Nasehat Ramadhan Jauhi Ghibah

Nasehat Ramadhan Jauhi Ghibah

NASEHAT RAMADHAN  JAUHI  GHIBAH

Suatu ketika di bulan Romadhon, dua orang wanita tampak sangat payah dan menderita dalam menjalankan puasa. Ketika sore hari tiba, mereka hampir pingsan karena lapar dan hausnya, karena itu mereka mengirim utusan kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam meminta ijin untuk membatalkan puasa. Mereka khawatir kalau tetap meneruskan puasa akan makin menderita dan meninggal, yang justru secara syariat bisa dianggap sebagai kesalahan.

Ketika utusan itu tiba di hadapan Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan menceritakan keadaan dua wanita itu,  beliau terdiam sesaat seolah memperoleh ‘pemberitahuan’ tertentu dari Malaikat Jibril.

 Setelah itu beliau minta diambilkan dua gelas atau bejana agak besar dan berkata kepada utusan itu, “Suruhlah dua wanita itu muntah di dalam dua gelas ini!!”

Utusan itu kembali kepada dua wanita tersebut dan menyampaikan pesan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Masing-masing dari mereka memuntahkan darah dan daging mentah dari mulutnya. 

Ketika utusan itu kembali kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan melaporkan keadaan dua wanita tersebut, para sahabat yang tengah berkumpul merasa sangat heran dan ajaib. 

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Keduanya berpuasa dari apa yang dihalalkan Allah, tetapi mereka makan dari apa yang diharamkan Allah. 

Di pagi hari yang satu datang kepada yang lainnya, kemudian duduk bersama melakukan ghibah (Jawa: ngerasani atau membicarakan keburukan orang lain). Itulah buktinya, mereka makan daging dari mereka yang di-ghibah-nya!!”

Memang, Allah telah memperingatkan untuk tidak melakukan ghibah, sebagaimana disitir dalam QS Al Hujurat ayat 12, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Ghibah sendiri secara syariat atau secara ilmu fiqih memang tidak membatalkan puasa, artinya tidak ada kewajiban bagi seorang muslim untuk meng-qadho’ (mengganti) puasanya karena ghibah. Tetapi para ulama sepakat bahwa ghibah bisa menghilangkan atau membatalkan pahala puasa yang dijalankan seseorang.

Ya robbi jauhi kami dari pembicaraan yang tidak baik bahkan pembicaraan yg tidak manfaat dan yg dapat melukai hati saudara kami ya robb...

Ya Allah jangan engkau sia-siakan ibadah kami dibulan yang mulia ini ya robb. Aamiin Yaa Robbal'alaamiin.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد😢 🤲🌹 

Sumber FB Ustadz : Syahbuddin Daulay Almandiliy

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Nasehat Ramadhan Jauhi Ghibah". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait