Ramadhan Karim Disalahkan Salafi Wahabi

Ramadhan Karim Disalahkan Salafi Wahabi

Ramadan Karim

Di dalam kekayaan dan keindahan sastra khususnya Bahasa Arab ada istilah Majaz Aqli. Saya belum tahu persamaannya dalam jenis metafora apa di ilmu sastra Indonesia. Contohnya ketika Allah menyebut bahwa sungai berjalan dalam Al-Qur'an:

تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

"Sungai-sungai berjalan di bawah surga".

Maksudnya ya sudah maklum air sungai dialirkan. Bukan sungai yang berjalan. Tapi itulah keindahan struktur kata.

Pemberi kesembuhan adalah Allah sebagaimana ayat:

وإذا مرضت فهو يشفينِ

"Dan jika aku sakit maka Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku"

فِيهِ شِفَاءٌ لِّلنَّاسِ

"Di dalam madu terdapat kesembuhan untuk manusia" (An-Nahl 69)

Di ayat ini Allah menyebut madu dengan kesembuhan, tapi sudah maklum bahwa Allah yang memberi kesembuhan dan madu sebagai obat.

Ketika hujan Nabi berdoa:

اللهم صيبا نافعا 

"Ya Allah berilah hujan yang bermanfaat" (HR Bukhari)

Sudah maklum yang memberi manfaat adalah Allah. Tapi Nabi menyebut bahwa air yang manfaat.

Kalau larangan menyebut Ramadan Karim, karena pemberi adalah Allah bukan Ramadan berdasarkan pendapat Syekh Utsaimin, lalu ayat dan hadis di atas salah semuanya? "Tidak salah, karena Allah dan Nabi yang mengatakan" jawab mereka.

Ya sudah, kalau begitu Syekh Bin Baz juga keliru karena telah menyebut Ramadan Karim.

Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin

Ramadhan Karim Disalahkan Salafi Wahabi

Kata “karim” bukan hanya bermakna “pemurah”, tapi juga bermakna “mulia”. Contohnya: “Al Quran Al Karim” (bacaan yang mulia). Contoh lain “Al Arasy Al Karim” (singgasana yang mulia). Allah SWT berfirman:

فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡحَقُّۖ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡكَرِیمِ﴿ ١١٦ ﴾

“Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang memiliki 'Arsy yang mulia.” (QS. Al-Muʾminūn: 116)

Jadi, boleh dikatakan “Ramadhan Karim” dengan maksud bulan Ramadhan yang mulia.

Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono

--- komentar ---

Nuwun Sewu, untuk bagian balaghahnya: Dalam bahasa Indonesia, gaya bahasa balaghah untuk kalimat seperti ayat تجرى من تحتها االانهار adalah majaz personifikasi yi. Seperti kalimat "Angin tak ber KTP", itu adalah gaya balaghah melukiskan benda mati berperilaku seolah mahluk hidup/manusia, untuk melukiskan cara mengalir seanggun manusia berjalan.

Sedangkan gaya bahasa semisal dengan فيه شفاء للناس adalah majaz totem pro parte, artinya kata katanya seolah melingkupi semua tetapi yang dimaksud adalah sebagian, untuk menggambarkan manfaat yang besar dengan gaya yang lebih indah.

Untuk bagian meme nya: salah satu yang selalu ingin saya kritik dari teman² tekstualis adalah mereka selalu berpikir tekstual, kurang mengembangkan kecerdasan verbal dalam mentranslasikan dalam bahasa yang lebih operasional dan kritikal. Padahal ini salah satu life skill yang dibutuhkan untuk bisa maju

Prof. DR. Atoillah Isvandiary

----

Kembali ke Quran Sunnah ❌

Kembali ke Syeikh Utsaimin ✅

Adam Mostafa EL Prembuny

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ramadhan Karim Disalahkan Salafi Wahabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait