Lima Puluh Ayat, Makan Sahur dan Adzan Shubuh

Lima Puluh Ayat dan Makan Sahur

50 AYAT

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ " قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Kami makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau berdiri untuk shalat. Aku (Anas bin Malik) bertanya : Berapa kadar waktu antara adzan dan makan sahur? beliau menjawab : sekitar 50 ayat. (HR. Bukhari).

Dari hadis ini Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:

(ﻗﻮﻟﻪ ﺑﺎﺏ ﻗﺪﺭ ﻛﻢ ﺑﻴﻦ اﻟﺴﺤﻮﺭ ﻭﺻﻼﺓ اﻟﻔﺠﺮ) ﺃﻱ اﻧﺘﻬﺎء اﻟﺴﺤﻮﺭ ﻭاﺑﺘﺪاء اﻟﺼﻼﺓ ﻷﻥ اﻟﻤﺮاﺩ ﺗﻘﺪﻳﺮ اﻟﺰﻣﺎﻥ اﻟﺬﻱ ﺗﺮﻙ ﻓﻴﻪ اﻷﻛﻞ 

(Bab perkiraan berapa antara jarak sahur dan shalat subuh) yaitu selesainya sahur dan memulai salat. Sebab yang dimaksud adalah perkiraan waktu meninggalkan makan (Fath Al-Bari).

Imam Asy-Syafi’i (w. 204 H) rahimahullah menganjurkan untuk berhenti makan sahur beberapa saat/waktu sebelum fajar shadiq muncul (azan). Beliau berkata :

وَاسْتُحِبَّ التَّأَنِّي بِالسُّحُورِ مَا لَمْ يَكُنْ فِي وَقْتٍ مُقَارِبٍ يَخَافُ أَنْ يَكُونَ الْفَجْرُ طَلَعَ فَإِنِّي أُحِبُّ قَطْعَهُ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ

Dianjurkan untuk pelan-pelan (tidak terburu-buru) saat makan sahur selama tidak di waktu yang mendekati bahwasanya dikhawatirkan fajar (shadiq) muncul. Maka aku menganjurkan untuk berhenti dari sahur di waktu tersebut (mendekati fajar shadiq muncul). (Al-Umm : jilid 2, hal. 105).

Imam Nawawi (w. 676 H) rahimahullah juga mendorong umat muslim muslim untuk berhenti makan sahur ketika “sudah mendekati” azan. Kalimat “sudah mendekati” di sini menunjukkan ada jarak di antara keduanya (waktu antara berhenti makan sahur dan azan subuh). (Syarah Shahih Muslim : jilid 7, hal. 208).

_________________________

Jadi hadits di atas itu menerangkan tentang jarak (qadar) selesai makan sahur dengan masuknyanya waktu subuh. Bukan di waktu qadar 50 ayat itu kita makan sahur. Tentu ini dalam kondisi normal artinya kita bangun lebih awal bukan telat bangun (hampir subuh) andai kita bangunnya telat selama belum azan subuh masih boleh sahur.

Kadar/ukuran/perkiraan 50 ayat itu dewasa ini dimasyhurkan orang dengan istilah imsak. Kalau kita menitkan hari ini seukuran 10 menit.

Nah, kenapa di zaman Nabi diperkirakan dengan ukuran bacaan qur'an karena memang waktu itu belum ada arloji. Jadi imsak itu sebenarnya bukanlah bid'ah namanya saja yang baru muncul sekarang prakteknya sudah ada tempo dulu.

Waallahu A'lam 

Sumber FB Ustadz : Pardi Syahri

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Lima Puluh Ayat, Makan Sahur dan Adzan Shubuh". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait