Resiko Harus Mencintai, Berbakti, Taat dan Silaturahmi pada yang Tidak Sempurna

Resiko Harus Mencintai, Berbakti, Taat dan Silaturahmi pada yang Tidak Sempurna

Resiko Harus Mencintai, Berbakti, Taat dan Silaturahmi pada yang Tidak Sempurna

Salah satu dari persamaan dari semua ibadah adalah sifat taklif. Apa itu taklif? Pembebanan tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan manusia. Tentu saja yang namanya tanggungjawab, walau ga selalu, tapi hampir selalu memberikan rasa berat dalam diri manusia. Tapi manusia tetap harus melakukan hal itu, sebagai bentuk pengabdian dan rasa cinta pada Allah, walau kadang berat, karena melawan rasa nyaman pada diri kita

Nah, dalam melakukan hal berat itu, manusia harus melawan keinginan dirinya, dia melawan itu karena dia tau ada hal besar lebih penting dari ujian itu, yaitu allah. Rasa cinta kita kepada Allah harus jauh lebih besar, daripada rasa terbebani oleh beberapa bentuk ujian itu. Cita-cita mendapatkan ridha allah, harus lebih kita prioritaskan daripada ego kita yang merasakan berat dalam melakasanakan taklif itu. Dan begitulah ibadah, sudah sunnatullah  kalau setiap ibadah ada ujiannya. 

Dan diantara ujian yang paling berat adalah ibadah yang ada kaitannya dengan manusia dan perasaan kita terhadap mereka. Karena sebagian mereka adalah orang yang harus kita cintai atau hormati atau taati, dll tanpa kita bisa memilihnya, sungguh itu sangat berat. Tentu sangat mudah menyukai orang yang baik. Sangat mudah mencintai orang yang pengertian. Dan sangat mudah menghormati orang yang hikmat. Tanpa ada perintah tuhanpun kita gampang menaati mereka

Masalahnya, kadang tuhan memerintahkan hal tersebut pada orang-orang yang ga kita sukai karena sikap mereka. Itu sulitnya minta ampun. Makanya butuh perintah secara khusus, karena tuhan tau itu gak mudah tanpa melibatkan tuhan didalamnya. Disinilah pembuktian ketaatan dan kecintaan kita pada tuhan, sanggupkah kira melawan ego kita untuk tidak membenci mereka, demi tuhan yang memerintahkan kita untuk melakukan hal baik bagi mereka? Dan seringnya orang yang diperintahkan allah untuk kita hormati tapi kita membencinya adalah orang-orang yang ga bisa kita pilih, dan kadang terpaksa menerimanya

Kayak hubungan kita dengan beberapa saudara yang mempunyai ikatan darah, walaupun kadang suka ngacau, tapi tuhan memerintahkan kita untuk menjaaga silaturahmi dengan mereka. Kayak beberapa orang tua atau suami yang egois, tapi kita tetap harus taat dan berbakti padanya. Kayak beberapa pemimpin, walaupun kadang zalim, kita tetap harus menaati dluar kezalimannya. Begitu juga dengan ahli ilmu dan alul bait, yang kelakuannya nyeleneh, maka harus tetap mencintai dan menghormatinya. Atau kepada ahli ilmu zahir, dlll. Sulit? Ya wajar, nama aja ibadah

Jadi memang tugas kita melawan nafsu kita yang ingin "meledak". Karena apa? Karena kita mencintai tuhan, melebihi rasa tidak nyaman itu. Itulah bukti ubudiyah. Hanya saja walaupun kita harus tetap silaturahmi mentaati, menghormati, berbakti, mencintai, dll, pada mereka yang tidak kita sukai simpelnya, karena itu perintah tuhan, dan cinta kita pada tuhan harus melebihi rasa tidak nyaman kita pada mereka. 

Ini bukan berarti kita harus ikuti semua kalau ada kezaliman, mendiamkan mereka kalau ada kesalahan, atau membiarkan kalau ada kemaksiatan. Tentu saja amar makruf nahi munkar tetap harus dilakukan, walaupun itu semua bisa dilakukan dengan tetap menjaga maqam taat, cinta, bakti, dll. Yah begitulah cara mencintai yang tidak sempurna, kita harus mencintai mereka dengan segala kekurangannya, dan kadang itu memang menyebalkan, tapi kita harus bersabar, karena ini bukan semata tentang mereka, tapi karena cinta kita kepada yang maha sempurna. Dan jika lulus, entah pahala dan berkah apa yang menanti kita.

Sumber FB Ustadz : Fauzan Inzaghi

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Resiko Harus Mencintai, Berbakti, Taat dan Silaturahmi pada yang Tidak Sempurna". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait