Ustadz Rozaimi Ramle Lari Dari Tantangan Mubahalah

Ustadz Rozaimi Ramle Lari Dari Tantangan Mubahalah

🔰 USTADZ ROZAIMI RAMLE LARI DARI TANTANGAN MUBAHALAH 😱

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Note: Fakta yang tak terbantahkan.

Disatu sisi Ustadz Rozaimi Ramle mengucapkan selamat kepada ustadz abu humayd karena dia telah berani melakukan aksi konyol nya itu yaitu mubahalah seorang diri. Tapi, disisi yang lain yang tidak terjamah oleh nalar para wahhabi alias terlupakan atau sengaja dilupakan atau memang sengaja disembunyikan adalah ternyata ustadz Rozaimi Ramle pun pernah menolak ajakan mubahalah Abu Syafiq dengan alasan ini itu, bla bla dan bla. Dan para makhluk makhluk wahhabi membanggakannya serta memujinya dan menilai bahwa itu merupakan tindakan yang elok dan baik.

Dari semua ini bisa kita tarik beberapa kesimpulan:

1. Ucapan selamat dari ustadz Rozaimi Ramle kepada Ustad Abu Humayd merupakan kebodohan ustadz Rozaimi Ramle sebab yang dilakukan oleh ustadz abu humayd bukanlah dinamakan mubahalah.

2. Aksi konyol ustadz abu humayd yang mubahalah sendiri itu tidak dinamakan mubahalah.

3. Ustadz Rozaimi Ramle dan Ustadz Abu Humayd sama sama jahil dalam bab mubahalah baik yang mengatakan (tahniah) atau yang melakukan (mubahalah seorang diri).

4. Penolakan mubahalah dari Ustadz Rozaimi Ramle merupakan bukti yang tak terbantahkan sesungguhnya mubahalah bukanlah patokan kebenaran secara Qath'i.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalaani (W 856 H):

وإذا تكلم المرء في غير فنه أتى بهذه العجائب

Artinya: Apabila seseorang sudah berkata diluar bidangnya pasti ucapannya ini aneh aneh.

[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 3/683]

Aneh bin ajaib sekali, orang yang tidak dikategorikan mubahalah diucapkan kata selamat, orang yang mubahalah seorang diri disebut mubahalah dan orang yang pernah menolak mubahalah mengatakan pelik pada orang yang menolak mubahalah. Aneh bin ajaib bukan ?!.

Faktanya, apa yang terjadi hari ini soal mubahalah baik yang mengucapkan tahniah dan yang melakukan mubahalah oleh kedua tokoh ustadz wahhabi, semua ini mutlak lahir dan wujud dari kebodohan mereka berdua. Ini yang disebut ustadz Sunnah? Ustadz salaf? Apakah ini yang disebut manhaj salaf? Apakah ini yang dinamakan firqah najiyah? Kok isinya orang orang jahil ?!. Pilihan ada pada diri anda sekarang.

Suatu ketika di zamannya Al Imam Abil Qasim Al Qusyairi (W 465 H) terjadi fitnah di Khurasan mengenai kredibilitas aqidah Imam dari para Imam nya Ahli Sunnah Wal Jama'ah yakni Al Imam Abul Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari (W 324 H). Pada saat itu juga semua fitnah itu di jawab oleh Al Qusyairi sebagaimana yang telah di tuliskan oleh Al Imam Taajuddin Assubki (W 771 H) berikut:

بسم الله الرحمن الرحيم، اتفق أصحاب الحديث أن أبا الحسن على بن إسماعيل الأشعرى كان إماما من أئمة أصحاب الحديث، ومذهبه مذهب أصحاب الحديث تكلم في أصول الديانات على طريقة اهل السنة، ورد على المخالفين من أهل الزيغ والبدعة، وكان على المعتزلة والروافض والمبتدعين من اهل القبلة والخارجين من الملة سيفا مسلولا، ومن طعن فيه أو قدح، أو لعنه أو سبه فقد بسط لسان السوء في جميع أهل السنة.

Artinya: Bismillahirrahmanirrahim: Para Ashabul Hadist (para ahli hadist) telah bersepakat bahwasanya Abal Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari merupakan imam dari pada imam imamnya ahli hadist, madzhabnya merupakan madzhab ahli hadist, dia berkalam mengenai ushul keagamaan diatas jalan ahli sunnah, dia membantah orang orang yang melenceng dari kalangan ahli menyimpang dan bid'ah. Dia melawan Mu'tazilah, Rafidah dan para ahli bid'ah dari ahli kiblat dan orang orang yang keluar dari agama dengan sengit lagi berangsur angsur. Dan barang siapa yang berbuat buruk mengenai nya atau mencelanya, melaknatnya atau menghinanya. Maka, sungguh dia telah membentangkan mulut mulut keburukan pada semua ahli sunnah.

[Tabaqatus Syafi'iyah Al Kubra Lissubki: 2/269]

Setelah fitnah terjawab di Khurasan fitnah fitnah kepada beliau bermunculan lagi di Baghdad. Sebagaimana kelompok melaknat dan mengkafirkan kelompok Imam Assya'riy namun dengan kelembutan hati para Imam Ahli Sunnah Wal Jama'ah seperti Al Imam Assyairazi beliau hanya menuliskan:

وبعده كتب الشيخ أبو إسحاق الشيرازي رحمه الله : الأشعرية أعيان أهل السنة ونصار الشريعة، انتصبوا للرد على المبتدعة من القدرية والرافضة، وغيرهم، فمن طعن فيهم فقد طعن على أهل السنة، وإذا رفع أمر من يفعل ذلك إلى الناظر في أمر المسلمين وجب عليه تأديبه بما يرتدع به كل أحد.

Artinya: Setelahnya, Al Imam Assyaikh Abu Ishaq Assyairazi (W 476 H) Rahimahullah menuliskan: Assya'riyyah adalah penolong ahli sunnah dan membantu syari'ah. Mereka bertujuan untuk membantah para ahli bid'ah yakni dari kelompok Qadiriyah, Rafidah dan selain mereka. Maka, barang siapa yang menikam mereka sungguh dia telah menikam ahli sunnah. Dan apabila perkara orang orang yang melakukan itu (melaknat dan mengkafirkan) diserahkan kepada Nadhir (Ahli Kuasa Hukum) yang mengurus urusan kaum muslimin. Maka, dia wajib memberikan konsekuensi dengan sesuatu yang dapat membuat jera siapapun.

[Tabaqatus Syafi'iyah Al Kubra Lissubki: 2/270]

Al Imam Ibnu Daqiqil I'id (W 702 H) mengatakan:

(زَجْر المُفْتَرِي على أبي الحَسَن الأَشْعَرِي)، التي صنفها الشَّيْخ الإمام العلامة ضياء الدين أبو العَبَّاس أَحْمَد بن مُحَمَّد بن عُمَر بن يُوسُفَ بن عُمَر بن عَبْدِ المُنْعِم القُرْطبي، حين وقع في عَصْره من بعض المُبْتَدِعَة هَجْو في أبي الحَسَن (الأَشْعَرِي)، فألفها ردّاً على الهاجي المذكور: فو الله لولا الأَشْعَرِيُّ لقادنا ضلالُكُمُ الهَادِي إلى أسوأ القَصْدِ

Artinya: Zajrul Muftari Ala Abil Hasan Al Asy'ari merupakan kitab yang dikarang oleh Assyaaikh Al Imam Al Allamah Diya'uddin Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Umar bin Yusuf bin Umar bin Abdul Mun'im Al Qurtubi (W 578 H) ketika terjadi sindiran dari kalangan ahli bid'ah dizaman beliau mengenai Abil Hasan Al Asy'ari. Beliau mengarangnya untuk membantah para penyindir itu: Demi Allah seandainya bukan karena Asy'ari - Tentunya kesesatan mereka itu akan menuntut kita kepada paling buruknya tujuan.

[Al Iqtirah Fii Bayaani Al Istilah: 93]

Al Imam Alamiddiin Abul Hasan Ali Assakhawi (W 588 H) mengatakan:

إن أصحاب الأشعري هم الأكـــثر علما محققا وفهوما

نسبوا للإله أكمل وصف ونفوا كل موهم تجسيما

Artinya: Sesungguhnya para pengikut Asy'ari mereka merupakan paling banyaknya pengetahuannya, kebenarannya dan pemahamannya. Mereka menisbatkan Allah dengan paling sempurna nya sifat dan menafikan semua bayangan tajsim.

[Najmul Muhtadi Libni Al Mua'llim Al Qarsyi: 2/112]

Selesai.

© ID Cyber aswaja.

NB: Dilarang untuk merubah sumber yang telah diterbitkan tanpa adanya izin resmi dari tim ID Cyber aswaja dan penulis tanpa terkecuali.

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ustadz Rozaimi Ramle Lari Dari Tantangan Mubahalah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait