Merubah Niat Shalat

Merubah Niat Shalat

Merubah Niat Shalat

1- Merubah shalat mu’ayyan (yang ditentukan) ke shalat mu'ayyan juga, ini tidak boleh. Baik fardhu ke fardhu lain, atau fardhu ke sunah, maupun sunah ke sunah. 

Takbirnya shalat ashar, kemudian ganti Dzuhur. Takbirnya shalat Dzuhur, kemudian ganti sunah qobliyah. Takbirnya shalat Dhuha, kemudian ganti qodho' tahajud misal, ini ga sah.

2- Merubah shalat sunah muthlaq ke shalat mu'ayyan, ini juga tidak boleh. 

Takbirnya shalat sunah muthlaq, kemudian ganti niat menjadi Dzuhur, ini juga ga sah.

3- Merubah shalat mu'ayyan ke shalat sunah muthlaq, ini boleh. Ada Ashab yang menilai ini bukan perubahan niat, melainkan perubahan hukum sebagaimana belum masuk waktu shalat Dzuhur (Dzuhur hanya contoh) tapi malah melaksanakan shalat dzuhur, maka hukum shalatnya jadi shalat sunah muthlaq.

Merubah shalat mu'ayyan ke shalat sunah muthlaq seperti seorang shalat Dzuhur sendirian, kemudian ada iqomat jamaah, akhirnya ia mengubah Dzuhurnya menjadi shalat sunah muthlaq, 2 rakaat, kemudian salam.

Singkatnya : 

• mu'ayyan ke mu'ayyan, tidak boleh. 

• muthlaq ke mu'ayyan, tidak boleh. 

• mu'ayyan ke muthlaq, boleh.

Catatan : 

1. Mu'ayyan itu shalat yang niatnya ditentukan, baik shalat fardhu maupun sunah, misal shalat Dzuhur, shalat Jum'at, shalat tarawih, shalat Dhuha, shalat tahajud. 

2. Shalat sunah muthlaq itu shalat sunah yang niatnya dimutlakkan, tidak niat shalat sunah tertentu, waktu dan rakaatnya juga lebih longgar. 

Referensi : Fathul Mu'in, Majmu' Syarh Muhadzdzab, Al Hawi Al Kabir imam Mawardi yang juga dikutip Imam Nawawi dalam Majmu', dll.

NB : postingan ini berlanjut, insyaAllah. 

Sumber FB Ustadz : M Syihabuddin Dimyati

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Merubah Niat Shalat". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®

Kajian Terkait