Pelajaran Tauhid Dalam Kitab Sullamut Taufiq

PELAJARAN TAUHID DALAM KITAB SULLAMUT TAUFIQ

PELAJARAN TAUHID DALAM KITAB SULLAMUT TAUFIQ

Bisa dibilang dalam kitab² Fiqih madzhab Syafi'i dibagian awal sering membahas tentang bab Aqidah secara ringkas, termasuk dalam kitab Sullamut Taufiq karyanya Al-Imam Al-Habib Abdulloh bin Husain bin Thohir bin Muhammad bin Hasyim Ba'alawi Al-Husaini rodhiyallohu'anhu. 

Beliau berkata dalam pasal Kewajiban bagi orang Mukallaf : 

(فصل) يجب على كافة المكلفين الدخول في دين الإسلام والثبوت فيه على الدوام والتزام ما لزم عليه من الأحكام 

"(Pasal) Wajib bagi setiap orang yang Mukallaf (telah terbebani syari'at) untuk masuk agama Islam, teguh berpegang & menetap diatasnya & sanggup melaksanakan kewajiban hukum-hukum Islam" 

Lalu beliau berkata tentang perkara yang wajib diketahui & diyakini bagi Mukallaf ini : 

فمما يجب عليه واعتقاده مطلقا والنتق به في الحال إن كان كافرا والا ففي الصلاة والشهادتان وهما أشهد ان لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله صلى الله عليه وسلم 

"Dan diantara perkara yang wajib diketahui & diyakini bagi seorang Mukallaf secara mutlak serta wajib diucapkan seketika jika ia orang kafir, dan jika ia seorang muslim maka ia mengucapkannya dalam sholat yakni membaca dua kalimat Syahadat, "Asyhadu An Laa Ilaaha Illalloh wa Asyhadu Anna Muhammadan Rosululloh" 

Kemudian Al-Imam Al-Habib Abdulloh menjelaskan tentang makna 2 kalimat Syahadat tersebut, penjelasannya agak panjang cuma saya ambil ringkasnya saja kepada poin inti yang menjadi titik penting tentang maknanya : 

ومعنى أشهد أن لا إله إلا الله أن تعلم وتعتقد وتؤمن وتصدق أن لا معبود بحق في الوجود إلا الله الواحد الأحد الأول القديم الحي القيوم الباقي الدائم الخالق الرزاق العالم القدير الفعال لما يريد ماشاء الله كان وما لم يشأ لم يكن ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم. موصوف بكل كمال منزه عن كل نقص ليس كمثله شيء وهو السميع البصير... 

"Makna Asyhadu An Laa Ilaaha Illalloh adalah kamu harus mengetahui (mengilmui), meyakini, mempercayai & membenarkan bahwa Tidak ada suatu yang Wujud berhak disembah kecuali Alloh subhaanahu wata'ala yang Maha Esa, Maha Tunggal (tiasa sekutu bagi-Nya), Maha Awal (tiada sesuatu apapun yang membersamai dengan-Nya), Maha Terdahulu (tiada sesuatu apapun yang mendahuluinya), Maha Hidup (tidak akan pernah mati), Maha Berdiri Sendiri (tiada butuh kepada apapun), Maha Kekal (tidak akan pernah binasa), Maha Pemberi Rizki, Maha Mengetahui, Maha Kuasa berbuat apa saja menurut kehendak-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, apa yang tidak Dia kehendaki niscaya tidak akan pernah terjadi. Tiada daya & upaya (untuk menjauhi kemaksiatan & melaksanakan ketaatan) kecuali dengan pertolongan Alloh semata yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Alloh bersifat dengan segala sesuatu yang sempurna, dibersihkan dari segala kekurangan (kelemahan), tidak ada satupun yang menyamai-Nya..." 

Makna kalimat Syahadat pertama sebagaimana diterangkan oleh muallif kitab bahwa hanya Alloh sajalah Dzat yang Wujud yang berhak untuk disembah & diagungkan serta diesakan dalam segala hal. Tiada satupun yang pantas untuk disembah & diagungkan apalagi diesakan selain dari Alloh. Lalu menjelaskan tentang beberapa Nama & Sifat-Nya yang agung & mulia serta kemudian dijelaskan bahwa Alloh adalah Dzat yang Maha Sempurna tiada satupun kekurangan & diakhiri dengan Tanzih (mensucikan) Alloh dari diserupakan atau disamakan dengan makhluk-Nya baik dari segi Dzat, Perbuatan, Asma (Nama) & juga Sifat-Nya. 

Lalu penulis menjelaskan poin penting dalam Aqidah Ahlussunah wal Jama'ah yang mensucikan Alloh dari Tasybih, Tajsim, Tamtsil, Tahrif & Ta'thil : 

وهو القديم وما سواه حادث وهو الخالق وما سواه مخلوق وكلامه قديم كسائر الصفاته لأنه سبحانه وتعالى مباين لجمع المخلوقات في الذات والصفات والأفعال سبحانه وتعالى عما يقول الظالمون علوا كبيرا. 

"Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dia Maha Dahulu sedangkan selainnya adalah baru (baru diciptakan). Kalam-Nya adalah dahulu sebagaimana seluruh Sifat-Nya. Karenanya Dia berbeda dengan seluruh makhluk baik dalam Dzat, Sifat atau Perbuatan-Nya. Maha Suci Alloh dengan ketinggian/keluhuran dari apa yang dikatakan oleh orang-orang zholim itu" 

Disini Al-Imam Al-Habib Abdulloh Ba'alawi dengan jelas menyebutkan poin penting Aqidah Ahlussunah wal Jama'ah yang mengikuti manhaj Tanzih (mensucikan Alloh) dengan kelompok Musyabbihah & Mujassimah yanh menyerupakan & menjisimkan Alloh layaknya makhluk. Beliau menyebutkan dengan jelas bagaimana Ahlussunah menetapkan Sifat-Sifat Alloh sebagaimana Dia tetapkan, lalu mensucikan Alloh dari penyerupaan terhadap makhluk, hal ini dijelaskan bahwa semua Sifat² Alloh adalah Qodim atau terdahulu sebagaimana Dzat Alloh pun Qodim, sedangkan selain itu maka semuanya adalah makhluk yg bersifat Hadits atau baru. Alloh adalah Kholiq (Sang Pencipta) sedangkan selainnya apapun itu adalah Makhluk (yang diciptakan). Maka Alloh tidaklah sama baik secara Dzat, Sifat ataupun Af'al (perbuatan²) Alloh seperti menciptakan & lainnya. Tidak ada satupun yang serupa, semisal ataupun setara dengan Alloh dalam hal tersebut. 

Sumber FB Ustadz : Daly Lesmana Putra

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Pelajaran Tauhid Dalam Kitab Sullamut Taufiq". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait