๐๐๐ก๐๐ฅ๐๐๐ ๐๐ข๐ ๐ฆ๐๐ง๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐๐๐ง ๐ง๐๐๐๐ ๐๐๐ฆ๐จ๐ก๐ก๐๐๐๐๐ก ?
Maaf Kiyai izin bertanya, saya menyimak ceramah seorang ustadz terkenal yang beliau mengatakan bahwa berdoa setelah selesai shalat itu tidak ada kesunnahannya. Nabi hanya berdzikir lalu pergi dari tempat shalat. Apakah benar demikian ?
๐๐ฎ๐๐ฎ๐ฏ๐ฎ๐ป
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Memang ada sebagian pihak yang berpendapat seperti itu dengan klaim dalil tidak ada contoh langsung dari Nabi shalallahu’alaihi wassalam berdoa setelah selesai shalat. Namun, jika kita mengikuti para imam dan ulama kaum muslimin yang mu’tabar, justru kita akan dapatkan fatwa sebaliknya.
Diantara waktu yang dianjurkan dan disunnahkan untuk memperbanyak doa adalah setelah selesai dari mengerjakan shalat lima waktu. Disebutkan dalam al Mausu’ah :
ุฐูุจ ุฌู ููุฑ ุงููููุงุก ุฅูู ุฃู ู ุง ุจุนุฏ ุงูุตูุงุฉ ุงูู ูุฑูุถุฉ ู ูุทู ู ู ู ูุงุทู ุฅุฌุงุจุฉ ุงูุฏุนุงุก
“Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa setelah shalat fardhu merupakan waktu di antara waktu-waktu dikabulkannya doa.”[1]
Berikut fatwa para ulama madzhab dalam masalah ini :
๐ญ. ๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐๐ฎ๐ป๐ฎ๐ณ๐ถ
Al Imam Al ‘Aini Rahimahullah berkata :
ูุงุณุชุญุจุงุจ ุงูู ูุงุธุจุฉ ุนูู ุงูุฏุนุงุก ุงูู ุฐููุฑ ุนููุจ ูู ุตูุงุฉٍ
“Dan disunahkan menekuni doa dengan doa tersebut pada setiap selesai shalat.”[2]
๐ฎ. ๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐ ๐ฎ๐น๐ถ๐ธ๐ถ
Ibnu al Haj al Maliki rahimahullah berkata :
ุจุฃู ุงูุฏุนุงุก ู ุดุฑูุน ุจุนุฏ ุงูุตูุงุฉ
“Karena sesungguhnya disyariatkan untuk berdoa setelah selesai dari shalat…”[3]
๐ฎ. ๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐ฆ๐๐ฎ๐ณ๐ถ’๐ถ
Al Imam Syafi’I rahimahullah berkata :
ูุฃุณุชุญุจ ููู ุตูู ู ููุฑุฏุง ูููู ุฃู ูู ุฃู ูุทูู ุงูุฐูุฑ ุจุนุฏ ุงูุตูุงุฉ ูููุซุฑ ุงูุฏุนุงุก ุฑุฌุงุก ุงูุฅุฌุงุจุฉ ุจุนุฏ ุงูู ูุชูุจุฉ
“Dan disunnahkan bagi orang yang shalat baik sendiri ataupun bersama imam untuk memanjangkan dzikir setelah selesai shalat dan juga memperbanyak doa dengan harapan dikabulkannya doa terutama pada shalat wajib.”[4]
Al Imam Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah berkata :
ูุฃุฎุฑุฌ ุงูุทุจุฑู ู ู ุฑูุงูุฉ ุฌุนูุฑ ุจู ู ุญู ุฏ ุงูุตุงุฏู ูุงู ุงูุฏุนุงุก ุจุนุฏ ุงูู ูุชูุจุฉ ุฃูุถู ู ู ุงูุฏุนุงุก ุจุนุฏ ุงููุงููุฉ ููุถู ุงูู ูุชูุจุฉ ุนูู ุงููุงููุฉ
“Dan telah meriwayatkan imam Thabari dari Ja’far ash Shadiq, beliau berkata : ‘Berdoa setelah shalat wajib lebih utama dibanding berdoa setelah shalat nafilah, sebagaimana kelebihan shalat wajib atas shalat nafilah.”[5]
๐ฐ. ๐ ๐ฎ๐ฑ๐๐ต๐ฎ๐ฏ ๐๐ฎ๐ป๐ฏ๐ฎ๐น๐ถ
Ustman bin Abdullah al Hanbali rahimahullah berkata :
ุจุงูุฃุฐูุงุฑ ุงูู ุดุฑูุนุฉ ุนูุจ ุงูุตูุงุฉ، ุงุณุชุญุจ ูู ุฃู ูุตูู ุนูู ุงููุจู -ุตูู ุงَّููู ุนููู ูุณูู - ุจุนุฏ ุฐูู، ูุฃู ูุฏุนู ุจู ุง ุดุงุก، ููููู ุฏุนุงุคู ุนูุจ ูุฐู ุงูุนุจุงุฏุฉ ุงูุซุงููุฉ
“…Berdzikir dengan dzikir yang disyariatkan setelah selesai shalat. Dan disunnahkan pula untuk bershalawat kepada Nabi shalallahu’alaihi wassalam setelah itu dan hendaknya berdoa dengan doa apapun yang ia kehendaki. Dan doa hendaknya dilakukan setelah ibadah yang kedua ini (dzikir)…”[6]
๐ฑ. ๐ฃ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐น๐ฎ๐ถ๐ป๐ป๐๐ฎ
Dan sebenarnya beberapa ulama dari Arab Saudi sendiri banyak yang menyatakan bahwa berdoa setelah selesai shalat itu adalah hal yang disunnahkan. Seperti yang difatwakan oleh Syaikh Shalih Fauzan rahimahullah berikut ini :
ูุฅู ุงูุฏุนุงุก ุนูุจ ูุฐู ุงูุนุจุงุฏุฉ ููุฐู ุงูุฃุฐูุงุฑ ุงูุนุธูู ุฉ ุฃุญุฑู ุจุงูุฅุฌุงุจุฉ
“Sesungguhnya berdoa setelah selesai ibadah ini (shalat) dan membaca dzikir yang agung adalah termasuk yang diharapkan mustajabah…”[7]
๐๐ฎ๐น๐ถ๐น ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐
Berikut ini adalah dalil-dalil yang digunakan oleh para ulama yang menunjukkan disunnahkannya berdoa setelah selesai dari mengerjakan shalat.
ุซُู َّ َูุชَุฎََّูุฑُ ู َِู ุงูุฏُّุนَุงุกِ ุฃุนْุฌَุจَُู ุฅَِْููู، ََููุฏْุนُู
“Kemudian hendaknya ia memilih doa yang paling ia sukai, kemudian hendaklah ia berdoa.” (HR. Bukhari)
Al imam Ibnu Hajar rahimahullah ketika menjelaskan hadits ini berkata :
ูููู: "ุจุงุจ ุงูุฏุนุงุก ุจุนุฏ ุงูุตูุงุฉ" ุฃู ุงูู ูุชูุจุฉ، ููู ูุฐู ุงูุชุฑุฌู ุฉ ุฑุฏ ุนูู ู ู ุฒุนู ุฃู ุงูุฏุนุงุก ุจุนุฏ ุงูุตูุงุฉ ูุง ูุดุฑุน
“Ucapannya ( dari al imam Bukhari), “Bab Tentang Doa Setelah Shalat” yaitu shalat wajib. Maka hal ini, merupakan bantahan atas siapa saja yang menyangka bahwa berdoa setelah shalat tidak disyariatkan.”[8]
ุนู ุฃَุจู ุฃู ุงู ุฉ ุฑุถู ุงููู ุนูู َูุงَู : ููู ِูุฑุณِูู ุงِููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : ุฃُّู ุงูุฏُّุนุงุกِ ุฃَุณْู َุนُ ؟ َูุงَู : ุฌََْูู ุงَِّْูููู ุงูุขุฎِุฑِ، َูุฏُุจُุฑَ ุงูุตََّููุงุชِ ุงูู َْูุชُูุจุงุชِ
Abu Umamah radiyallahu ‘anhu mengatakan, “seseorang bertanya kepada Rasulullah แนฃallallahu‘alaihi wasallam, ‘apakah doa yang paling dikabulkan? Maka Rasulullah แนฃalallahu‘alaihi wasallam menjawab, ‘doa di akhir malam, dan doa setelah shalat wajib.”[9] (HR. Tirmidzi)
ุนَْู ุฃَุจِู ุจَْูุฑَุฉَ، ุฃََّู ุงَّููุจَِّู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุงَู َُُูููู ِูู ุฏُุจُุฑِ ُِّูู ุตََูุงุฉٍ : ุงُูููู َّ ุฅِِّูู ุฃَุนُูุฐُ ุจَِู ู َِู ุงُْْูููุฑِ، َูุงَْْูููุฑِ، َูุนَุฐَุงุจِ ุงَْููุจْุฑِ
“Dari Abu Bakrah mengatakan, “Bahwa Rasulullah แนฃallallahu ‘alaihi wasallam berdoa setelah salat, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran, kefakiran dan azab kubur.”
๐ฆ๐ฎ๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ฎ๐ป
Ustadz tersebut dan beberapa pihak menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “dubur ash shalawat” dalam hadits adalah berdoa setelah selesai dari membaca tasyahud dalam shalat dan itu sebelum salam, bukan setelah salam.
Diantara ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnu Qayyim al Jauziyah rahimahullah, beliau berkata :
ูุฃู ุง ุงูุฏุนุงุก ุจุนุฏ ุงูุณูุงู ู ู ุงูุตูุงุฉ ู ุณุชูุจู ุงููุจูุฉ، ุณูุงุก ุงูุฅู ุงู ، ูุงูู ููุฑุฏ، ูุงูู ุฃู ูู ، ููู ููู ุฐูู ู ู ูุฏู ุงููุจّู ุตูู ุงَّููู ุนููู ูุณูู ุฃุตًูุง، ููุง ุฑُูู ุนูู ุจุฅุณูุงุฏ ุตุญูุญ
"Adapun berdoa setelah salam dari shalat dengan menghadap kiblat, sama saja apakah dilakukan imam atau orang yang shalat sendiri, atau makmum maka ini secara asal tidak terdapat dalam petunjuk dari Nabi shalallahu’alaihi wassalam, dan tidak diriwayatkan dalam satu riwayat pun yang shahih….”
Al imam Ibnul Qayyim menyatakan demikian karena menganggap hadits riwayat Bukhari di atas adalah doa dalam bacaan tasyahud. Sedangkan Riwayat tirmidzi tersebut beliau pandang sebagai hadit lemah.
๐ฆ๐ฎ๐ป๐ด๐ด๐ฎ๐ต๐ฎ๐ป ๐ฎ๐๐ฎ๐ ๐๐ฎ๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ฎ๐ป
Para ulama telah menyatakan bantahan atas sangkaan ini. Termasuk yang dinyatakan oleh imam Ibnu Hajar di atas yakni imam Bukhari ketika mencantumkan hadits tersebut memberikan judul “ba’da shalat” artinya jelas itu sudah selesai shalat.
Dalam kitab beliau Fath al Bari sang ulama Syafi’iyyah ini memberikan sanggahan yang tajam dan tuntas.
Setelah beliau menunjukkan beberapa point ketidaktepatan pendalilan yang dilakukan oleh Ibnul Qayyim, al imam Ibnu Hajar kemudian berkata :
ุงู ู ุฑุงุฏ ุจู ุงูููู ููู ุงูุฏุนุงุก ุจุนุฏ ุงูุตูุงุฉ ู ุทููุง ูููุณ ูุฐูู ูุฅู ุญุงุตู ููุงู ู ุฃูู ููุงู ุจููุฏ ุงุณุชู ุฑุงุฑ ุงุณุชูุจุงู ุงูู ุตูู ุงููุจูุฉ ูุฅูุฑุงุฏู ุจุนุฏ ุงูุณูุงู ูุฃู ุง ุฅุฐุง ุงูุชูู ุจูุฌูู ุฃู ูุฏู ุงูุฃุฐูุงุฑ ุงูู ุดุฑูุนุฉ ููุง ูู ุชูุน ุนูุฏู
“Adapun yang dimaksudkan oleh Ibnul Qayyim menafikan doa setelah selesai shalat secara mutlak, maka itu tidaklah benar. Kesimpulan ucapannya adalah dia menolak jika berdoa itu dilakukan terus menerus oleh orang yang shalat karena dianggap amalan yang satu paket dengan shalat setelah salam.
Maka jika orang yang berdoa sudah menghadapkan wajahnya ke arah lain atau membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan maka ini tidaklah dilarang menurut dia.”[10]
Bahkan Al Imam Nawawi rahimahullah menyatakan berdoa setelah selesai shalat dengan pengertian seperti ini, yakni tidak dianggap sebagai paket wajib setelah selesai shalat, maka ia telah disepakati kebolehannya oleh para ulama. Beliau berkata :
ูุฏ ุฐูุฑูุง ุงุณุชุญุจุงุจ ุงูุฐูุฑ ูุงูุฏุนุงุก ููุฅู ุงู ูุงูู ุฃู ูู ูุงูู ููุฑุฏ ููู ู ุณุชุญุจ ุนูุจ ูู ุงูุตููุงุช ุจูุง ุฎูุงู
“Telah kami jelaskan terkait disunahkannya dzikir dan doa bagi imam, makmum dan orang yang shalat sendiri, amalan ini hukumnya sunnah diamalkan setiap setelah shalat wajib tanpa ada perselisihan diantara ulama…”[11]
Wallahu a'lam.
__________
[1] Al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (39/227)
[2] Syarah Sunan Abi Daud (5/433)
[3] Al Madhal li Ibnil Haj (1/181)
[4] Al Umm (1/151)
[5] Fath al Bari (11/134)
[6] Fawaidh al Muntakhabat (1/209)
[7] Al Mukhlis al Fiqhi (1/159)
[8] Fath al Bari (11/133)
[9] Hadits ini dinyatakan oleh al imam Tirmidzi sebagai hadits Hasan (sunan Tirmidzi, 5/479)
[10] Fath al Bari (11/134)
[11] Majmu’ Syarah al Muhadzdzab (3/488)
Sumber FB Ustadz : Ah ad Syahri Thoriq