Tidak Bermazhab Berarti Membuat Mazhab Baru, "Mazhab Tidak Bermazhab"!
Orang-orang yang tidak mengikuti Mazhab otoritatif dalam Islam yang masih ada saat ini; Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan Mazhab Hanbali dan mengklaim melakukan tarjih (menimbang ijtihad paling kuat diantara ijtihad-ijtihad para mujtahid dalam suatu mazhab), sebenarnya;
1. Mereka telah membuat Mazhab baru, mazhab "tidak bermazhab". Tinggal diuji saja eksistensi mazhab baru ini; apa bisa jadi patokan untuk mengamalkan agama?! Atau kita sekedar ingin tampil beda saja?!
2. Mereka secara tidak langsung memproklamirkan diri, bahwa mereka lebih hebat daripada para mujtahid. Mereka menjadi juri terhadap ijtihad Imam Malik dan para mujtahid di dalam Mazhab Maliki, Imam Abu Hanifah dan para mujtahid di dalam Mazhab Hanafi, Imam Syafi'i dan para mujtahid di dalam Mazhab Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal dan para mujtahid di dalam Mazhab Hanbali. Apa iya? Sekelas Imam Al-Ghazali yang bergelar Hujjatul Islam dan para ulama hadis yang bergelar al-Hafizh dalam hadis seperti Imam Nawawi, Imam al-Baihaqi, Imam al-Subki, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam Suyuthi dan masih banyak para ulama yang sampai kepada kedudukan sebagai mujtahid masih menisbatkan diri mereka kepada Mazhab Syafi'i. Bagus juga dijadikan bahan renungan.
3. Membuat bid'ah yang berbahaya dalam Islam. Sebaiknya mereka yang tidak bermazhab membaca buku;
a. Alla Madzhabiyah Akhtar Bid'ah Tuhaddidu al-Syariah Al-Islamiyah (Tidak Bermazhab Adalah Bid'ah Paling Berbahaya Yang Mengancam Syari'at Islam) karya Syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi
b. Alla Madzhabiyah Qantharah Alla Diniyyah (Tidak Bermazhab Jembatan Tidak Beragama) karya Syaikh Zahid Al-Kautsari
baca juga: Kenapa Orang-orang Tidak Bermazhab Disebut Wahhabi?
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar