Mu'attilah, Musyabbihah, Jahmiyah, Mu'tazilah, Mujassimah dan Wahabi

Mu'attilah, Musyabbihah, Jahmiyah, Mu'tazilah, Mujassimah dan Wahabi

Di awal-awal Islam, tepatnya era tabi'in dan tabi'it tabi'in, pernah lahir dua aliran pemikiran menyimpang yakni aliran mua'attilah (yang menihilkan Allah dari sifat atau makna sifat) dan musyabbihah (yang menyerupakan Allah dengan makhluk). Mu'attilah dan musyabbihah sendiri bukan nama kelompok aliran Islam, tapi nama aliran pemikiran. 

Mu'attilah melahirkan aliran Jahmiyah dan Mu'tazilah. Diantara keduanya, yang paling parah adalah Jahmiyah hingga banyak keluar fatwa kufur dari para ulama'. Dan sayangnya, Wahabi sering kali menuduh Asy'ariyah sebagai Jahmiyah (dan kadang Mu'tazilah) padahal Asy'ariyah sendiri getol melawan pemikiran mereka. 

Musyabbihah yang mujassimah melahirkan aliran Karramiyah dan kemudian dilanjutkan aliran Hasyawiyah. Wahabi sering dituduh memiliki irisan faham ini, karena mereka terlalu kaku dan berlebihan mempedomani zhahir nash (mutasyabihat). Silahkan cek dan bandingkan sendiri apakah doktrin akidah Karramiyah dan Hasyawiyah ada sisi persamaannya dengan Wahabi atau tidak. Dan memang anda akan cukup kesulitan menemukan tulisan Wahabi yang secara sistematis menguliti kedua aliran diatas. Kalau tulisan mereka yang menguliti Asy'ariyah, Maturidiyah dan kaum Sufi sudah sangat banyak. 

Mengapa aliran seperti Mu'tazilah dan Karramiyah dulu sempat berkembang pesat? Kata Syaikh Hishnuddin Abul Ma'ali al-Azhari, Mu'tazilah berkembang pesat sebab dalam upaya menyebarkan doktrin akidahnya mereka mengadopsi pemikiran ilmu kalam Yunani (Greek) yang dikesankan oleh mereka lebih logis sehingga menarik banyak kalangan, termasuk ulama', khususnya para pemimpin pemerintahan Abbasiyah saat itu. Ditambah lagi, diamnya banyak ulama' fikih dan hadits saat itu dipersepsikan kalangan awam sebagai bentuk legalisasi terhadap pemikiran tersebut. Memang saat itu, dengan besarnya pengaruh dan pengikut Mu'tazilah, tidak begitu banyak ulama' yang tampil melawan opini-opini sesat Mu'tazilah sampai munculnya Imam Ahlussunnah wal Jama'ah, yakni Imam al-Asy'ari dan Imam al-Maturidi. Sementara Karramiyah mudah diterima karena ulama'-ulama' mereka terlihat ahli ibadah dan berperilaku zuhud.

Karena itu, ulama' atau ahli ilmu, khususnya di NU, tidak boleh diam dari kemungkaran, pemikiran menyimpang, bid'ah tajsim dan liberal, Syi'ah dan lain-lain. 

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mu'attilah, Musyabbihah, Jahmiyah, Mu'tazilah, Mujassimah dan Wahabi". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait