Kenapa Ramadhan Tidak Berbekas?

Kenapa Ramadhan Tidak Berbekas?

Kenapa Ramadhan Tidak Berbekas?

Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai

Sebenarnya jika kita mau jujur bukan ramadhan saja yang tidak berbekas pada diri kita, tetapi hampir semua ibadah yang kita kerjakan belum menampakkan bekas pada diri kita, apakah ibadah tersebut yang salah atau kita yang salah ?

Sebagai muslim yang baik pasti berkeyakinan bahwa ibadah yang disyariatkan merupakan formula terbaik untuk mendidik manusia, karena yang menyusunnya tuhan yang maha sempurna dan maha mengetahui yang dibutuhkan hambanya.

Kita hanya bisa menganalisa penyebab dan faktor ramadhan tidak berpengaruh kepada diri kita, diantaranya :

Pertama, mindset kita masih salah terhadap ramadhan, sebagai contoh:

~ Menganggap ramadhan merupakan rutinitas tahunan, jika mindset ini tertanam di dalam otak kita, maka ramadhan tak ubahnya seperti bulan yang lain, sehingga datang dan pergi ramadhan tidak ada bekasnya kepada diri kita kecuali lapar dan dahaga.

~ Sekedar untuk melepaskan kewajiban bukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, jika seperti ini anggapan hati kita, ketika ramadhan berlalu maka berlalu pula nilai - nilai yang terkandung dalam bulan ramadhan.

~ Beranggapan ramadhan beban yang berat dengan berbagai ibadah yang menyusahkan, sehingga jiwa tidak nyaman melakukannya, jika jiwa tidak nyaman mengerjakannya maka ramadhan sedikit pun tak akan memberi pengaruh kepada jiwa.

Kedua, ibadah ramadhan yang dikerjakan tidak sesuai SOP yang telah ditetapkan syariat, sebagai contoh :

~ Puasa siang hari ramadhan dikerjakan dengan baik, termasuk menjaga dari yang membatalkannya, tetapi sholat wajib lima waktu sehari semalam kadang dikerjakan dan kadang tidak.

~ Lebih banyak tidurnya dari pada baca Al Quran, zikir dan ibadah yang lain, yang mana ibadah tersebut menunjang ibadah selama di bulan ramadhan.

~ lebih banyak duduk di kedai kopi ngobrol yang tidak tentu arah sehingga merusak nilai - nilai puasa, dan sampai membicarakan yang tak pantas untuk diceritakan.

~ hanya memfokuskan diri kepada kegiatan yang mubah seperti mancing, biar lengah dalam menjalani puasa dan tidak berusaha melakukan yang mendatangkan pahala seperti menjenguk yang sakit dll.

Ketiga, beramal tanpa ilmu, ini yang masih berlaku pada umat islam, padahal amal yang memberi pengaruh kepada seorang hamba adalah amal yang didasari ilmu, bukan sekedar ikut ikutan, sehingga seluruh rangkaian ibadah di bulan ramadhan dikerjakan dengan baik, sebagai contoh :

~ Sunnah - sunnah selama di bulan ramadhan dikerjakan dengan baik, diantaranya berbuka dipercepat, sahur diakhirkan, berbuka dengan yang manis, membaca doa dll

~ memperbanyak sedekah kepada tetangga berupa takjil sehingga pahala puasa didapatkan berlipat ganda, sehingga dapat menutup kekurangan puasa yang cacat karena ucapan dan tindakan yang merusak pahala puasa.

~ mendatangi majlis ilmu selama bulan ramadhan untuk menambah ilmu dan wawasan, jika ada kesempatan maka baca buku berkaitan tentang ramadhan sampai khatam dan tuntas.

Maka insaflah diri kita, bahwa bukan ibadah ramadhan yang salah tetapi kita yang salah selama ini dalam memaknai ramadhan. Bukan Allah yang salah memberikan formula tetapi kita yang tak mampu menggunakan formula tersebut dengan baik.

Semakin baik cara pandang kita terhadap sesuatu maka akan semakin baik kita memperlakukannya, begitu pula terhadap ramadhan. Jika ramadhan merasa diperlakukan dengan baik, maka ia akan memberikan bekas kepada kita.

Dalu - dalu, Selasa 12 Maret 2024

#YukUmroh

#YukZiarahNabi

#MelayaniTamuAllahKemuliaanBagiKami 

Harga mulai Rp. 28 Jutaan gratis paspor dan  baju kaos, yang minat hubungi kami ya 

Untuk harga eksekutif Rp. 33 Jutaan dan VIP mulai Rp. 35 Jutaan 

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kenapa Ramadhan Tidak Berbekas?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait