسِهِ إِذْ مَاتَ وَالِدِي اسْوَدَّ وَجْهُهُ، فَقُلْتُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ،

فَجَذَبْتُ الْإِزَارَ عَلَى وَجْهِهِ فَغَطَّيْتُهُ، فَغَلَبَتْنِي عَيْنِي فَنِمْتُ، فَإِذَا أَنَا بِرَجُلٍ لَمْ أَرَ أَحْسَنَ مِنْهُ وَجْهًا، وَلَا أَنْظَفَ مِنْهُ ثَوْبًا، وَلَا أَطْيَبَ مِنْهُ رِيحًا، يَرْفَعُ قَدَمًا وَيَضَعُ أُخْرَى، حَتَّى دَنَا مِنْ وَالِدِي فَكَشَفَ الْإِزَارَ عَنْ وَجْهِهِ، فَابْيَضَّ ثُمَّ وَلَّى رَاجِعًا، فَتَعَلَّقْتُ بِثَوْبِهِ فَقُلْتُ: يَا عَبْدَ اللَّهِ مَنْ أَنْتَ الَّذِي مَنَّ اللَّهُ عَلَى وَالِدِي فِي أَرْضِ الْغُرْبَةِ؟ قَالَ: «أَوَمَا تَعْرِفُنِي أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ صَاحِبُ الْقُرْآنِ أَمَا إِنَّ وَالِدَكَ كَانَ مُسْرِفًا عَلَى نَفْسِهِ، وَلَكِنْ كَانَ يُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيَّ، فَلَمَّا نَزَلَ اسْتَغَاثَ بِي، وَأَنَا غِيَاثٌ لِمَنْ أَكْثَرَ الصَّلَاةَ عَلَيَّ» .

فَانْتَبَهْتُ فَإِذَا وَجْهُ أَبِي أَبْيَضَ.

تنبيه الغافلين للإمام أبي الليث السمرقندي ص ٤١٠

Baca juga:

Istighosah Imam Ibnul Muqri’

https://www.facebook.com/share/DkkgbFt7XtKkATse

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Wajah Memutih Berkat Shalawat". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait