Nilai-nilai Kebaikan Hanya Dapat Ditentukan Oleh Tuhan

Nilai-nilai Kebaikan Hanya Dapat Ditentukan Oleh Tuhan

Nilai-nilai Kebaikan Hanya Dapat Ditentukan Oleh Tuhan

Hak Asasi Manusia seringkali didefinisikan sebagai hak yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Namun sekarang kaum ateis semakin banyak dan mereka semua menafikan keberadaan Tuhan. Dengan demikian, sebenarnya HAM sudah tidak punya signifikansi bila kita menggunakan nalar ateis secara konsisten. Ajaran humanisme yang hendak dijadikan ganti ajaran akhlak pada sesama dalam agama tidak lebih dari doktrin kosong yang tidak mempunyai pijakan yang jelas ketika agama ditiadakan.

Ketika Tuhan dianggap tidak ada, maka manusia tidak lebih hanya sebagai salah satu organisme di semesta yang tidak punyak hak apa pun melebihi organisme lainnya. Keharusan bersikap baik pada sesama dan keharusan taat hukum juga hanya sekedar doktrin kosong sebab tidak akan ada konsekuensi apa pun atas kesemena-menaan kecuali ditangkap atau paling parah adalah hukuman mati yang  tidak lebih hanya varian jalan hidup seluruh organisme di alam semesta. Tidak ada nilai apa pun yang bisa hidup di antara manusia sebab lagi-lagi manusia tanpa Tuhan boleh-boleh saja hidup sebagaimana hewan atau organisme lain yang tidak punya nilai apa pun. Sebagaimana ikan dianggap wajar memakan ikan lain yang lebih lemah, maka tanpa Tuhan tidak ada alasan substantif yang dapat membuat tindakan manusia "memangsa" manusia lain sebagai hal yang tidak wajar.

Nilai-nilai kebaikan hanya masuk akal apabila diatur oleh Tuhan selaku penguasa. Ada pun sesama manusia, mereka semua setara sebagai suatu organisme dan tidak ada manusia yang berhak mengatur atau menentukan nilai-nilai kepada manusia lainnya. Kalau ada yang merasa superior, maka apa landasannya? Kalau ada yang merasa benar, maka itu hanya kebenaran menurut mereka yang mau meyakini bahwa itu benar tapi sama sekali tidak berlaku bagi pihak yang meyakini bahwa itu salah. Sekuat apa pun anda megatakan bahwa minuman beralkohol itu buruk, pasti akan banyak sekali yang tidak setuju sebab menganggapnya bukan hanya kebaikan tetapi hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia, terutama di tempat-tempat yang dingin.

Dalam diskusi filsafat di kelas saat S3 dulu, kami pernah memperdebatkan tentang ada tidaknya otoritas untuk memberikan penilaian baik atau buruk terhadap orang lain. Saya memberikan contoh agak ekstrem pada professor kami tentang suatu suku kanibal yang mempunyai tradisi memakan mayat orang tua mereka yang telah meninggal dengan alasan agar badan orang tuanya tidak diberikan kepada cacing dan ulat di kuburan tapi dapat hidup terus dalam badan anak-anaknya yang memakan jasadnya. Apakah itu merupakan hal baik atau buruk? Profesor kami tidak dapat menjawabnya dan memilih untuk membahas hal lain yang lebih mudah. Itu wajar. 

Sebab itu, Ahlussunnah Wal Jamaah (Asy'ariyah) secara tegas  menyatakan bahwa nilai-nilai baik dan buruk hanya dapat ditentukan oleh Allah semata selaku pihak yang berkuasa di atas manusia. Tanpa ketentuan dari Allah, baik dan buruknya suatu hal selalu dapat diperdebatkan sebab tidak ada yang berhak menentukan kebaikan atau keburukan bagi orang lain karena semua setara.

Semoga bermanfaat. 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Nilai-nilai Kebaikan Hanya Dapat Ditentukan Oleh Tuhan". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait