Imam Fakhruddin ar-Razi vs Ibnu Taimiyah

Imam Fakhruddin ar-Razi VS Ibnu Taimiyah

Beberapa Intisari Penting Dari Dars Syaikh Anas asy-Syarfawi

* Kalangan Hasywiyah dan Mujassimah Karramiyah sangat membenci Imam Fakhruddin ar-Razi yang berhasil menelanjangi kesesatan nalar mereka yang mengotori akidah kaum muslimin dengan ajaran tajsim (menjisimkan Allah). Hanya saja mereka tidak mampu berdialog secara ilmiah, bisanya hanya mencela, mengumpat, memukul dan bahkan membunuh. 

* Kebencian mereka semakin memuncak ketika Imam Razi mengarang kitab Ta'sis at-Taqdis (Meletakkan Fondasi Penyucian Tuhan). Akhirnya, mereka meracuni Imam Razi hingga beliau wafat beberapa hari berikutnya.

* Bertahun-tahun kemudian, muncullah Ibnu Taymiyah yang marah sekali terhadap kitab Ta'sis tersebut hingga membuat kitab khusus untuk menyanggah kitab tersebut. Kenapa ia marah padahal kitab tersebut khusus ditujukan untuk mengkritik para mujassim Karramiyah dan Hasyawiyah bukan mengkritik ajaran Ahlussunnah wal Jamaah? Tentu saja jelas sebab dia bagian dari mereka. Kitab sanggahannya yang berjudul Bayan Talbis al-Jahmiyah dengan terang-terangan menuduh Imam Razi sebagai Jahmiyah, khas tuduhan para mujassim. Kitab sanggahannya ini bermutu rendah secara ilmiah dan telah diberi catatan kaki oleh beberapa Wahabi-Taimiy dengan catatan yang lebih buruk kualitasnya.

* Ibnu Taymiyah kemudian menyebarkan pemikiran yang jelas sesatnya, semisal bahwa neraka berikut isinya tidaklah kekal, padahal jelas al-Qur’an berkata sebaliknya. Pendapat tidak kekalnya neraka adalah pendapat Jahmiyah, tapi anehnya Ibnu Taymiyah sendiri malah sering menuduh lawannya (para ulama Aswaja) sebagai Jahmiyah. 

* Selain itu Ibnu Taymiyah juga mengajarkan bahwa ada makhluk-makhluk yang secara jenis adalah qadim (tidak berawal) meskipun secara partikular tidak qadim. Bukan hanya non-sense, akidah ini jelas sesat sebab mengkhayalkan bahwa Allah tidak pernah ada sendirian tanpa makhluk karena selalu ada makhluk yang bersamanya, konsekuensinya, waktu pun menjadi qadim juga. Padahal hadis sahih jelas sekali menyatakan sebaliknya bahwa Allah awalnya sendirian tanpa makhluk apa pun kemudian barulah menciptakan makhluk pertama, saat Allah telah menghendakinya.

* Pendapat qadimnya makhluk sama dengan pendapat para Filsuf Yunani yang meyakini bahwa jenis alam semesta ini qadim . Yang huduts (punya awall mula) hanya bagian-bagian alam saja. Kedua pendapat tersebut sama persis hanya beda istilah. Anehnya, Ibnu Taymiyah justru sering menuduh kawannya (para ulama Aswaja) terpengaruh filsafat.

* Ibnu Taymiyah adalah imam bagi kalangan Karramiyah dan Hasyawiyah, bukan imam bagi Ahlussunnah wal Jamaah. Pendapatnya di atas adalah pendapat yang mengarah pada kekafiran (kufriyah) sebab berbicara tentang pokok akidah, bukan hanya perkara cabang yang dimaklumi ketika berbeda pendapat.

*Disarikan secara bebas dengan beberapa editing yang tidak mengubah substansi 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

Baca caption dari Kyai AWA!

Imam Ar-Razi merupakan mujaddid abad ke-6 menurut Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Imam Ar-Razi menulis kitab untuk membantah mujassimah, tapi yang marah justru adalah Ibnu Taimiyyah.

Apakah karena Ibnu Taimiyah punya pandangan yang sama dengan mujassimah? Lalu bagaimana dengan pengikut Ibnu Taimiyyah di era ini?

Fyi, mujassimah adalah kelompok yang menjasmanikan atau me-fisik-kan Allah.

by Ustadz :Fakry Emil Habib

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Imam Fakhruddin ar-Razi vs Ibnu Taimiyah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait