Kecacatan Ustadz Abu Humayd Sufri Mahmud Al Wahhabi

Kecacatan Ustadz Abu Humayd Sufri Mahmud Al Wahhabi

🔰 KECACATAN USTADZ ABU HUMAYD SUFRI MAHMUD AL WAHHABI

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Note: Catatan terbuka untuk Salafi Wahhabi Malaysia.

Semenjak perdebatan semalam di Malaysia antara kelompok Ahli Sunnah Wal Jama'ah Assya'irah Wa Maturidiyyah yang diwakili oleh Al Ustadz Hafiz Azza'farani dengan kelompok Wahhabi yang diwakili oleh Ustadz Abu Humayd, banyak sekali para awam wahhabi yang mengagungkan nya sebagai pemenang dikarenakan Al Ustadz Hafiz Azza'farani tidak mau bermubahalah "المباهلة" diakhir sesi dialog. Sehingga, asumsinya adalah Ahli Sunnah Wal Jama'ah Assya'irah Wa Maturidiyyah penakut, pecundang, tidak kokoh atas hujjah dan lain sebagainya.

Sebenarnya, jika diteliti dengan ilmu mengenai mubahalah ini justru yang kita temukan adalah kecacatan ustadz abu humayd dari pihak wahhabi dan yang patut di acungi jempol adalah ustadz Hafiz Azza'farani. Sebab beberapa hal berikut;

1. Ambigu.

Ustadz Abu Humayd kecacatannya bisa ditemukan saat masuk di sesi pertanyaan dan rata rata semua jawabannya adalah ambigu.

Kita ambil contoh misalnya ketika Al Ustadz Hafiz Azza'farani menanyakan: ketika orang yang telah jatuh pada syirik maka halal darah dan hartanya, apakah ustadz setuju? - Apa jawaban ustadz abu humayd? Ya, jawabannya ambigu, tidak jelas, bertele-tele, kesana kemari dan lain sebagainya.

Begitupun ketika Al Ustadz Hafiz Azza'farani menanyakan berkenaan pentakfiran yang dilakukan oleh Syaikh Ibnu Baz kepada Syaikh Muhammad bin Alawi Al Maliki dan lain sebagainya. Semuanya ambigu, plin plan, ketidakjelasan, kekaburan, bertele-tele dan lain sebagainya. Jadi, aneh ketika dia mengaku wahhabi, membawa ajaran wahhabi, berpegang teguh di atas manhaj wahhabi dan membela mati matian sekte wahhabi tapi dia sendiri padahal gak ngerti warna warna dalam sekte wahhabi. Artinya, sebenarnya Ustadz Abu Humayd berpegang pada teori-teori dan asumsinya sendiri.

2. Tidak memiliki disiplin ilmu.

Dari semua ambigu itulah kita tahu bahwa sebetulnya ustadz abu humayd tidak memiliki ilmu yaqini sehingga sebenarnya dia tidak boleh mengajak mubahalah kepada lawan debatnya. Sebab, jika diri sendiri saja masih ragu ragu dalam pendirian yang dibawakan apalagi dal soal keyakinan maka tidak boleh dia mengajak mubahalah. Ini bukan kata kata saya, silahkan cek kitab ulama Wahhabi.

Syaikh Ibnu Utsaimin Al Wahhabi (W 1421 H) mengatakan:

جواز المباهلة، لكن اشترط العلماء للمباهلة شرطين: الشرط الأول: العلم والشرط الثاني: أن تكون في أمر هام.

Artinya: Kebolehan mubahalah, tapi ulama mensyaratkan dua syarat untuk bermubahalah: syarat yang pertama adalah ilmu (berilmu) dan syarat yang kedua adalah berkenaan perkara yang penting saja.

[Tafsir Ibnu Utsaimin: 3/60]

Syaikh Ibnu Utsaimin Al Wahhabi (W 1421 H) mengatakan:

أنه لا تجوز المباهلة إلا بعلم يقيني، أما إذا كان الإنسان شاكا فلا يجوز له؛ لقوله: ﴿مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ﴾. 

Artinya: Bahwasanya mubahalah tidak boleh dilakukan terkecuali dengan ilmu yaqini saja. Adapun jika manusia itu ragu maka tidak boleh baginya. Karena firmannya: setelah datang ilmu kepadamu.

[Tafsir Ibnu Utsaimin: 3/61]

Jadi, sebenarnya andaikata Ustadz Abu Humayd orang yang berilmu dan faham soal mubahalah. Tentunya dia tidak akan mengajak lawan debatnya bermubahalah. Sebab, faktanya adalah dirinya sendiri saja tidak memiliki pegangan yang mantap, pas dan kredibel mengenai wahhabi meksipun dia mengaku bahwa dirinya wahhabi.

3. Tidak faham sistem mubahalah.

Jika lawan debat sudah tidak mau atau menolak ajakan untuk mubahalah maka tentunya mubahalah tidak akan dilakukan oleh pihak manapun apalagi seorang diri. Sebab, yang namanya mubahalah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Mandzur berikut:

Al Imam Ibnu Mandzur Al Afriqi (W 711 H) mengatakan:

ومعنى المباهلة أن يجتمع القوم إذا اختلفوا في شيء فيقولوا : لعنة الله على الظالم منا.

Artinya: Makna Mubahalah adalah berkumpulnya sebuah kaum ketika mereka berselisih pada sesuatu lalu mereka berdoa: Semoga laknat Allah terjadi pada orang yang dzolim diantara kita.

[Lisaanul Arab: 4/409]

Jadi, ucapan yang berkedok mubahalah yang di ucapkan oleh Ustadz Abu Humayd itu bukan termasuk mubahalah. Sebab, tidak pernah tercatat dalam sejarah Islam mubahalah boleh di lakukan seorang diri.

4. Perkara bukan syariat dianggap syariat.

Ustadz Abu Humayd melantunkan ucapan mubahalah itu setelah dia berasumsi asumsi bahwasanya: "Ideologi Wahhabi Bukan Pemangkin Keganasan". Orang yang berilmu pasti bertanya tanya dalam hatinya: Sejak kapan Ideologi Wahhabi adalah syariat?. Inipun menjadi bukti yang tak terbantahkan bahwasanya Ustadz Abu Humayd tidak memenuhi syarat syarat mubahalah. Sebab, yang menjadi patokan bermubahalah adalah perkara penting syariat. Ideologi Wahhabi apalagi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, itu semua bukanlah syariat.

Al Imam Sulaiman Al Jamal Assyafi'i (W 1204 H) mengatakan:

تنبيه : وقع البحث عند شيخنا العلامة الدواني قدس الله سره في جواز المباهلة بعد النبي ﷺ، فكتب رسالة في شروطها المستنبطة من الكتاب والسنة والآثار وكلام الأئمة، وحاصل كلامه فيها أنها لا تجوز إلا في أمر مهم شرعاً وقع فيه اشتباه وعناد لا يتيسر دفعه إلا بالمباهلة فيشترط كونها بعد إقامة الحجة والسعي في إزالة الشبهة وتقديم النصح والإنذار، وعدم نفع ذلك ومساس الضرورة إليها اهـ من تفسير الكازروني.

Artinya: Peringatan: Telah termuat sebuah pembahasan bagi Syaikhunaa Al Allamah Addawwaani (W 918 H) Qaddasa Allahu Sirrahu mengenai kebolehan mubahalah setelah Nabi Sallahu Alaihi Wasallam. Maka, ia menulis sebuah risalah memuat syarat syaratnya yang sudah dipertimbangkan dari Al Qur'an, Sunnah, Atsar dan Kalam para imam dan kesimpulan perkataannya mengenai nya adalah sesungguhnya mubahalah tidak boleh dilakukan terkecuali berkenaan perkara yang penting secara syariat saja, terjadinya syubhat syubhat dan penentangan mengenainya yang menang tidak mudah menyingkirkan nya terkecuali dengan bermubahalah. Jadi, disyaratkan pelaksanaan mubahalah setelah menegakkan hujjah dan penjelasan dalam menghilangkan syubhat dan mengedepankan nasehat dan peringatan dan ketiadaan manfaat melakukan hal tersebut (hujjah, nasehat dan lain sebagainya) dan memang darurat untuk melakukan nya. Selesai, dikutip dari tafsir Al Kazaruni (W 923 H).

[Al Futuhat Al Ilahiyyah: 1/431]

Kesimpulannya adalah penolakan Al Ustadz Hafiz Azza'farani mengenai ajak mubahalah wahhabi yang diwakili oleh Ustadz Abu Humayd merupakan tindakan yang benar. Sebab, ustadz abu humayd tidak mencukupi syarat mubahalah bahkan secara tidak langsung dia sendiri lah yang menggugurkan syarat syarat mubahalahnya. Jadi, bicara soal bab mubahalah yang di tolak oleh ustadz Hafiz Azza'farani maka ustadz Hafiz Azza'farani kalah diatas kemenangan sementara Ustadz Abu Humayd menang diatas kekalahan.

Selesai

© ID Cyber aswaja.

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kecacatan Ustadz Abu Humayd Sufri Mahmud Al Wahhabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait