Shalat Tarawih dan Tawaf di Masjidil Haram Makkah

Shalat Tarawih dan Tawaf di Masjidil Haram Makkah

Sebagian penduduk Makkah bercerita:

Dulu orang-orang di Makkah sholat Tarawih di bagian atas Masjidil Haram. Ditancapkanlah tombak kecil di belakang Maqom Ibrahim di Robwah, lalu imam sholat di belakang tombak tersebut dan para jamaah sholat di belakangnya. Yang mau sholat bisa dan yang mau towaf juga bisa lalu ikut sholat di belakang Maqom sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Abi Mulaikah.

Ketika Khalid bin Abdullah Al Qasri dilantik menjadi gubernur, beliau memerintahkan para ahli Quran untuk maju ke depan dan sholat di belakang imam. Ada yang interupsi kepadanya, “Kenapa towaf diputus untuk selain sholat wajib?” Beliau menjawab, “Saya suruh mereka towaf di antara dua tarwihah (setiap selesai 4 rakaat Tarawih) sebanyak 7 kali putaran.” Beliau menyuruh mereka memisahkan antara 2 Tarwihah atau 4 rakaat Tarawih dengan towaf 7 putaran.

Ada yang bertanya kepadanya, “Bagaimana dengan jamaah yang berada di belakang dan sekeliling masjid mengetahui bahwa towaf berakhir sehingga bisa bersiap-siap untuk sholat?

Beliau menyuruh para budak di Ka’bah untuk bertakbir di sekitar Ka’bah dengan mengucapkan:

“Alhamdulillah Wallahu Akbar”.

Apabila mereka sampai Hajar Aswad pada putaran ke-6, mereka diam sejenak antara takbir sehingga orang-orang yang di Hijr dan di sekeliling masjid bersiap-siap. Mereka tahu itu dari berhentinya suara takbir sehingga orang yang sedang sholat akan memendekkan sholatnya. Kemudian mereka kembali bertakbir sehingga berakhir pada putaran ke-7 lalu berdirilah budak-budak di Ka’bah lalu berteriak:

“Sholat… semoga Allah merahmati kalian.”

Melihat praktek sholat Tarawih dan towaf semacam itu, Atho dan Amr bin Dinar -sebagaimana pengakuan para penduduk Makah- mereka tidak mengingkarinya.

Sumber: Akhbar Makkah, Al Fakihi, 2/155.

Komentar saya:

Untung waktu itu Wahabi belum lahir sehingga belum ada yang membid’ahkan amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sama sekali tersebut.

Dahulu penduduk Makkah biasa melakukan Tarawih dengan cara seperti itu. Setiap selesai 4 rakaat alias 2 Tarwihah mereka melakukan towaf (berkeliling) di sekitar Ka’bah sebanyak 7 putaran. Praktek semacam ini tentu tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, tapi ini tidak bertentangan dengan dalil-dalil umum yang menganjurkan sholat Tarawih dan towaf di Ka’bah. Hanya Wahabi yang sulit memahaminya.

Di zaman sekarang, umat Islam -khususnya di Malaysia- sudah terbiasa membaca sholawat dan zikir setiap selesai 2 rakaat. Tapi Wahabi kepanasan dan berteriak, “Bid’ah”. 

Hadeuh!

Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Shalat Tarawih dan Tawaf di Masjidil Haram Makkah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait