๐๐๐ง๐ ๐๐จ๐๐๐จ ๐ ๐๐ก๐จ๐ฅ๐จ๐ง ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐จ
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Dalam hadits tentang perkara bid’ah para ulama berbeda pendapat tentang lafadz kata kullu yang ada dalam kalimatnya. Apakah kata kullu yang artinya adalah semua berarti semua di sini tanpa kecuali, ataukah makna semua yang bersifat umum namun tidak bermakna mutlak.
Yang jelas dalam bahasa arab kata kullu (semua) ada yang bersifat semua tanpa kecuali dan ada juga yang bersifat untuk menunjukkan sebagiannya saja. Sehingga di makna ke dua ini penggunakan kullu (semua) hanya untuk menegaskan atau menyebutkan sebagian besar dari sesuatu.
Dalam bahasa lainnya termasuk bahasa Indonesia hal ini juga digunakan. Kita ambil contoh untuk bentuk pertama : “Semua ayah adalah laki-laki”, maka kata “semua” di sini bersifat mutlak adanya, tidak ada ayah yang berjenis kelamin perempuan. Contohnya lagi : “Semua orang pasti pernah mengalami masa kanak-kanak” dan contoh lainnya.
Sedangkan contoh kata semua tapi tidak bersifat mutlak misalnya kalimat : “Semua orang dibuat kaget dengan kejadian tadi malam.” lafadz tersebut meskipun menggunakan kata semua orang tapi tidaklah menunjukkan semua tanpa kecuali. Ia menunjukkan sebagian atau sebagian besar orang, karena tentu ada saja orang yang tidak kaget dengan kejadian tadi malam. Dan contoh lainnya.
Nah demikian juga dengan kata kullu dalam kaidah bahasa Arab. Ada yang menunjukkan semua tanpa kecuali dan yang bermakna sebagian. Karenanya berkata al imam Ibnu Atsir rahimahullah :
ู ูุถุน ูู، ุงูุฅุญุงุทุฉ ุจุงูุฌู ูุน، ููุฏ ุฌุงุก ุงุณุชุนู ุงูู ุจู ุนูู ุจุนุถ، ูุนููู ุญู ู ููู ุนุซู ุงู ุฑุถู ุงููู ุนูู ุญูู ุฏุฎู ุนููู ูููู ูู: ุฃุจุฃู ุฑู ูุฐุง ููุงู: ูู ุฐูู ุฃู ุจุนุถู ุนู ุฃู ุฑู، ูุจุนุถู ุจุบูุฑ ุฃู ุฑู
“Topik dari kata kullu adalah makna yang mencakup keseluruhan. Namun demikian bisa juga bermakna sebagian. (Contohnya) makna ini diarahkan ucapan Sayyidina Utsman radhiyallahu’anhu, Ketika beliau didatangi seseorang kemudian ditanya, “Apakah ini perintahmu?” Beliau Radhiyallahu Anhu menjawab, “Kullu (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku.”[1]
Al imam Fairus al Abadi rahimahullah, salah seorang pakar dalam bidang bahasa juga menjelaskan hal yang sama :
ุงููู... ุงุณู ูุฌู ูุน ุงูุฃุฌุฒุงุก، ููุฐูุฑ ูุงูุฃูุซู، ุฃู ููุงู: ูู ุฑุฌู، ูููุฉ ุงู ุฑุฃุฉ... ููุฏ ุฌุงุก ุจู ุนูู ุจุนุถ
"Kullu adalah nama bagi semua bagian, baik bagi kata maskulin atau feminim. Ada pula yang mengatakan bagi maskulin kullu bagi feminim kullatu. … Dan ada kalanya kullu bermakna sebagian.”[2]
Jadi lafadz dalam ayat al Qur’an dan hadits yang menggunakan kata kullu itu memiliki dua kemungkinan makna, yang pertama kullu yang bermakna semua mutak tanpa kecuali dan yang kedua kullu yang berarti sebagian saja.
๐๐ผ๐ป๐๐ผ๐ต ๐ธ๐๐น๐น๐ ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐บ๐ฎ (๐๐ฒ๐บ๐๐ฎ)
Firman Allah ta’ala dalam surah al Ankabut ayat 57 :
ُُّูู َْููุณٍ ุฐَุงَِููุٕۤฉُ ุงْูู َْูุชِۗ ุซُู َّ ุงََِْูููุง ุชُุฑْุฌَุนَُْูู
“๐๐ฆ๐ต๐ช๐ข๐ฑ ๐ซ๐ช๐ธ๐ข ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ต๐ช๐ข๐ฏ, ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐๐ข๐ฎ๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ.”
Ayat di atas jelas dipahami bahwa kata kullu yang digunakan artinya semua secara mutlak. Karena memang tidak akan ada makhluk yang tidak bertemu dengan kematian, semua pasti masti. Orang kaya mati, orang miskin mati, raja-raja mati orang biasa mati …
Firman Allah ta’ala dalam surah al Baqarah ayat 20 :
ุฅَِّู ุงََّููู ุนََٰูู ُِّูู ุดَْูุกٍ َูุฏِูุฑٌ
“๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ถ๐ข๐ด๐ข.”
Dalam ayat ini, jelas bahwa kata kullu juga berarti semua tanpa kecuali, karena memang demikianlah kekuasaan Allah yang tanpa adanya batas.
Firman Allah ta’ala dalam surah al Baqarah ayat 276 :
َูุงُّٰููู َูุง ُูุญِุจُّ َُّูู ََّููุงุฑٍ ุงَุซِْูู ٍ
“๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฌ๐ข๐ช ๐ด๐ฆ๐ต๐ช๐ข๐ฑ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฌ๐ถ๐ง๐ถ๐ณ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐จ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ฐ๐ด๐ข.”
Kata kullu yang digunakan di ayat ini juga menunjukkan semua tanpa kecuali, karena mustahil Allah subhanahu wata’ala akan menyukai atau meridhai bentuk kekufuran.
๐๐ผ๐ป๐๐ผ๐ต ๐ธ๐๐น๐น๐ ๐ธ๐ฒ๐ฑ๐๐ฎ (๐๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ถ๐ฎ๐ป)
Berikut ini di antara kata kullu yang tidak mungkin dibawa kepada makna semua tanpa kecuali, tapi harus dimaknai sebagiannya. Berikut di antara contoh ayatnya :
ََููุงَู َูุฑَุงุกَُูู ْ ู ٌَِูู َูุฃْุฎُุฐُ َُّูู ุณََِْูููุฉٍ ุบَุตْุจَุง
“๐๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ข๐ฅ๐ข ๐ณ๐ข๐ซ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ด ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฑ๐ข๐ญ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ด๐ข ”(QS. Al Kahfi: 79)
Kata merampas semua kapal di sini tidak mungkin dimaknai seluruh kapal, karena pada kenyataannya raja tersebut hanya merampas kapal-kapal yang masih bagus dan hanya di wilayah tertentu saja.
ุฅِِّูู َูุฌَุฏْุชُ ุงู ْุฑَุฃَุฉً ุชَู ُُِْูููู ْ َูุฃُูุชَِูุชْ ู ِْู ُِّูู ุดَْูุกٍ َََูููุง ุนَุฑْุดٌ ุนَุธِูู ٌ
“๐๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ธ๐ข๐ฏ๐ช๐ต๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฅ๐ช๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข๐ช ๐ด๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ด๐ข๐ฏ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ.” (QS. An Naml : 23)
Pada ayat ini pun tidak bisa diartikan segala sesuatu secara mutlak karena realitanya ratu Bilqis tidaklah diberikan segala-galanya. Ia tidak memiliki apa yang dikuasai oleh nabi Sulaiman dan juga tentunya raja-raja lainnya, sehingga meskipun lafadz ayat menggunakan kata semua, ia hanya menunjukkan sebagian saja bukan segala sesuatu.
ََููู َّุง َูุณُูุง ู َุง ุฐُِّูุฑُูุง ุจِِู َูุชَุญَْูุง ุนََِْูููู ْ ุฃَุจَْูุงุจَ ُِّูู ุดَْูุกٍ
“๐๐ข๐ฌ๐ข ๐ต๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ญ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข, ๐๐ข๐ฎ๐ช ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ (๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ) ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข.” (QS. Al An’am 44)
Demikian juga dengan ayat ini, tidak mungkin Allah akan memberikan segala sesuatu kepada orang-orang kafir yang disebutkan di ayat tersebut.
๏ปญَ๏บَ๏ปَ๏ป ْ๏ปจَ๏บ ๏ปฃِ๏ปฆَ ๏บ๏ปْ๏ปคَ๏บ๏บِ ๏ปُ๏ปَّ ๏บทَ๏ปดْ๏บٍ ๏บฃَ๏ปฒ
“๐๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ฎ๐ช ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ข๐ช๐ณ.” (QS. Al Anbiya’: 30)
Sepintas ayat ini membawa makna kata kullu (semua) kepada makna semua secara mutlak. Namun bila kita teliti lagi akan kita temukan ayat yang menyebutkan bahwa ada makhluknya yang tidak diciptakan dari air namun dari unsur lain. Seperti firman Allah ta’ala :
๏ปญَ๏บงَ๏ป َ๏ปَ ๏บ๏ปْ๏บ َ๏บ๏ปฅَّ ๏ปฃِ๏ปฆْ ๏ปฃَ๏บ๏บญِ๏บٍ ๏ปฃِ๏ปฆْ ๏ปงَ๏บ๏บญٍ
“๐๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ช๐ฑ๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ค๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ข๐ญ๐ข.” (QS. Ar Rahman : 15)
๐๐ฎ๐น๐ ๐๐๐น๐น๐ ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ต๐ฎ๐ฑ๐ถ๐๐ ๐ถ๐ป๐ถ ๐บ๐ฎ๐๐๐ธ ๐ธ๐ฒ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐บ๐ฎ๐ป๐ฎ ?
Nah di sinilah kemudian para ulama berbeda pendapat dalam memaknai kata kullu dalam hadits tentang masalah bid’ah ini.
๏ปَ๏บِ๏ปฅَّ ๏บงَ๏ปดْ๏บฎَ ๏บ๏ปْ๏บคَ๏บชِ๏ปณْ๏บِ ๏ปِ๏บَ๏บ๏บُ ๏บ๏ป๏ป ّ๏ปชِ ๏ปญَ๏บงَ๏ปดْ๏บฎَ ๏บ๏ปْ๏ปฌُ๏บชَ๏ปฏ ๏ปซُ๏บชَ๏ปฏ ๏ปฃُ๏บคَ๏ปคَّ๏บชٍ ๏ปญَ๏บทَ๏บฎَّ ๏บْ๏ปทُ๏ปฃُ๏ปฎْ๏บญِ ๏ปฃُ๏บคْ๏บชَ๏บَ๏บ๏บُ๏ปฌَ๏บ ๏ปญَ๏ปُ๏ปَّ ๏บِ๏บชْ๏ปَ๏บٍ ๏บฟَ๏ปผَ๏ปَ๏บٌ
“๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ข๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข๐ฃ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ต๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฆ๐ต๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ณ๐ถ๐ฌ-๐ฃ๐ถ๐ณ๐ถ๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ณ๐ถ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ูู (๐ด๐ฆ๐ต๐ช๐ข๐ฑ) ๐ฃ๐ช๐ฅ’๐ข๐ฉ (๐ฉ๐ข๐ญ ๐ฃ๐ข๐ณ๐ถ) ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ด๐ข๐ต.” (HR Muslim)
Sekelompok ulama seperti al imam Asy Syatibi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan mayoritas ulama dari kalangan Hanabilah memaknai bahwa kata kullu dalam hadits di atas masuk ke dalam kategori pertama, yakni semua secara mutlak.
Sedangkan mayoritas ulama dari kalangan Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyyah dan Sebagian Hanabilah memaknai sebaliknya, kata kullu dalam hadits tersebut masuk ke dalam kategori yang kedua, yakni kullu (semua) yang menunjukkan sebagian atau sebagian besarnya.
Mari kita Simak penjelasan dari masing-masing kelompok pendapat ini. Bersambung...
๐Wallahua'lam
____________
[1] Taj al Arus (30/339)
[2] Al Muhith hal. 1053
Baca juga kajian Ustadz AST tentang Bid'ah :
- Kata Kullu Menurut Ahli Ilmu part II
- Kata Kullu Menurut Ahli Ilmu
- Pembagian Bid'ah Menurut Jumhur Ulama
- Lima Pembagian Bidah
- Dua Kubu Pendapat Masalah Bid'ah
- Bershalawat Saat Berjabat Tangan Apakah Bid'ah?
- Membuka Acara Dengan Al Fatihah Bid'ah?
- Ucapan Selamat Tahun Baru Islam Bid'ah?
- Tahlilan Apakah Bid'ah?
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq