Etika Makan Bareng-bareng

Etika Makan Bareng-bareng

Etika Makan Bareng-bareng

Biasanya dikalangan santri ada dikenal istilah "Striker", dia tipe penyerang kalau lagi makan bareng dipondok. Nah, apa diperbolehkan seseorang makan terlalu banyak ketika makan bareng-bareng senampan. 

al-Imam Ghazali memberikan ilmu buat kita selaku para santri atau jamaah maulid kalau lagi makan bareng-bareng

1. Janganlah seseorang itu mendahului makan ketika ia makan bersama orang yang tua usianya dan orang mulia seperti guru, muallim dll. Kecuali ia adalah orang yang diikuti, maka sepatutnya ia tidak berlama-lama makannya karena orang sudah menunggunya makan.

2. Tidak diam ketika makan. Akan tetapi, bagusnya ketika makan mereka saling berbincang-bincang tentang kisah-kisah orang shaleh, bagiamana mereka makan, atau kisah lainnya.

3. Makan dengan lembut, tidak ngegas dan tidak rakus. Karena makan lebih dari porsi yg dibagi itu bisa menjadi "harom", kecuali kawannya ridho. Seperti ngambil gorengan sekaligus dua, padhal yang lain hanya satu. Atau kasus lainnya. 

4. Kalau temen kita males-malesan makannya, atau kurang nafsu, makan boleh kita semangetin  sambil kita bilang "Ayo,, makan lagi!". Tapi jangan lebih dari 3 kali bilangnya, karna lebih dari 3 kali itu namanya memaksa. Mungkin temen kita ga suka dgn apa yg kita makan. 

5. Jangan bersumpah untuk ngajak org makan, seperti bilang : "Demi Allah, makanan ini enak bgt" itu dilarang. Berkata Imam hasan bin Ali : "Makanan terlalu remeh untuk dijadikan alasan bersumpah".

6. Jangan sampai ga makan apa yang sebenarnya ia pengen karena hanya orang lain pengen,  itu namanya tashonnu' (pura pura).  Akan tetapi  bersikap biasa aja.  Jangan sampai ketika berjamaah kita jaim tapi pas sendirian kita ganas. Tapi berlakulah biasa saja.

7. Kalau dia ga makan, atau ngurangin porsinya karna mengutamakan kawannya maka itu bagus. Begitupun kalau dia nambah untuk nyemangetin yg laen, itu juga bagus.

Bahkan Abdullah bin Mubarok Rhm, pernah menghidangkan kurma yg besar dan bagus pada kawan-kawannya, agar kurmanya habis dimakan ia katakan, "Yang paling banyak makan ane kasih per biji kormanya 1 dirham". Hal itu dilakukan agar kawannya ga malu-malu ketika makan. 

8. Hendaknya ia mencuci tangan di baskom, ia boleh saja membuang reak ketika itu jika makan sendiri, namun jika makan berjamaah maka jangan. 

9. Kalau ada orang memberikan kita baskom untuk cuci tangan, maka terimalah, karena itu bentuk memuliakan yg memberi baskom.

Diceritakan bahwa suatu hari anas bin malik sedang makan bersama, kemudian sayyidina anas menyodorkan air untuk cuci tangan, tapi ditolak. Lantas ia berkata, "apabila seseorang memuliakammu maka terimalah pemuliaannya itu, dan jangan kau tolak. Karna jika kau terima, engkau sedang memuliakan Allah".

10. Dianjurkan ketika menuangkan air cuci tangan dilakukan dalam keadaan berdiri, bukan duduk. Tp ini khilaf.

11. Jangan mengerjakan apa yg dianggap jelek (jorok) oleh kawan kita, seperti bercerita tentang yg jorok ketika makan, membuang sisa daging dinampan, makan dengan nasi sisa yg terbuang kedalam nampan, makan tidak cuci tangan, atau makan dengan membanjiri nasi dgn kuah dll. 

Wallahualam

Disadur dari Kajian Ihya ...

😊💗 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Al-farizi

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Etika Makan Bareng-bareng". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait