Berhati-hatilah Dalam Menyalahkan Pendapat Para Ulama

Berhati-hatilah Dalam Menyalahkan Pendapat Para Ulama

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada pemilik status ini, tapi harus saya katakan bahwa beliau ini terlalu gegabah dalam menarik kesimpulan. Pertama perlu diketahui bahwa yang meyakini, sekaligus mengajarkan adanya Nur Muhammad itu bukan satu-dua ulama biasa. Tapi itu kaum sufi dan para ulama besar. Salah satu buku terbaru yang saya miliki, yang memaparkan penjelasan mereka itu, ialah buku berjudul Sayyiduna Muhammad min al-Bad'i ila al-Abad, yang ditulis oleh Syekh Khaldun al-Hiti. 

Kalau mau tahu siapa saja ulama yang berpendapat tentang adanya Nur Muhammad, yang diyakini sebagai makhluk pertama itu, dengan merujuk pada kitab-kitab mereka, mungkin buku itu bisa dijadikan salah satu rujukan. Disebutkan di sana bahwa di antara para ulama yang mengakui adanya Nur Muhammad, atau Haqiqah Muhammadiyyah, itu ialah Imam al-Baghawi, as-Samarqandi, al-Alusi, al-Munawi, dan lain-lain. Belum lagi dengan isyarat para awliya dalam salawat-salawat mereka.

Apakah Anda mau mengatakan bahwa akidah yang dianut oleh para sufi dan ulama2 besar di atas itu batil? Kalau saya sih nggak berani. Mereka jauh lebih paham agama ketimbang kita. Apalagi para sufi punya pengalaman spiritual yang boleh jadi tidak pernah kita alami. Dan jangan lupa, akidah itu tidak selamanya harus didukung oleh teks hadits. Karena sumber akidah itu bukan cuma hadits, tapi juga bisa al-Quran atau kesimpulan-kesimpulan yang didukung oleh argumen rasional. 

Setahu saya tidak ada kaidah yang menyebutkan bahwa kalau suatu keyakinan itu tidak ada dasar haditsnya, atau hadits yang menyebutkannya lemah, maka dia menjadi batil. Akidah yang batil itu adalah akidah yang menyalahi sharih al-Qur'an, atau menyalahi hadits mutawatir, atau menyalahi hukum akal yang bersifat pasti. Pertanyaan saya, apakah ustad bisa membuktikan kepada kami bahwa akidah tentang Nur Muhammad itu tergolong ke dalam akidah semacam itu? 

Para ulama yang meyakini adanya Nur Muhammad itu merujuk pada sejumlah ayat al-Quran. Terlepas apakah isyarat dan istidlal dari ayat itu bersifat pasti atau tidak, yang jelas, dari sudut kaidah penafsiran dan rumusan ilmu akidah, kesimpulan mereka itu bukan sesuatu yang problematis. Mereka meyakini bahwa Nur Muhammad itu makhluk dan hadits. Hanya saja diyakini sebagai makhluk pertama. Ada dalilnya nggak? Ada. Baik dari al-Quran, hadits, maupun argumen rasional.  

Bagaimana kalau kesimpulan dari dalil itu bersifat zhanni? Ya nggak apa-apa. Memang tidak semua persoalan akidah bersifat qath'i kok. Keyakinan akan adanya Nur Muhammad itu bukan termasuk akidah pokok, sehingga yang mengingkarinya dipandang kafir. Tidak ada ulama sufi yang berpandangan demikian. Bahkan, seperti kata guru kami, Syekh Yusri, yang tidak meyakini itu termasuk golongan yang ma'zur (ditoleransi). Karena tidak semua orang bisa memahami penjelasan kaum arifin itu. 

Akidah yang dikatakan harus bersandar pada teks qath'i dan hadits mutawatir itu ialah akidah yang bersifat pokok (ushul al-'aqaid). Bukan rincian dari ushul itu. Kenabian Nabi Muhammad Saw itu termasuk ushul, yang wajib diyakini oleh semua Muslim. Sekali Anda mengingkari, maka keimanan Anda otomatis batal. Tapi meyakini Nur Muhammad itu tidak termasuk ushul. Diyakini ya monggo. Nggak juga nggak apa2. Tapi kalau dikatakan batil, saya tidak sependapat. Wong ada dalilnya kok. Dan dalilnya bukan cuma hadits. 

Kalaupun ustad pemilik status ini berhasil membuktikan kelemahan hadits-hadits itu, so what? Itu bukan persoalan yang serius. Karena, sekali lagi, sandaran kita dalam berakidah itu bukan hanya hadits, tapi juga al-Quran dan dalil-dalil rasional. Ini hanya tanggapan singkat. Jika ada waktu, mungkin saya bisa menguraikannya dalam tulisan lain secara terpisah. Saran saya, berhati-hatilah dalam menyalahkan pendapat para ulama. Karena keilmuan kita tak akan pernah sebanding dengan mereka. Apalagi itu akidahnya para wali. 

Baca juga kajian tentang Nur Muhammad Berikut:

Yang Pro tentang Nur Muhammad :

Yang Kontra tentang Nur Muhammad : 

Sumber FB Ustadz : Muhammad Nuruddin

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Berhati-hatilah Dalam Menyalahkan Pendapat Para Ulama". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait