Imam As-Saffarini dan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab

Imam As-Saffarini dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

IMAM AS-SAFFARINI DAN SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHAB 

1. Imam as-Saffarini al-Hanbali adalah imam besar madzhab Hanbali al-Atsari yang sezaman dengan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab (MBAW), pendiri gerakan Wahabi. Dan diantara murid terkenal Imam as-Saffarini adalah Imam Murtadha az-Zabidi, penulis syarah "Ihya' Ulumiddin" yang berjudul "Ithaf as-Sadah al-Muttaqin". Imam Murtadha az-Zabidi adalah muhaddits, faqih dan sufi besar yang bermadzhab Hanafi, tapi secara akidah dekat dengan Asy'ariyah. 

Kitab akidah Imam as-Saffarini saat ini tengah diterjemah ke bahasa Indonesia dan dikaji oleh sebagian kalangan. Saya berharap pengkaji tersebut jujur dan adil. Karena tidak berbuat jujur dan adil adalah tanda tidak keberkahan ilmu. Semoga kita semua selamat dari sikap yang tidak baik tersebut. 

2. Imam as-Saffarini adalah ulama' yang menyebut Ahlussunnah wal Jama'ah ada tiga golongan, yaitu Asy'ariyah, Maturidiyah dan Atsariyah. Dan Wahabi adalah yang paling getol menolak dan menyalahkan pernyataan tersebut. 

3. Dalam tulisan saya sebelumnya, ada kawan (ustadz) Wahabi yang komentar bahwa Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab (MBAW) adalah murid Imam as-Saffarini dan katanya, Imam as-Saffarini setuju atau taqrir dengan kitab MBAW. Tentu saja saya sangat kaget, sebab menurut sebagian peneliti, Imam as-Saffarini pernah mengkritik pendiri dakwah Wahabi. 

4. Setelah saya teliti, ternyata tak satupun dijumpai pernyataan ulama' bahwa MBAW pernah berguru kepada Imam as-Saffarini. Dan klaim keluarga dekat MBAW bahwa Imam as-Saffarini menyetujui kitab-kitab MBAW juga tidak benar. Sebab dari data dan sumber informasi yang saya baca, yang disampaikan MBAW kepada Imam as-Saffarini hanya "Kitab at-Tauhid". Sementara kita tahu, "Kitab at-Tauhid" secara umum tidak terlalu banyak ghuluwnya. Kitab MBAW yang dianggap paling bermasalah adalah "Kasyfus Syubuhat" dan fatwa-fatwa dia dalam "Ad-Durar as-Saniyah" yang banyak mengkafirkan umat dan ulama' Islam dan menghukum syirik amaliyah umat Islam. 

5. Menambah kemusykilan, Imam as-Saffarini pernah dituduh Wahabi (Syaikh Utsaimin) menyisipkan kesyirikan (syirik rububiyah dan uluhiyah) karena istighosah beliau kepada Rasulullah ﷺ dalam kitabnya, "Ghidzaul Albab". Padahal sudah amat maklum, Wahabi sepakat bahwa istighosah dengan mayit adalah syirik atau kufur. 

6. Menambah deretan kemusykilan lagi, Imam as-Saffarini adalah seorang sufi dan pernah berguru secara mulazamah dihadapan ulama' sufi masyhur Imam Abdul Ghani an-Nabulsi dan al-Muhaddits al-Ajluni penulis "Kasyful Khafa'". Uniknya dua nama ulama' terakhir ini pro dengan Syaikh Akbar Ibn Arabi. 

7. Menambah kemusykilan lagi, Imam as-Saffarini adalah penganut tafwidh dalam sifat khabariyah dan menyebut sifat ini sebagai mutasyabihat. Dan ini akidah salaf dan ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah secara umum. Sementara Wahabi memiliki pendapat yang syadz dan aneh dengan menolak tafwidh dan menyebut khabariyah sebagai muhkamat. 

8. Walhasil, klaim Wahabi bahwa MBAW adalah murid Imam as-Saffarini dan menyetujui kitab MBAW adalah klaim sesat jika tidak saya sebut kedustaan. Hampir mirip dengan klaim-klaim sesat mereka bahwa Syaikh Nashiruddin al-Albani punya guru hadits ini dan itu tetapi setelah diteliti ternyata hoax yang sengaja disebarkan untuk menutupi kekurangan. Kalaupun benar bahwa MBAW adalah murid Imam as-Saffarini, maka dipastikan akidah mereka berdua berbeda. 

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Imam As-Saffarini dan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait