Masjid Al-Haram dan Dinamikanya
Ustadz Ahmad Sarwat Lc MA
Masjid Al-Haram Mekkah padatnya bukan hanya di musim haji atau bulan Ramadhan saja, bahkan juga musim liburan akhir tahun ikutan padat merayap.
Padahal sebulanan yang lalu saya kesana masih lengang, entah mengapa malam ini terasa padat sekali.
Lantai dasar pelataran Ka'bah orang menyemut. Lantai dua tidak kalah padatnya. Bahkan lantai tiga tempat jalur skuter listrik pun panjang antriannya.
Empat ribuan tahun yang lalu, Nabi Ibrahim alaihissalam yang membangun kembali Ka'bah di atas pondasinya diperintah oleh Allah SWT untuk memanggil orang-orang mendatanginya
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27)
Alhamdulillah sampai hari ini aliran orang ke Baitullah tidak pernah berhenti, gelombangnya nyaris tidak bisa dibendung, bahkan di luar musim haji sekalipun.
Sampai dibuat kebijakan khusus untuk jamaah shalat biasa. Hanya mereka yang benar-benar sedang menjalankan ritual umrah dengan berpakaian ihram saja yang boleh masuk ke dalam pelataran Ka'bah.
Kalau sekedar shalat lima waktu, tempatnya cukup di pelataran masjid Al-Haram saja. Begitu juga kalau sekedar tawaf Sunnah, naiklah ke ke lantai dua. Kalau mau naik skuter sekalian naik ke lantai tiga.
Atau kalau mau bebas bisa juga sekalian naik ke atas rooftop. Bisa lihat Ka'bah dari ketinggian.
Adapun pelataran depan Ka'bah memang dikhususkan hanya untuk mereka yang benar-benar ibadah ritual umrah. Dan tandanya kalau laki-laki menggunakan pakaian ihram. Kalau jamaah wanita bebas saja.
Setiap ada kesempatan ke tanah suci, memang selalu ada saja perubahan, baik bentuk bangunan, peraturan ataupun kebijakan.
Sepuluh dua puluh tahun yang lalu misalnya, tidak boleh kita berfoto dalam masjid Al-Haram. Kalaupun berani ya harus agak nekat, berfoto diam-diam tanpa menyalakan Blitz. Tapi kalau sampai ketahuan askar, bisa dibanting kameranya.
Tapi hari ini selfi sudah bebas dalam masjid. Asalkan pakai HP dan bukan pakai DSLR ataupun mirrorless. Tongsis pun aman-aman saja.
Jadi sambil kecapean tawaf dan sa'i, boleh lah sedikit berpose.
Cekrek . . .
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat