Wahhabi Merubah Isi Kitab Imam Asshabuni

WAHHABI MERUBAH ISI KITAB IMAM ASSHABUNI

🔰 WAHHABI MERUBAH ISI KITAB IMAM ASSHABUNI.

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Note: Tradisi Wahhabi merubah isi kitab ulama assyairah.

Versi: Tuntas.

Season: 1.

Hari ini ramai sekali spesies spesies makhluk wahhabi memuji Al Imam Wa Syaikhul Islam Asshabuni yang wafat pada tahun 449 Hijriyah. Mereka "mengklaim dan mengira" bahwa Imam Asshabuni berada di pihak mereka dan bersebrangan dengan Assyairah. Padahal Imam Asshabuni tidak begitu dan faktanya, ternyata Al Imam Asshabuni malah ketahuan bermesraan dengan ulama assyairah. Seperti memuji Al Imam Abi Manshur Al Baghdadi Al Asy'ari dan Al Imam Ibnu Mahdi Attabari Al Asy'ari.

Karena Asshabuni ketangkap basah bermesraan dengan ulama assyairah akhirnya para spesies wahhabi merubah isi kitab Asshabuni agar orang awam menyangka bahwa Imam Asshabuni masih dipihak mereka dan bersebrangan dengan Assyairah, yaitu soal melakukan perjalanan jauh untuk melakukan ziarah kubur.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama bahwasanya Wahhabi sangat anti sekali dalam perkara ini. Lalu, bagaimana jika yang melakukannya itu ulama yang mereka puja puja sendiri. inilah yang mereka lakukan;

1. Merubah teks kitab asli Imam Asshabuni.

Imam Asshabuni (W 449 H) pernah melakukan perjalanan jauh hanya untuk menziarahi kuburannya nabi kita semua yaitu Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam. Kejadian ini ditulis langsung oleh beliau dalam kitabnya sebagaimana berikut;

فإني لما وردت آمد طبرستان وبلاد جيلان متوجها إلى بيت الله الحرام، وزيارة قبر نبيه صلى الله عليه وسلم، وأصحابه الكرام، سألني إخواني في الدين أن أجمع لهم فصولا في أصول الدين

Artinya: Sesungguhnya ketika aku sudah sampai di negara Amad Tabaristan dan di negara jailan karena hendak menuju Baitullah Al Haram (Makkah) dan menziarahi kubur nabinya Sallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabatnya yang mulia. Para saudaraku di dalam agama meminta kepada ku agar aku mengumpulkan rincian rincian ushul agama untuk mereka.

[Aqidah Salaf Wa Ahli Hadist: 16-17 - Cetakan Darul Kutub Al Misriyyah]

Karena Al Imam Asshabuni ketahuan melakukan apa yang wahhabi larang akhirnya mereka merubah isi kitab beliau diatas yang padahal beliau mengatakan:

- Menziarahi kuburan nabinya "وزيارة قبر نبيه"

Mereka rubah menjadi: "وزيارة مسجد نبيه" yang artinya: mendatangi/menziarahi masjid nabinya. (Scen kitab yang dirubah sudah kami sediakan dalam gambar).

Lafadz "QABRI = قبر" ini mereka rubah menjadi lafadz "MASJID = مسجد".

Sehingga memberikan kesan kepada para pembaca seolah-olah perjalanan jauh Al Imam Asshabuni dari Amad Tabaristan menuju Baitullah Al Haram tidak ada maksud ziarah ke kuburan tapi ke masjid. Sungguh rencana jahat dan kebusukan yang sangat rapi sekali yang dibuat oleh Wahhabi, luar biasa bukan?!.

Kenapa mereka melakukan itu? mari kita lihat jawaban Syaikh Syaikh Wahhabi ketika mensyarahkan atau mentahqiq kitab Asshabuni ini.

2. Sebabnya.

Ketika Syaikh Asshabuni melakukan safar hanya untuk berziarah ke kuburan nabi banyak spesies makhluk wahhabi yang tidak terima akan kenyataan ini sehingga mereka harus melakukan perubahan isi kitabnya.

Alasan mereka melakukan ini adalah:

Melakukan perjalanan jauh hanya untuk berziarah kubur, itu tidak disyariatkan alias tidak dibenarkan secara syariat dan termasuk tindakan bid'ah dan kita tahu juga bahwa ketika mulut mereka sudah berkata bid'ah pasti sesat. Itulah sebabnya teks asli Imam Asshabuni "قبر" dirubah menjadi "مسجد".

silahkan sahabat lihat di scan kitab nomor 3 disana pentahqiq menyatakan:

في الاصل "قبر" وهو خطأ لأن المشروع السفر بقصد زيارة مسجد النبي صلي الله عليه وسلم لا قبره

Artinya: Asalnya adalah Qabri "قبر" tapi itu salah. Karena, sesungguhnya yang disyariatkan melakukan perjalanan hanya dengan tujuan ziarah masjid nabi Sallahu Alaihi Wasallam bukan kuburannya.

[Scan kitab nomor 3 dalam gambar]

Jadi, kalau ulama itu sudah bersebrangan dengan wahhabi maka mereka bebas merubah isinya sesuai dengan keinginan nafsu bejat mereka. Ini kelicikan dan kecurangan yang sangat luar biasa 

Kemudian, Ketika syaikh Wahhabi yaitu Rabi Al Madkhali mensyarah kitab ini, ternyata kitab yang dia syarahkan kebetulan adalah kitab aslinya yang ada teks "وزيارة قبر نبيه" sehingga dia memilih berdiam diri alias berlapang dada dan menilai apa yang dilakukan oleh Al Imam Asshabuni adalah salah. Lihat apa yang dikatakan oleh Rabi bin Hadi Umair Al Madkhali Al Wahhabi:

فنحن نقول : أولا : هو بشر قد يخطئ وليس بمعصوم

Artinya: Jadi, kami katakan: Pertama: Asshabuni adalah manusia yang kadang salah dan dia tidak Maksum.

[Syarah Aqidah Salaf Ashab Al Hadist Lilmadkhali: 10 - Cetakan Daru Imam Ahmad]

Karena kitab yang dia syarahkan adalah kitab aslinya maka dia menyalahkan apa yang dilakukan oleh Asshabuni. Jadi, jangankan anda sebagai awam, sekelas Asshabuni saja mereka salahkan apalagi anda 🙃.

Hal serupa pun terjadi pada Syaikh Abdulllah bin Muhammad bin Abdullah Al Ghunaiman Al Wahhabi, karena kitab yang dia syarahkan adalah kitab aslinya maka Si Ghunaiman pun mengatakan begini:

قوله : وزيارة قبر نبيه لا ينبغي أن يكون هذا هو المقصود؛ فزيارة قبر النبي ﷺ لا يسافر من أجلها ؛ لأن السفر من أجلها بدعة من البدع ؛ لقوله ﷺ لَا تُشَدُّ الرِّجَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ). أي : في العبادة. فلو قال : إلى مسجد رسول الله ﷺ لكان أولى وأصوب

Artinya: Dan perkataannya Asshabuni: ziarah ke kuburan nabinya: tidaklah pantas untuk mengklaim inilah maksudnya beliau. Sehingga, teks "زيارة قبر النبي ﷺ" itu Asshabuni tidak melakukan safar semata mata karenanya. Karena, sesungguhnya safar semata mata untuk ziarah kubur adalah bid'ah dari bid'ah lainnya. Karena sabdanya nabi: Tidak boleh melakukan perjalanan jauh terkecuali pada tiga masjid. Maksudnya: melakukan ibadah. Jadi, andaikan Asshabuni mengatakan: "Ziarah masjid Rasulullah shalallahu alaihi wasallam" maka itu lebih utama dan lebih benar.

[Syarah Aqidah Salaf Ashab Al Hadist Lilghunaiman: 12 - Cetakan Darul Ildawah Linnasyr]

Si Ghunaiman tidak setuju alias sangat tidak terima jika Imam Asshabuni mengatakan begitu "وزيارة قبر نبيه" oleh karenanya dia hanya bisa diam dan berlapang dada menerima kenyataan yang ada sambil memberikan kata kata semu yang tiada artinya.

Begitupun ketika Syaikh Abdul Aziz Arrajihi Al Wahhabi menjelaskan:

أما قول المؤلف رحمه الله: "متوجهاً إلى بيت الله الحرام وزيارة قبر نبيه حمد ﷺ"، فهذا مما يلاحَظ على المؤلف رحمه الله قوله: "وزيارة قبره" ، فإنه لا يُشرَع شد الرحل إلى زيارة قبر النبي ﷺ ولا يُشرَع السفر إلى زيارة القبر بهذه النية، وإنما يُشرع المشروع أن يشد الرحل، وأن ينوي السفر لزيارة مسجد النبي ﷺ، ثم إذا وصل إلى مسجد النبي ﷺ وصلى فيه ركعتين، زار قبر النبي ﷺ وقبر صاحبَيه هذا هو المشروع.

Artinya: Adapun perkataannya pengarang/muallif Rahimahullah: متوجهاً إلى بيت الله الحرام وزيارة قبر نبيه محمد ﷺ - Maka, ini sebagian dari apa apa yang perlu dipertimbangkan atas perkataan nya: "وزيارة قبره". Karena sesungguhnya melakukan perjalanan jauh untuk menziarahi kuburan nabi tidak disyariatkan dan melakukan safar untuk menziarahi kuburan nabi tidak disyariatkan dengan niatan begini. Karena yang yang disyariatkan oleh syariat adalah seseorang melakukan perjalanan jauh dan berniat safar untuk mendatangi masjidnya nabi. Kemudian, jika ia sudah sampai di masjidnya nabi dan mengerjakan sholat dua rakaat disana. Barulah dia berziarah ke kuburan nabi dan kuburan sahabat nya. Inilah yang di syariatkan.

[Sumber: https://shrajhi.com.sa/lessons/600]

Jadi sama menurut Syaikh Abdul Aziz Arrajihi Al Wahhabi pun apa yang dilakukan oleh Imam Asshabuni adalah salah dan ucapan Asshabuni itu perlu dipertimbangkan kembali. Kenapa dia berkata begitu? Karena Imam Asshabuni tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka para wahhabi.

Terakhir, Syaikh Nasir bin Abdurrahman bin Muhammad Al Jari' Al Wahhabi selaku pentahqiq kitab Asshabuni ini, dia mengatakan:

لعله يقصد السفر إلى مسجد الرسول ، فإن بعض العلماء يسمونه السفر الزيارة القبر .

Artinya: Barangkali ia bermaksud melakukan perjalanan menuju masjidnya rasul. Karena, sesungguhnya sebagian ulama menamainya perjalanan ziarah kubur.

[Aqidah Salaf Ashab Al Hadist Tahqiq Liljari': 159 - Cetakan Darul 'Ashamah]

Kebodohan Nasir diatas adalah kalau dia sudah tahu bahwa itu hanya sebuah penamaan saja. Seharusnya dia tidak perlu mengatakan begitu dan seharusnya ulama ulama Wahhabi diatas sudah tahu tanpa harus mengatakan Imam Asshabuni telah salah dan menimbang kembali atas ucapannya ini. Inilah salah satu kontradiksi yang ada dalam sekte ini.

Kesimpulan dari apa yang kami jabarkan disini adalah:

1. Wahhabi merubah isi kitab ulama dengan semaunya dan sesuai nafsu bejat mereka adalah fakta bukan dusta.

2. Apa yang dilakukan oleh ulama yang tidak sesuai dengan ajaran wahhabi adalah salah dan hanya mereka sendiri yang benar 🙃.

Namun, Alhamdulillah cetakan asli yang diterbitkan oleh Darul Kutub Al Misriyyah Muhammad bin Syamsuddin mengatakan dalam catatan kaki kitab tersebut:

في بعض النسخ المطبوعة مسجد نبيه والصحيح كما في المخطوط «قبر»

Artinya: Dalam sebagian naskah tercatat: مسجد نبيه tapi yang sahih sebagimana dalam catatan قبر.

Semoga Allah tetap jaga madzhab dan manhaj Ahli Sunnah Wal Jamaah Assyairah wa Maturidiyyah dan semoga Allah Taala binasakan kelompok Wahhabi, Allah taala hancurkan mereka, jatuhkan mereka dan semoga tidak ada yang terjangkiti virus syubhat mereka. Aamiin.

Selesai

© ID Cyber aswaja.

Baca juga kajian ulama berikut : 

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Wahhabi Merubah Isi Kitab Imam Asshabuni". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait