Hukum Bertakbir Di Hari Raya Secara Berjamaah Tidak Bid'ah

Hukum Bertakbir Di Hari Raya Secara Berjamaah Tidak Bid'ah

🔰 HUKUM BERTAKBIR DI HARI RAYA SECARA BERJAMAAH TIDAK BID'AH.

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Versi: Tuntas

Bertakbir di malam lebaran baik sendiri sendiri atau berjamaah hukumnya adalah tetap sunnah dan bertakbir berjamaah bukanlah perkara bid'ah. Sebab, kesunnahan sekaligus hak orang islam ketika mereka telah melihat hilal di bulan Syawal. Mereka bertakbir mulai waktu itu sampai sholat ied dilaksanakan. Ini bukan kata kata saya, tapi kata Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu.

Al Imam Ibnu Jarir At-thabari (W 310 H) berkata:

حدثني يونس ، قال : أخبرنا ابن وهب ، قال : قال ابن زيد : كان ابن عباس يقول : حق على المسلمين إذا نظروا إلى هلال شوال أن يكبروا الله حتى يفرغوا من عيدهم ؛ لأن الله يقول : « ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هديكم .

Artinya: Yunus menceritakan kepada ku, ia berkata: Ibnu Wahbi menceritakan kepada kami, beliau berkata: Ibnu Zaid berkata: Ibnu Abbas mengatakan: Hak orang orang Islam adalah ketika mereka melihat hilal Syawal adalah mereka bertakbir kepada Allah sampai selesai menunaikan eid mereka. Karena sesungguhnya Allah berfirman: Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.

[Tafsir Al At-thabari, Juz: 3, Halaman: 222]

Imam Al Bukhari (W 256 H) mengatakan:

وَكَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُكَبِّرُ فِي قُبَّتِهِ بِمِنًى فَيَسْمَعُهُ أَهْلُ الْمَسْجِدِ فَيُكَبِّرُونَ وَيُكَبِّرُ أَهْلُ الْأَسْوَاقِ حَتَّى تَرْتَجَّ مِنًى تَكْبِيرًا

Artinya: Umar bin Khattab bertakbir di qubahnya yang berada di tanah mina lalu penduduk masjid mendengarnya, sehingga mereka bertakbir dan orang orang pasar pun juga bertakbir sehingga tanah mina bergema dengan suara takbir.

[Sahih Al Bukhari: 1/330]

Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalaani (W 856 H) menjelaskan:

وقوله « ترتج » بتثقيل الجيم أي تضطرب وتتحرك ، وهي مبالغة في اجتماع رفع الأصوات.

Artinya: Dan ucapan [ترتج] dengan dibaca tasydid jim artinya bergoncang dan bergerak, bergetar yaitu menunjukan kuatnya suara yang bersama-sama.

[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 2/535]

Al Imam Azzarkasyi Assyafi'i (W 794 H) mengatakan:

قال البخاري وكان ابن عمر وأبو هريرة يخرجان إلى السوق في أيام العشر فيكبران ويكبر الناس بتكبيرهما. ويستثنى مسألتان: إحداهما : عقب الصلوات ليلة الفطر لا يسن فيها التكبير لعدم النقل، وقيل يسن كالأضحى

Artinya: Al Imam Al Bukhari (W 256 H) berkata: Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keduanya keluar menuju pasar di hari kesepuluh. Mereka berdua bertakbir dan manusia pun bertakbir dengan takbiran mereka berdua (takbir berjamaah). Menguraikan dua persoalan: salah satunya adalah Setelah sholat sholat malam idul Fitri tidak disunnahkan bertakbir. Juga dikatakan: tetap disunnahkan seperti idul Adha.

[Addiibaj Fii Taudihil Minhaj: 1/209]

Imam Ibnu Hajar Al Asqalani (W 856 H) meriwayatkan:

٩٤٧- نا محمد قال نا عمر بن حفص قال نا أبي عن عاصم عن حفصة عن أم عطية : كنا تؤمر أن نخرج يوم العيد، حتى نخرج البكر من خدرها ، حتى نخرج الحيض فيكن خلف الناس فيكبرن بتكبيرهم ويدعون بدعائهم، يرجون بركة ذلك اليوم وطهرته.

Artinya: Dari Ummu Athiyyah: Kami diperintahkan untuk keluar pada hari raya sehingga para wanita-wanita yang masih gadispun diperintah keluar dari rumahnya, begitu juga wanita-wanita yang sedang haid dan mereka berjalan dibelakang para manusia (kaum pria) kemudian para wanita tersebut mengumandangkan takbir bersama takbirnya manusia (kaum pria) dan berdoa dengan doanya para manusia serta mereka semua mengharap keberkahan dan kesucian hari raya tersebut.

[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 2/535]

Rasulullah bersabda:

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين من بعدي

Artinya: Berpegang teguh lah kalian dengan sunnah ku dan Sunnah para Khalifah Arrasyidiin setelah ku.

[Sunan At-Tirmidzi: 5/44]

Jadi, jelas sekali ya bahwa bertakbir secara serentak/bersama sama/berjemaah sudah ada di era sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa salam sebagaimana yang dilakukan, Ibnu Abbas, Umar bin Khattab, Ibnu Umar, Abi Hurairah, Ummu Atiyah dan lain lainnya. Dan tak pernah di bahas apakah mereka bertakbir sendiri sendiri atau secara berjemaah. Sebab, menggemakan takbir secara berjamaah atau sendiri sendiri itu sama saja kesunnahannya. Kalau bertakbir di masjid, di jalan jalan, di pasar pasar tentu berjemaah alias bersama sama. Jika berada didalam kamar misalnya, ya tentu sendirian. Artinya, bertakbir berjamaah secara sendiri sendiri atau berjamaah adalah sama saja kesunnahannya bukan bid'ah.

Al Imam Assyafi'i (W 204 H) juga menjelaskan polemik ini dengan berkata:

فإذا رأوا هلال شوال أحببت أن يكبر الناس جماعة وفرادى في المسجد والأسواق والطرق والمنازل و مسافرين ومقيمين في كل حال وأين كانوا وأن يظهروا التكبير

Artinya: Apabila kalian melihat hilal yang aku sukai adalah manusia/masyarakat bertakbir berjamaah dan sendiri sendiri di masjid, di pasar pasar, di jalanan, di rumah baik mereka musafir atau pemukim di segala hal. Dimana pun mereka berada untuk menampakkan takbir.

[Al Umm: 1/254]

Syaikh Ali Jum'ah perwakilan dari Darul Ifta' Al Mishriyyah (Pusat Fatwa Mesir) mengatakan:

التكبير الجماعي في العيدين وأيام التشريق عقب الصلوات المكتوبات مستحبٌّ شرعًا

Artinya: Takbir yang berjemaah di dua lebaran dan hari tasyrik setelah sholat sholat wajib adalah Sunnah secara syariat.

[Sumber: https://www.dar-alifta.org/ar/fatawa/18963/%D8%A8%D9%8A%D8%A7%D9%86-%D9%85%D8%B4%D8%B1%D9%88%D8%B9%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%83%D8%A8%D9%8A%D8%B1-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%8A%D8%AF%D9%8A%D9%86-%D9%88%D8%A7%D9%8A%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%B4%D8%B1%D9%8A%D9%82-%D8%AC%D9%85%D8%A7%D8%B9%D8%A9-%D9%88%D8%AC%D9%87%D8%B1%D8%A7]

Juga dikemukakan juga oleh Darul Ifta' Jordan:

رفع الصوت بالتكبير في أيام العيد من الشعائر التي تميزت بها الأمة الإسلامية عن بقية الأمم السابقة، فالتكبير المطلق والمقيد في عيدي الفطر والأضحى - سواء كان فردياً أم جماعياً - هو سنة مستحبة.

Artinya: Mengeraskan suara dengan bertakbir di hari lebaran merupakan bagian dari syiar syiar yang membedakan ummat Islam dan ummat lainnya. Takbir mutlak dan Muqayyad di dua lebaran Fitri dan adha, sama saja secara sendiri sendiri atau berjamaah ia adalah Sunnah yang dianjurkan.

[Sumber: https://www.aliftaa.jo/Question.aspx?QuestionId=2956]

Al Imam Muhammad Bin Muslihudddin Al Hanafi (W 951 H) mengatakan:

قوله: (وقيل تكبير يوم الفطر ) قال الإمام مالك والإمام الشافعي والإمام أحمد وإسحق وأبو يوسف ومحمد رحمهم الله : يسن التكبير في يوم العيد استدلالاً بهذه الآية،

Artinya: Perkataannya Iman Al Baidhowi (W 685 H): (Dikatakan takbiran nya hari fitri) Imam Malik, Imam Assyafi'i, Imam Ahmad, Imam Ishaq, Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad Rahimahullah berkata: Disunnahkan bertakbir pada hari lebaran karena mendalilkan dengan ayat ini (Surah Shaf ayat 7 : Mereka ingin memadamkan).

[Hasyiah Muhyiddin Syaikh Zaadah: 2/455]

Al Imam Mawardi (W 450 H) mengatakan:

أما التكبير في ليلة النحر فسنـة إجماعاً، فأما في ليلة الفطر، ويوم الفطر، فمذهبنا أنه سنة أيضاً

Artinya: Adapun bertakbir pada malam idul Adha maka Sunnah secara ijma', maka adapun pada malam idul Fitri dan hari idul Fitri maka madzhab kami (Syafi'i) sesungguhnya itu juga Sunnah.

[Al Hawi Al Kabir Fi Fiqh Madzhab Asy-syafi'i: 20/484]

Al Imam Ibnu Qudamah Al Hanbali (W 620 H) mengatakan:

(صلاة العيدين) حكم التكبير في العيدين وما يستحب فيه يستحب للناس إظهار التكبير في ليلتي العيدين في مساجدهم ومنازلهم وطرقهم مسافرين كانوا أو مقيمين ومعنى إظهار التكبير رفع الصوت به.

Artinya: Sholat dua lebaran. Hukum bertakbir di dua lebaran dan apa apa yang di Sunnah kan mengenai nya disunnahkan bagi manusia menampakkan gema takbir di dua malam lebaran di masjid masjid mereka, rumah rumah mereka dan jalan jalan mereka baik mereka adalah musafir atau pemukim. Dan makna menampakkan takbir adalah mengeraskan suara dengan takbir.

[Al Mughni: 2/87]

Al Imam Abi Abdullah Muhammad Al Hanbali (W 772 H) mengatakan:

۹۰۱ - قال أحمد : كان ابن عمر يكبر في العيدين جميعاً، ويعجبنا ذلك، وهو في الفطر أكد للآية الكريمة.

۹۰۲ - وقد قال ابن عباس رضي الله عنهما وغيره هو تكبيرات ليلة الفطر ويسن إظهار التكبير، أي رفع الصوت به إظهاراً للشعار وتنبيها للغافل.

Artinya: 901 - Imam Ahmad berkata: Ibnu Umar bertakbir di dua lebaran secara bersama sama. Dan yang membuat kami takjub akan hal itu adalah bertakbir di idul Fitri lebih di sungguhkan karena untuk menunjukkan kemuliaan.

902 - Ibnu Abbas Radhiallahu Anhumaa dan selainnya sungguh telah berkata: yaitu bertakbir di malam idul Fitri dan disunnahkan menampakkan takbir. Artinya, mengangkat suara karena menampakan syiar dan memberikan peringatan pada orang yang lalai.

[Syarah Azzarkasyi: 1/285]

Al Imam Abil Mawahib Abdul Wahhab Assya'rani (W 973 H) mengatakan:

وكانت الصحابة رضي الله عنهم يحثون على تكبير عيد الفطر أكثر من الأضحى لقوله تعالى: ﴿وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَنَكُمْ ﴾ [البقرة: ١٨٥]

Artinya: Dan para sahabat Radhiyallahu Anhum lebih mengimbau untuk bertakbir pada lebaran idul Fitri ketimbang lebaran idul Adha. Karena firman Allah taala: Hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan bertakbir kepada Allah Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu (Surah Al Baqarah ayat 185).

[Kasyful Gummah 'An Jami'il Ummah: 1/182]

Jadi kesimpulannya adalah bertakbir di malam hari raya baik hari raya idul Fitri dan idul Adha hukumnya adalah Sunnah. Baik di lakukan secara berjamaah atau sendiri sendiri tetap mendapatkan pahala Sunnah dan bertakbir berjamaah tidak dikategorikan sebagai perkara bid'ah. Terima kasih.

Selesai.

© ID Cyber aswaja.

Hukum Bertakbir Di Hari Raya Secara Berjamaah Tidak Bid'ah

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Hukum Bertakbir Di Hari Raya Secara Berjamaah Tidak Bid'ah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait