Ibn Arobi (IA) & Ibn Taimiyah (IT)
Sebagian orang menganggap kedua tokoh diatas sangat bertentangan seperti air dan minyak karena pengikut satu sama lain selalu bergaduh yang mana pengikut IT selalu membid'ahkan pengikut IA begitu pula sebaliknya karena kedua tokoh diatas mewakili 2 Aqidah yang bertentangan dalam islam.
IT mewakili Mazhab Tajsim dan Tasybih yang mengatakan bahwa Allah punya ukuran dan kemiripan dengan makhluqnya adapun IA mewakili Mazhab Wihdatul Wujud yang mengatakan Allah adalah Wujud Juz'i Haqiqi Muthlaq yang mana tidak ada yang wujud selain Allah.
Tapi tidak ada yang tau bahwa antara keduanya sangat mirip dari segi epistimologi mereka yang mana kita melihat IT selalu mengatakan : apa yang aku katakan ini adalah apa yang dikatakan oleh al-Quran, Assunnah dan Salaf maka yang mengkritik IT sama dengan mengkritik al-Quran, Assunnah dan Salaf sebab itulah jarang Ulama Mujassimah Mengkritik IT.
Adapun IA selalu mengatakan: bahwa yang aku Ambil ini langsung dari Allah dan Rasulnya melewati ilham serta Kasyaf seperti Sya'ir yang beliau tulis di Muqoddimah Fushus : فمن الله فاسمعوا # وإلى الله فارجعوا yang artinya : maka dengarlah hanya dari Allah dan kembalilah hanya kepada Allah.
Maka kita akan melihat fenomena yang sama bahwa hampir tidak ada Ulama Wujudiyah Mulai dari pada al-Qoishori, al-Qunawi, Abdul Ghoni Annabulsi, Al-Jundi, al-Qosyani dan lain-lain yang mengkritik IA karena mengkritik IA sama dengan meragukan Perkataan Allah dan Rosulnya.
Begitu pula para pengikut IT selalu berlindung dengan gelar yang spektakuler agar menakut-nakuti kritikus seperti gelar Syekhul Islam agar ketika ada yang mengkritik IT mereka langsung mengatakan : kamu mengkritik Syekhul Islam, tidak ada adab, belajar lagi!!!.
Perhatikan apa yang ada pada IA yang selalu disematkan kepada beliau gelar-gelar yang sangat spektakuler seperti Syekhul Akbar, Quthub, Wali, A'rif dan lain-lain dengan sebab yang sama dengan IT yang mana ketika ada yang mengkritik IA maka para pengikut beliau langsung akan melantunkan melodi yang selama ini kita dengar : tak ada adab dengan wali, Mahjub, memerangi wali Allah, mati Su'ul khotimah dll semua itu dirancang untuk mengurangi kritikan terhadap beliau.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan Ahli Sunnah yang tidak menggelari Abul Hasan al-Asya'ari ( AHA) dengan gelar-gelar yang spektakuler karena itu kita melihat Mutakhhirin dari Mutakallimin mengkritik beberapa pendapat (AHA) seperti Yad adalah Sifat Makna, Same' dan bashor kembali kepada ilmu dan lain-lain.
Karena itu saya ada beberapa Sample orang yang saya temui dari Arab dan Nusantara yang mana dulunya itu beraliran Mujassimah pengikut IT kemudian sadar tentang kebathilan mazhab Tajsim akan tetapi malah masuk ke mazhab Wihdatul Wujud karena kemiripan antara keduanya yaitu IA dan IT tidak boleh dikritik ditambah lagi IA setahu saya beraliran Zohiriyul Mazhab dalam Fiqh seperti mayoritas Mujassimah.
Saya hanya tertawa kecil melihat fenomena ini dan saya semakin sadar bahwa yang paling Inshof dalam Aqidah adalah Manhaj Ahli Sunnah yang mana kita diperbolehkan untuk mengkritik siapapun yang kita inginkan walaupun itu al-Imam Asya'ari sendiri akan tetapi mesti dengan dalil dan adab kecuali Rosul Alaihis salam karena beliau Makshum.
Wallahu a'lam
Nb: ada beberapa pilihan untuk singkatan nama saya
1.Ali Baqir Assegaf ( AHA).macam al-Imam Asya'ri
2.Hb Ali Baqir Assegaf ( HABA)
3.D.Ali Baqir Assegaf ( DABA)
Kira-kira mana ye..yang lebih ok?
Sumber FB Ustadz : Habib Ali Baqir al-Saqqaf