Perbedaan Pendapat Dalam Mengartikan Ayat/Hadits Mutasyabih
Ayat dan Hadits Mutasyabihat: (ayat/hadits yang mengandung sindiran, kiasan, rumus-rumus yang tidak dapat dipahamkan kecuali oleh orang-orang yang dalam ilmunya) seperti sahabat2 Nabi, Tabiin, ulama, ahli tafsir, dan lain sebagainya.
Kita ambil satu contoh ayat/hadits yang mutasybih Q.S. Hud; 37:
وَا صْنَعِ الْفُلْكَ بِاَ عْيُنِنَا وَوَحْيِنَا....
"Dan buatlah perahu itu dengan mata kami dan wahyu Kami,
Ayat ini merupakan perintah Allah kepada Nabi Nuh supaya beliau membuat perahu besar untuk menyelamatkan orang-orang yang sudah beriman kepada syariat beliau.
Dalam ayat ini ada kalimat "bi A'yunina" secara bahasa artinya "dengan mata kami."
Terdapat perbedaan pendapat dalam mengartikan "mata" dalam ayat ini:
1. Aliran Musabbihah : Jangan ditakwilkan, mata berarti mata, Tuhan bermata serupa dengan mata kita.
2. Ahlussunnah Aliran Salaf : Serahkan kepada Tuahan artinya, Maha suci Tuhan akan serupa dengan makhluknya.
3. Ahlussunnah Aliran Khlaf : "Mata" yang ada dalam ayat ini ditakwil artiya "Pengawasan" sehingga artinya: buatlah perahu itu dengan pengawasan kami.
4. Salaf Ibnu Taimiyah : Tidak boleh ditakwilkan, mata berarti mata, tetapi mata Tuhan tidak sama dengan mata makhluknya.
Nah itulah satu contoh saja yang kita ambil dari ayat mutasyabih dalam Qur'an, Aqidah aswaja berada pada point 2 dan 3, yang lebih kita kenal dengan istilah Tafwidh dan Takwil.
Semoga bermanfaat👍
Sumber FB Ustadz : Pardi Syahri