Kebodohan Salafi Wahhabi tentang Waktu Sahur

Kebodohan Salafi Wahhabi tentang Waktu Sahur

🔰 KEBODOHAN SALAFI WAHHABI TENTANG WAKTU SAHUR

Oleh: M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Bantahan pada: Seluruh Salafi Wahhabi.

Versi: Tuntas.

Kami akan bahas tuntas soal ini dan akan kami bagi menjadi beberapa bagian bab. Sebab, para salafi wahhabi tetap melakukan sahur pada saat adzan subuh berlangsung dengan berlandaskan hadist berikut:

Rasulullah bersabda:

۱۹۸۸ - (۷) وعن أبي هريرة، قال : قال رسول الله ﷺ: «إذا سمع النداء أحدكم والإناء في يده، فلا يضعه حتى يقضي حاجته منه.

Artinya: Rasulullah bersabda: Jika salah satu kalian mendengar adzan sedangkan makanan masih ada ditangannya. Maka, jangan letakkan sampai ia telah menuntaskan hajatnya dari makanan itu (masih boleh dimakan)

[Mirqatul Mafaatih: 5/421]

Oke, kita lanjutkan bahasan materi kita.

A. Waktu Mulai Berpuasa.

Kita awali dengan pernyataan dasar tapi banyak orang salah kaprah. "Kapan waktu di mulai melakukan puasa dan seseorang sudah dilarang makan dan minum?".

Kami akan perjelas disini biar orang pada ngerti dan tidak dibodoh bodohi lagi. Jawaban untuk pertanyaan diatas adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Al Imam Abi Ja'far Attahawiy berikut.

Al Imam Abi Ja'far Attahawiy (W 321 H) mengatakan:

وقول أهل العلم جميعا : أن أول الصيام من طلوع الفجر وأن آخره عند غروب الشمس.

Artinya: Perkataan ahli Ilmu, semuanya, adalah: Sesungguhnya awal puasa adalah mulai dari terbitnya fajar dan akhirnya (waktu berbuka) adalah ketika terbenamnya matahari.

[Ahkamul Qur'anil Kariim: 1/353]

Jelas ya, bahwa awal waktu dimulai nya puasa itu mulai dari terbitnya fajar. Sekarang masuk ke pertanyaan selanjutnya biar makin jelas dan mantap. "Apa tanda tanda sudah masuk waktu terbitnya fajar?. Kadang sebagian orang menghiraukan adzan subuhnya dan berpatokan ke fajarnya. Oke, perhatikan jawaban ini untuk pertanyaan tersebut.

Ingat, fajar itu ada dua dan ada fungsi tersendiri dari keduanya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Rasulullah bersabda:

٣٥٦ - أخبرنا أبو طاهر ، نا أبو بكر ، نا محمد بن علي بن محرز - أصله بغدادي - بالفسطاط ، نا أبو أحمد الزبيري ، نا سفيان عن ابن جريج عن عطاء عن ابن عباس : أن رسول الله الله قال : الفجر فجران ، فجر يحرم فيه الطعام ويحل فيه الصلاة ، وفجر يحرم فيه الصلاة ويحل فيه الطعام. ..قوله : فجر يحرم فيه الطعام ، يريد : على الصائم ؛ ويحل فيه الصلاة ، يريد : صلاة الصبح . وفجر يحرم فيه الصلاة ، يريد صلاة الصبح...وقوله : ويحل فيه الطعام ، يريد : لمن يريد الصيام.

Artinya: Fajar itu ada dua: pertama, fajar yang haram makan tapi halal melakukan sholat dan kedua adalah fajar yang haram melakukan sholat tapi halal makan.

Al Imam Ibnu Khuzaimah (W 311 H) menjelaskan: Ucapannya nabi: Fajar yang diharamkan makan, ditujukan kepada orang yang berpuasa, dan boleh melakukan sholat ditujukan pada sholat subuh. Dan fajar yang diharamkan sholat maksudnya sholat subuh dan ucapannya nabi dan boleh makan ditujukan kepada puasa.

[Sahih Ibnu Khuzaimah: 1/184-185]

Jadi jelas ya bahwa tanda sudah terbitnya fajar adalah waktu sudah boleh melakukan sholat subuh dan disitulah waktu dimulai nya puasa dan sudah haram makan dan minum bagi yang melakukan puasa.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita tahu bahwa sudah masuk waktu bolehnya melakukan sholat subuh dan haram nya makan dan minum sebab sudah dimulai nya waktu puasa?. Jawabannya adalah dari adzan subuh. Sejak dimulainya adzan subuh itu.

B. Dua Mu'addzin Subuh.

Pertama, ketahui dulu bahwasanya Rasulullah itu punya dua Mu'addzin. Yaitu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. 

Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) menuliskan:

كان لرسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم مُؤذِّنان : بلالٌ وابنُ أمِّ مكتومٍ الأعمَى

Artinya: Rasulullah shalallahu alaihi wa memiliki dua Mu'addzin (tukang adzan), yaitu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum yang buta.

[Assunanul Kubra Lil Baihaqi: 1/429]

Bilal dan Ibnu Ummi Maktum memiliki dua waktu dan fungsi yang berbeda. Bilal adzannya sebelum fajar dan untuk membangunkan orang yang tidur - kalau Ibnu Ummi Maktum Adzan nya setelah terbitnya fajar dan menandakan telah masuknya waktu sholat subuh.

Dan hadist paling atas tadi menunjukkan adzan Bilal, sehingga masih boleh makan dan minum. Sekarang adzan subuh sekarang dikategorikan sebagai adzannya Ibnu ummi Maktum bukan adzannya Bilal. Dan hadist dibawah ini sekaligus menunjukkan serta memperlihatkan kebodohan ustadz salafi wahhabi soal ini.

Rasulullah bersabda:

(۹۳) عن ابن عمر رضي اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِنَّ بِلالا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أَمْ مَكْتُومٍ. 

( ٩٤) عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ إِنْ بِلا لَا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أَمْ مَكْنُومٍ.

Artinya: 93 - Sesungguhnya Bilal adzan di waktu malam (sebelum terbitnya fajar), jadi makanlah dan minum lah sampai Ummi Ibnu Maktum Adzan.

94 - Sesungguhnya Bilal adzan di waktu malam, jadi makanlah dan minum lah sampai Ibnu Ummi Maktum Adzan.

[Fathurrabbani Fii Tartiibi Musnad Ahmad bin Hanbal Assyaibani: 10/25]

Rasulullah bersabda:

٦٠٥١ - حدثنا هاشم حدثنا عبدالعزيز، يعني ابن عبدالله بن أبي سلمة، أخبرنا ابن شهاب عن سالم عن أبيه قال: قال رسول الله : «إن بلالا ينادي بليل، فكلوا واشربوا حتى تسمعوا تأذين ابن أم مكتوم ، قال : وكان ابن أم مكتوم رجلا أعمى لا يبصر، لا يؤذن حتى يقول الناس: أذن ، قد أصبحت.

Artinya: 6051 - Sesungguhnya Bilal adzan di waktu malam, jadi makanlah dan minum lah sampai kalian mendengar Ibnu Ummi Maktum Adzan. Beliau berkata: Ibnu Ummi Maktum adalah laki laki yang buta tidak bisa melihat, ia tidak akan adzan sampai manusia berkata (padanya): Adzan lah, sudah subuh.

[Musnad Imam Ahmad: 5/358-359]

Al Imam Badruddin Al Aini (W 855 H) mengatakan:

أن أذان بلال لإيقاظ النائم ولرجع القائم، وقال لهم : لا يغرنكم أذان بلال. وجعل أذان ابن أم مكتوم هو الأصل كما قررناه فيما مضى

Artinya: Sesungguhnya adzan Bilal adalah untuk membangunkan orang yang masih tidur dan agar bergegas melakukan sholat malam. Rasulullah berkata: Janganlah kalian semuanya tertipu dengan adzannya Bilal. Dan adzannya Ibnu ummi Maktum dijadikan sebagai yang asli (masuk waktu subuh). Sebagaimana yang telah kami nyatakan di keterangan yang telah lalu.

[Umdatul Qari: 5/198]

Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali (W 795 H) berkata:

فذكر لأذانه قبل الفجر فائدتين: إحداهما اعلام القائم المصلي بقرب الفجر. وهذا يدل على انه كان يؤذن قريبا من الفجر، ..والثانية: ان يستيقظ النائم، فيتهيأ للصلاة بالطهارة؛ ليدرك صلاة الفجر مع الجماعة في أول وقتها؛ وليدرك الوتر ان لم يكن أوتر، أو يدرك بعض التهجد قبل طلوع الفجر، وربما تسحر المريد للصيام حينئذ، كما قال: لا يمنعن احدا منكم أذان بلال عن سحوره.

Artinya: Mushannif menyebutkan adzannya (Bilal) sebelum fajar pada dua faidah: yang pertama, diantara nya adalah memberitahukan orang yang sholat akan dekatnya fajar. Dan ini merupakan dalil bahwasanya ia adzan merupakan bentuk dekat nya fajar. Kedua: untuk membangun kan orang yang tidur, menyiapkan diri untuk sholat dengan bersuci agar bisa melakukan sholat fajar secara berjamaah di awal waktu dan agar melakukan sholat witir jika belum berwitir, atau bisa menjumpai sebagian sholat tahajjud sebelum fajar dan kadang orang yang hendak berpuasa melakukan sahur waktu itu. Sebagaimana sabda nabi: Adzan Bilal tidak mencegah salah satu dari kalian untuk sahur.

[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari Libni Rajab Al Hanbali: 3/288-289]

Al Imam Ibnu Khuzaimah (W 311 H) menuliskan:

فكان النبي يعلم الناس في كل الوقتين أن الأذان الأول منهما هو أذان بليل لا بنهار. وأنه لا يمنع من أراد الصوم طعاماً ولا شراباً. وأن أذان الثاني إنما يمنع الطعام والشراب إذ هو بنهار لا بليل.

Artinya: Nabi memberitahukan pada manusia mengenai setiap dua waktu ini. Sesungguhnya adzan yang pertama dari keduanya (Bilal dan Ibnu Ummi Maktum) adalah adzan di waktu malam bukan disiang hari (setelah terbitnya fajar). Dan sesungguhnya adzannya Bilal tidak mencegah makan dan minum orang orang yang hendak berpuasa. Sedangkan adzan yang keduanya mencegah seseorang makan dan minum. Karena ia adzan di waktu siang (setelah terbitnya fajar) bukan malam.

[Sahih Ibnu Khuzaimah: 1/212-213]

Al Imam Ibnu Batthal (W 449 H) berkata:

قالوا : ولو كان أذان ابن أم مكتوم بعد الفجر لم يجز أن يؤمر بالأكل إلى وقت أذانه ؛ للإجماع أن الصيام واجب من أول الفجر.

Artinya: Ulama berkata: Dan jika Ibnu Ummi Maktum Adzan setelah fajar maka tidak boleh diperintahkan untuk makan pada waktu adzannya. Karena sudah Ijma' bahwasanya puasa wajib dari mulai terbitnya fajar.

[Syarah Sahih Al Bukhari Libni Battal: 2/248]

Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalaani (W 856 H) mengatakan:

فإن قوله و حتى ينادى ابن أم مكتوم ، يقتضى أنه ينادى حين يطلع الفجر

Artinya: sesungguhnya sabda nabi "Sampai Ibnu Ummi Maktum Adzan". Intinya, sesungguhnya ia adzan ketika telah fajar terbit.

[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 2/102]

Maka sudah telak dan jelas akan Kebodohan Wahhabi ini soal sahur. Dan yang katakan oleh Khalid Basalamah adalah dusta, bohong dan salah.

Kesimpulannya adalah awal waktu berpuasa adalah mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari - dan tanda sudah terbitnya fajar adalah dikumandangkan nya adzan subuh - dan adzan subuh kita hari ini dikategorikan sebagai adzannya Ibnu ummi Maktum yang menjadi tanda bahwa sudah terbit nya fajar dan dilakukannya sholat subuh.

Selesai.

Copyright ID Cyber aswaja.

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kebodohan Salafi Wahhabi tentang Waktu Sahur". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait