Tarawih Bagi Orang yang Punya Tanggungan Qodho Shalat

Tarawih Bagi Orang yang Punya Tanggungan Qodho' Shalat

Tarawih Bagi Orang yang Punya Tanggungan Qodho' Shalat

M. Syihabuddin Dimyathi

Seperti yang banyak kita ketahui, pendapat kuat dan masyhur dalam madzhab Syafi'i bagi yang mempunyai tanggungan qodho' shalat tanpa udzur, haram melakukan shalat sunah. Seperti yang diungkapkan Fathul Mu'in mengutip dari Imam Ibnu Hajar. 

Titik poin pembahasan ini adalah shalat yang terlewat tanpa udzur berarti harus di qodho' sesegera mungkin, seluruh waktunya digunakan untuk qodho', kecuali kewajiban² yang gabisa ditinggalkan. Nah ketika melakukan shalat sunah, berarti menghalanginya dari shalat qodho', maka shalat sunahnya dinilai haram. 

Tapi Habib Abdullah Al-Haddad memiliki pendapat berbeda, sebagaimana diungkapkan Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dalam Bughyah. Beliau berpendapat kewajiban qodho'nya secara tarokhy dan istitho’ah, alias perlahan-lahan dan sesuai kemampuan, tanpa menyepelekan tanggungannya. 

Ini sesuai dengan pendapat ulama Iroqiyyin Syafi'iyah yang menilai segera mengqodho' bukanlah suatu yang wajib, melainkan sunah, dan boleh mengakhirkan sebagaimana ketika ada udzur. Dalam Syarh Sahih Muslim pendapat ini dinyatakan muqobil ashoh. 

Dan Darul Ifta' Al Mishriyyah dalam Fatwanya juga menilai boleh shalat tarawih bagi yang memiliki tanggungan shalat qodho'.

Walhasil, ketika mengikuti pendapat Habib Abdullah bin Haddad, Ulama Iroqiyyin Syafi'iyah, dan Fatwa Darul Ifta', maka boleh melaksanakan shalat tarawih bagi orang yang memiliki tanggungan qodho' shalat 5 waktu. 

Tapi catatannya, tetap haram menyepelekan tanggungannya, harus tetap diqodho'. 

Bughyatul Mustarsyidin

ومن كلام الحبيب القطب عبد الله الحداد ويلزم التائب أن يقضي ما فرَّط فيه من الواجبات كالصلاة والصوم والزكاة لا بد له منه ، ويكون على التراخي والاستطاعة من غير تضييق ولا تساهل فإن الدين متين 

وقد قال : "بعثت بالحنيفية السمحاء". وقال : "يسروا ولا تعسروا" اهـ ، وهذا كما ترى أولى مما قاله الفقهاء من وجوب صرف جميع وقته للقضاء ، ما عدا ما يحتاجه له ولممونه لما في ذلك من الحرج الشديد

Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab

وَإِنْ فَوَّتَهَا بِلَا عُذْرٍ فَوَجْهَانِ كَمَا ذَكَرَ الْمُصَنِّفُ ( أَصَحُّهُمَا ) عِنْدَ الْعِرَاقِيِّينَ أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ الْقَضَاءُ عَلَى الْفَوْرِ ، وَيَجُوزُ التَّأْخِيرُ كَمَا لَوْ فَاتَتْ بِعُذْرٍ

Syarh Sahih Muslim

وَإِنْ فَاتَتْهُ بِلَا عُذْرٍ وَجَبَ قَضَاؤُهَا عَلَى الْفَوْرِ عَلَى الْأَصَحِّ، وَقِيلَ : لَا يَجِبُ عَلَى الْفَوْرِ ، بَلْ لَهُ التَّأْخِيرُ

Darul Ifta' Al Mishriyyah

 ومن هذا يعلم جواز أداء السنن وصلاة العيدين وصلاة الجنائز والتراويح ممن عليه فوائت، وأنه ليس فعل شيء من ذلك محرمًا عليه ولا مكروهًا لمجرد أن عليه فوائت. والله سبحانه وتعالى أعلم

Sumber FB Ustadz : M Shihabuddin Dimyathi

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Tarawih Bagi Orang yang Punya Tanggungan Qodho Shalat". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait